KAMAKAMU – Di era digital yang serba cepat, perhatian manusia menjadi semakin terbatas.
Rata-rata, seseorang hanya memiliki waktu sekitar 8 detik untuk memproses informasi sebelum beralih ke hal lain.
Oleh karena itu, sebagai seorang marketer, kamu harus memahami bagaimana cara menarik perhatian audiens dengan cepat.
Cara Memulai Bisnis Hampers Ramadhan 2025
Salah satu caranya adalah dengan memanfaatkan psikologi dalam strategi pemasaran.
Berikut adalah lima teknik psikologi yang bisa kamu gunakan untuk meningkatkan efektivitas marketing bisnismu.
1. Social Proof (Mengikuti Mayoritas)
Dilansir dari YouTube Marketeers TV manusia cenderung mengikuti apa yang dilakukan banyak orang.
Ketika melihat antrean panjang di sebuah restoran, kemungkinan besar orang akan menganggap tempat tersebut memiliki makanan enak.
Inilah konsep social proof dalam marketing. Beberapa cara untuk menerapkannya adalah dengan menampilkan jumlah pelanggan yang sudah menggunakan produkmu, menonjolkan ulasan positif dari pelanggan, atau menampilkan angka pengguna aplikasi, seperti yang dilakukan oleh Gojek.
Dengan begitu, calon pelanggan akan lebih percaya dan tertarik untuk mencoba produkmu.
2. Fear of Missing Out (FOMO) dan Loss Aversion
Orang lebih takut kehilangan sesuatu dibandingkan mendapatkan sesuatu yang baru. Prinsip ini dikenal sebagai loss aversion.
Salah satu strategi yang sering digunakan adalah flash sale, di mana pelanggan takut kehilangan kesempatan mendapatkan harga murah dalam waktu terbatas.
Selain itu, contoh lainnya adalah kampanye asuransi yang menyoroti risiko jika seseorang tidak memiliki perlindungan finansial.
Dengan menciptakan rasa urgensi dan ketakutan kehilangan kesempatan, pelanggan lebih terdorong untuk segera mengambil keputusan.
3. Anchoring (Memanfaatkan Titik Referensi)
Pernah melihat harga barang yang awalnya Rp500.000 dicoret lalu diganti menjadi Rp100.000? Ini adalah contoh teknik anchoring.
Manusia cenderung menilai sesuatu berdasarkan titik referensi yang diberikan.
Dalam dunia marketing, strategi ini dapat digunakan dengan menampilkan harga awal sebelum diskon atau memberikan beberapa pilihan harga, seperti yang dilakukan oleh Starbucks dengan berbagai ukuran minuman.
Dengan cara ini, pelanggan merasa bahwa mereka mendapatkan nilai lebih dari pembelian mereka.
4. Framing (Cara Menyajikan Informasi)
Bagaimana cara kamu menyajikan informasi sangat mempengaruhi keputusan pelanggan.
Misalnya, sebuah yogurt dengan label “99% fat-free” akan lebih menarik dibandingkan “mengandung 1% lemak”, meskipun sebenarnya artinya sama.
Teknik framing juga sering digunakan dalam packaging produk.
Minuman yang disajikan dalam kemasan eksklusif dengan tambahan topping akan lebih terlihat premium dibandingkan minuman yang sama dalam kemasan plastik biasa.
Dengan framing yang tepat, kamu bisa meningkatkan persepsi nilai produk di mata pelanggan.
5. Komitmen dan Konsistensi
Ketika seseorang sudah berkomitmen terhadap sesuatu, mereka cenderung tetap melanjutkannya.
Misalnya, pelanggan yang sudah memiliki loyalty card dari sebuah kafe akan lebih sering kembali ke tempat tersebut untuk mengumpulkan poin.
Contoh lainnya adalah membership gym, di mana seseorang merasa rugi jika tidak memanfaatkan keanggotaannya.
Subscription model seperti Netflix juga memanfaatkan prinsip ini—ketika pelanggan sudah membayar, mereka cenderung lebih sering menggunakan layanan tersebut agar tidak merasa rugi.
Kesimpulan
Memahami psikologi pelanggan bisa menjadi kunci sukses dalam strategi marketing. Dengan menerapkan teknik social proof, loss aversion, anchoring, framing, dan komitmen, kamu bisa meningkatkan efektivitas kampanye pemasaranmu. Ingat, marketing bukan hanya soal menjual produk, tapi juga tentang bagaimana mempengaruhi keputusan pelanggan dengan cara yang halus namun efektif. Selamat mencoba dan semoga bisnismu semakin berkembang.*