Tips Agar Koper Kabin Tidak Masuk Bagasi di Bandara

  • Bagikan
Ilustrasi cara agar koper tidak masuk bagasi bandara Freepik wavebreakmedia_micro
Ilustrasi cara agar koper tidak masuk bagasi bandara Freepik wavebreakmedia_micro

KAMAKAMU – Berencana membawa koper kecil agar praktis dan hemat biaya bagasi saat penerbangan? Namun, sesampainya di bandara, koper kabinmu justru diminta masuk bagasi? Tenang, kamu tidak sendirian.

Ada beberapa aturan penting yang perlu kamu ketahui agar pengalaman penerbanganmu lancar tanpa biaya bagasi tak terduga. Yuk, simak ulasan lengkapnya!

Banyak dari kita memilih membawa koper kabin dengan harapan bisa menghemat biaya bagasi dan menjaga barang bawaan tetap aman di sisi kita.

7 Rekomendasi Hotel Terbaik di Kuala Lumpur untuk Liburan

Akan tetapi, terkadang rencana tidak berjalan sesuai harapan. Koper yang kita kira sudah memenuhi standar kabin, justru diminta untuk dimasukkan ke bagasi saat di bandara.

Lantas, apa saja sih aturan yang perlu diperhatikan agar koper kabinmu tetap bisa masuk ke dalam pesawat?

1. Perhatikan Ukuran Koper Kabinmu

Dilansir dari YouTube Aries On The Run hal pertama yang perlu kamu perhatikan adalah ukuran koper. Secara umum, koper berukuran 20 inci sering kali lolos sebagai bagasi kabin di berbagai maskapai.

Namun demikian, beberapa maskapai, terutama maskapai Low Cost Carrier (LCC), memiliki aturan ukuran yang sangat ketat.

Oleh karena itu, sebelum menuju check-in lounge, biasanya terdapat petugas yang akan mengarahkan penumpang untuk memasukkan koper dan tas bawaan ke dalam kotak pengukur.

Jika ukurannya sesuai, koper akan diizinkan masuk kabin. Sebaliknya, jika koper atau tas bawaanmu terlalu besar dan tidak muat dalam kotak tersebut, mau tidak mau koper harus masuk bagasi dan kamu akan dikenakan biaya tambahan.

Maskapai LCC seperti Jetstar dan Sco, serta Ryanair di Eropa, dikenal sangat ketat dalam hal ukuran koper kabin.

Berikut adalah perkiraan ukuran koper dan personal item yang diperbolehkan masuk kabin di beberapa maskapai LCC:

  • Jetstar: Panjang x Lebar x Tinggi = 36 cm x 23 cm x 56 cm
  • Sco: Panjang x Lebar x Tinggi = 38 cm x 23 cm x 54 cm
  • Sco (Backpack/Hand Luggage): Ukuran maksimal 30 cm x 10 cm x 40 cm
  • Ryanair: Ukuran kabin maksimal 25 cm x 20 cm x 40 cm. Ukuran sekecil ini membuat koper kabin standar seringkali tidak memenuhi persyaratan. Jika koper standar ingin dibawa ke kabin, ada biaya tambahan sekitar 6 hingga 36 Euro.

Jadi, jangan hanya tergiur dengan harga tiket murah, perhatikan juga potensi biaya tambahan untuk bagasi. 

Untuk backpack, tas berukuran 30 liter umumnya masih bisa masuk ke dalam kotak pengukur, asalkan isinya tidak terlalu penuh agar masih bisa ditekan jika sedikit kebesaran.

2. Jangan Lupakan Berat Koper Kabin

Selain ukuran, berat koper kabin juga menjadi perhatian penting. Jika pada bagasi terdaftar kelebihan berat biasanya dikenakan biaya, lain halnya dengan koper kabin.

Jika berat koper kabinmu melebihi batas yang ditentukan, kemungkinan besar kopermu akan diminta masuk ke bagasi.

Meskipun demikian, beberapa tiket pesawat mungkin menyertakan jatah bagasi gratis.

Namun, jika tujuanmu adalah agar koper tetap berada di kabin, usahakan beratnya tidak melebihi batas yang ditentukan maskapai.

Umumnya, batas berat koper kabin adalah sekitar 7 kg. Pengalaman pribadi menunjukkan bahwa seringkali ada perbedaan antara timbangan di rumah dan di counter check-in.

Untuk personal item seperti backpack atau tas selain koper, umumnya maskapai non-LCC tidak memberlakukan batasan berat yang sama dengan koper kabin (sekitar 7 kg). 

Akan tetapi, maskapai LCC seperti Jetstar dan Sco memiliki aturan tersendiri. 

Jetstar, misalnya, memberlakukan batas 7 kg untuk total berat koper dan tas bawaan. Jika ingin menambah batas berat hingga 14 kg, kamu perlu membayar biaya tambahan yang bervariasi tergantung rute penerbangan. 

Sementara itu, Sco masih lebih fleksibel dengan batas total berat koper dan tas kabin maksimal 10 kg. 

Maskapai besar seperti Singapore Airlines, Qatar Airways, atau Garuda Indonesia biasanya tidak menimbang tas atau backpack kabin.

Lalu, bagaimana jika terpaksa naik LCC dan berat tas kabinmu sedikit berlebih? Ada trik yang bisa kamu coba. 

Gunakan jaket atau celana dengan banyak saku. Barang-barang kecil namun berat seperti charger, iPad Mini, atau action cam beserta aksesorinya bisa kamu masukkan ke dalam saku. 

Baju tebal juga bisa kamu pakai berlapis untuk mengurangi berat di dalam tas. Namun, perlu diingat bahwa saat pemeriksaan keamanan (security check), semua barang di saku dan pakaian tebalmu tetap harus dikeluarkan. 

Alternatif lain, seperti yang dilakukan teman saya dari Romania, adalah menggunakan rompi dengan banyak saku untuk membawa oleh-oleh. 

Rompi ini memudahkan saat pemeriksaan keamanan karena tinggal dilepas dan ditaruh di keranjang.

3. Cek Kembali Isi Barang Bawaanmu

Hal ketiga yang tak kalah penting adalah memeriksa kembali barang bawaanmu.

Jangan sampai ada barang yang menurutmu aman dibawa ke kabin, namun justru disita atau diminta masuk bagasi saat pemeriksaan keamanan.

Barang-barang yang paling umum dilarang masuk kabin adalah benda tajam atau runcing, seperti pisau lipat, gunting kecil, atau bahkan ujung charger (dalam beberapa kasus petugas yang sangat ketat).

Selain itu, benda-benda tumpul seperti alat olahraga (raket, tongkat), bahkan tripod, juga bisa dilarang masuk kabin.

Pengalaman pribadi menunjukkan bahwa tongsis kecil pernah disita, namun tumbler stainless steel justru diperbolehkan. Peraturan ini memang terkadang terasa membingungkan.

4. Pahami Aturan Batasan Cairan di Kabin

Aturan mengenai batasan cairan yang boleh dibawa ke kabin juga sering menjadi pertanyaan.

Pada dasarnya, ukuran botol atau kemasan cairan yang diperbolehkan masuk kabin adalah maksimal 100 ml per botol.

Kamu boleh membawa lebih dari satu botol, asalkan semuanya disimpan dalam satu kantong wadah transparan.

Lebih lanjut, jika kamu terbang ke negara-negara tetangga, biasanya ukuran wadah transparan tidak terlalu dibatasi, bahkan ditaruh di pouch biasa pun tidak masalah.

Akan tetapi, jika kamu terbang ke negara-negara Eropa, terutama Jerman, bandara di sana biasanya menyediakan kantong transparan berukuran kecil.

Jika cairan bawaanmu tidak muat dalam satu kantong tersebut, sisanya akan disita.

Perlu kamu ketahui bahwa salep, krim, gel, bahkan makanan seperti agar-agar, puding, atau makanan berkuah atau berminyak seperti rendang dan dendeng juga dianggap sebagai barang cair.

Ada pengalaman seorang ibu di Bandara Don Mueang, Thailand, yang marah karena oleh-oleh dendeng dagingnya disita karena dianggap berminyak dan harus dimasukkan ke bagasi. Karena ibu tersebut tidak memiliki bagasi, dendengnya pun disita oleh petugas keamanan.

5. Abaikan Video Nyinyir Saat Antri di Boarding Gate

Terakhir, abaikan video dari influencer atau orang yang bersikap sinis ketika melihat antrean di depan boarding gate.

Ketika gate sudah dibuka, tidak ada salahnya untuk ikut mengantri. Mereka yang membuat video sinis seringkali berkata, “Kenapa sih capek-capek berdiri antri begitu? Kursinya juga sudah ada masing-masing, pesawat juga tidak akan meninggalkan. Norak banget!”

Padahal, alasan utama mengapa banyak penumpang memilih untuk antri adalah agar tetap kebagian tempat untuk menyimpan koper di overhead bin di atas kursi. 

Jika kita masuk pesawat belakangan, seringkali kompartemen di atas sudah penuh. 

Akibatnya, koper kita bisa diletakkan jauh dari tempat duduk kita, bahkan tidak jarang terpaksa masuk ke bagasi karena tidak ada lagi ruang di kabin. 

Bagi yang tidak terburu-buru transit mungkin tidak masalah, namun bagi yang memiliki penerbangan lanjutan, hal ini bisa sangat merepotkan. 

Apalagi jika koper sampai harus masuk bagasi hanya karena kita tidak ingin dianggap “norak” oleh segelintir orang.

Oleh karena itu, jika kamu tidak ingin antri, silakan saja duduk dan bersantai. Itu adalah pilihanmu. 

Akan tetapi, merekam orang lain yang sedang antri dengan caption yang merendahkan dan menganggap “norak” hanya karena mereka ingin memastikan koper kabinnya aman di dekat mereka, menurut saya, menunjukkan kurangnya empati. 

Jadi, jangan dengarkan influencer atau orang semacam ini. Jika situasinya menunjukkan penerbanganmu penuh, lebih baik ikut mengantri agar koper kabinmu tidak terpaksa masuk bagasi dan kamu sendiri yang rugi.

Kesimpulan

Dengan memahami aturan ukuran dan berat koper kabin, memeriksa kembali barang bawaan, mematuhi batasan cairan, dan tidak terpengaruh oleh pandangan negatif orang lain saat mengantri, kamu dapat meningkatkan peluang koper kabinmu tetap aman bersamamu di dalam pesawat. 

Rencanakan perjalananmu dengan matang dan pesan tiket pesawatmu sekarang juga di minatravel.id untuk pengalaman perjalanan yang lebih nyaman dan tanpa khawatir biaya bagasi tak terduga.*

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

50 ÷ = 5
Powered by MathCaptcha