KAMAKAMU – Dunia pemasaran saat ini diramaikan dengan perbincangan mengenai membangun brand.
Bahkan, menurut Google Trends, kata kunci “brand” lebih populer dibandingkan “e-marketing”.
Namun, ironisnya, banyak yang terjebak dalam kesalahan-kesalahan mendasar dalam membangun brand.
Mau Merubah Logo Perusahaan? Pahami Dulu Hal Ini
Lantas, apa saja kesalahan tersebut dan bagaimana cara membangun brand yang efektif?
Hanya Fokus pada “Warna” dan Aktivitas Tanpa Arah
Dilansir dari YouTube Marketeers TV banyak yang menganggap membangun brand hanya sebatas menciptakan awareness.
Akibatnya, mereka melakukan berbagai aktivitas tanpa strategi yang jelas, seperti membuat iklan, mengadakan pameran, atau aktif di media sosial.
Padahal, keberhasilan brand tidak hanya diukur dari seberapa banyak orang yang mengenalnya.
Brand Health Track
Untuk mengukur kesehatan brand, kita perlu memperhatikan berbagai aspek, tidak hanya awareness.
Aspek-aspek tersebut meliputi consideration, experience, brand use, dan recommendation.
Brand Equity
Selain itu, brand equity juga penting. Ini mencakup brand premium (kesediaan konsumen untuk tetap menggunakan brand meskipun harga naik) dan switching barrier (faktor yang membuat konsumen enggan beralih ke brand lain).
Rasa, Konsistensi, dan Keunikan
Pada dasarnya, membangun brand yang kuat melibatkan dua komponen utama yakni apa yang ingin dibangun dan bagaimana cara memperkenalkannya.
Brand yang sukses bukan hanya tentang fitur produk, tetapi juga tentang bagaimana brand tersebut membuat konsumen merasa.
Brand harus mampu membantu konsumen menjadi versi terbaik dari diri mereka sendiri.
Brand harus konsisten dengan identitas dan nilai-nilainya. Jangan mencoba memuaskan semua orang.
Fokus pada target audiens yang jelas dan konsisten dengan apa yang ingin Anda tawarkan.
Brand yang unik dan menarik akan lebih mudah diingat. Keunikan ini bisa berasal dari berbagai hal, seperti bahasa yang digunakan, cerita yang disampaikan, atau pengalaman yang ditawarkan.
Woot, Brand dengan Karakter Otentik
Salah satu contoh menarik adalah Woot, sebuah situs daily deals yang diakuisisi oleh Amazon.
Woot memiliki karakter yang unik dan otentik, tercermin dari bahasa yang mereka gunakan.
Mereka tidak ragu menggunakan bahasa informal dan humor, bahkan menulis disclaimer yang jenaka. Hal ini menunjukkan bahwa brand tidak harus selalu sempurna dan formal.
Amplifikasi
Setelah membangun fondasi brand yang kuat, langkah selanjutnya adalah amplifikasi.
Ini adalah tentang bagaimana memperkenalkan brand kepada dunia, meningkatkan awareness, dan membangun hubungan dengan konsumen.
Namun, ingatlah bahwa amplifikasi harus dilakukan setelah brand memiliki identitas yang jelas.
Kesimpulan
Membangun brand yang sukses membutuhkan lebih dari sekadar warna dan iklan.
Dibutuhkan pemahaman yang mendalam tentang konsumen, konsistensi dalam menyampaikan nilai-nilai brand, dan keberanian untuk tampil unik.*