Waspada, Salah Pilih Strategi Konten Medsos di Bisnismu, Ini yang Harus Diperhatikan

  • Bagikan
Membangun brand di sosial media Freepik
Membangun brand di sosial media Freepik

KAMAKAMU – Di era digital saat ini, setiap brand pasti ingin memiliki kehadiran yang kuat di media sosial.

Punya banyak followers, konten yang viral, masuk FYP di TikTok, trending di Twitter—semuanya tampak seperti impian bagi para pemilik brand.

Banyak yang akhirnya mencoba meniru strategi content creator sukses atau bahkan langsung meng-hire mereka agar bisa mendapatkan hasil yang sama.

Tapi, apakah benar semudah itu? Mari kita bahas lebih dalam.

Mau Rebranding? Perhatikan Hal Ini agar Tidak Salah Langkah

1. Social Media Presence Tidak Bisa Diabaikan

Dilansir dari YouTube Marketeers TV Dengan jutaan pengguna aktif setiap hari, media sosial menjadi platform yang sangat potensial untuk membangun brand awareness.

Namun, meskipun kehadiran di media sosial penting, banyak brand yang kesulitan menghubungkan social media engagement dengan peningkatan penjualan.

Jika melalui iklan (ads) hasilnya bisa lebih terukur, maka lewat aktivitas organik masih menjadi tantangan tersendiri.

Meski begitu, mayoritas brand tetap merasa tidak bisa mengabaikan social media presence dan tetap mengalokasikan waktu, tenaga, dan dana yang besar untuk membangun eksistensinya di platform digital.

2. Meniru Content Creator Tidak Selalu Berhasil

Banyak brand berpikir bahwa meniru content creator yang sudah sukses adalah strategi yang tepat.

Namun, kenyataannya, hal ini tidak selalu membuahkan hasil. Mengapa? Karena content creator dan brand memiliki pendekatan yang berbeda.

Seorang content creator bisa lebih bebas dalam membuat konten yang relevan dengan audiensnya, tanpa perlu mempertimbangkan banyak batasan.

Sementara brand harus menjaga citra, konsistensi, dan pesan yang ingin disampaikan.

Inilah yang membuat strategi content creator sulit untuk diterapkan begitu saja dalam manajemen sosial media sebuah brand.

3. Relevansi Adalah Kunci, Tapi Tidak Menjamin Viral

Salah satu faktor utama dalam kesuksesan sebuah konten adalah relevansi dengan audiens.

Misalnya, seorang content creator bisa viral hanya dengan mengunggah video sederhana, seperti merekam dirinya makan bekal dari rumah.

Kontennya relatable bagi banyak orang, sehingga mudah diterima dan disebarkan.

Namun, apakah brand bisa melakukan hal yang sama? Tentu tidak semudah itu.

Brand harus memikirkan apakah konten tersebut sesuai dengan identitasnya dan bagaimana audiens akan menanggapi pesan yang disampaikan.

Karena itu, relevansi memang penting, tetapi tidak menjamin sebuah konten akan otomatis viral.

4. Brand Tidak Bisa Netral, Berbeda dengan Content Creator

Content creator sering kali dianggap netral oleh audiens. Mereka hanya berbagi pengalaman tanpa ada niat tersembunyi untuk menjual sesuatu.

Namun, brand selalu memiliki tujuan yang jelas ingin membuat audiens membeli produknya.

Hal ini membuat audiens memiliki mekanisme pertahanan alami saat melihat konten dari brand.

Mereka akan lebih kritis dan waspada terhadap informasi yang diberikan. Inilah mengapa strategi komunikasi brand harus lebih matang dibandingkan dengan content creator.

5. Konsistensi adalah Kunci dalam Branding

Salah satu elemen terpenting dalam membangun brand adalah konsistensi.

Content creator mungkin bisa mengandalkan strategi quantity over quality dengan mengunggah banyak konten dan melihat mana yang berhasil.

Namun, bagi brand, strategi ini bisa berisiko. Jika sebuah brand terlalu sering bereksperimen tanpa arah yang jelas, citra yang sudah dibangun bisa rusak.

Oleh karena itu, penting untuk memiliki strategi yang terencana dengan baik agar brand image tetap kuat dan dikenali oleh audiens.

6. Intensitas Konten Perlu Dikelola dengan Baik

Mengunggah banyak konten memang bisa meningkatkan visibilitas, tetapi jika dilakukan secara berlebihan, audiens bisa merasa terganggu.

Content creator memiliki fleksibilitas untuk sering memposting tanpa dianggap spam.

Sementara itu, brand yang terlalu sering muncul di feed audiens dengan konten promosi bisa dianggap terlalu agresif dan akhirnya di-unfollow.

Oleh karena itu, brand perlu menemukan keseimbangan antara relevansi, netralitas, dan konsistensi agar tidak kehilangan audiensnya.

7. Strategi yang Bisa Dilakukan oleh Brand

Lalu, bagaimana cara brand bisa sukses di media sosial tanpa harus meniru content creator secara mentah-mentah? Beberapa strategi yang bisa dilakukan antara lain:

Fokus pada relevansi

Jangan hanya membicarakan brand, tetapi buatlah cerita yang menunjukkan bagaimana produk atau jasa kamu bisa membantu audiens.

Jaga netralitas dalam storytelling

Bangun komunikasi yang tidak terasa memaksa, tetapi tetap menunjukkan manfaat produk dengan cara yang menarik.

Tetap konsisten

Pastikan pesan brand selalu jelas dan sesuai dengan identitas yang ingin dibangun.

Atur intensitas konten

Jangan terlalu sering memposting hingga dianggap spam, tetapi tetap aktif agar audiens tidak melupakan brand kamu.

Kesimpulan

Belajar dari content creator memang bisa memberikan banyak wawasan, tetapi strategi mereka tidak bisa langsung diterapkan ke dalam branding sebuah bisnis.

Brand memiliki aturan main yang berbeda, mulai dari membangun relevansi, menjaga netralitas, hingga mempertahankan konsistensi.

Jadi, daripada meniru secara mentah-mentah, lebih baik memahami prinsip dasar yang digunakan oleh content creator dan menyesuaikannya dengan kebutuhan brand kamu sendiri. Dengan pendekatan yang tepat, media sosial bisa menjadi aset berharga untuk pertumbuhan bisnis kamu.*

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

7 + = 10
Powered by MathCaptcha