KAMAKAMU – Kenaikan harga BBM di Indonesia baru-baru ini memicu berbagai reaksi. Di balik perubahan harga tersebut, ada strategi penetapan harga yang menarik untuk dipelajari, lho!
Fluktuasi Harga BBM dan Strategi Awal Pemerintah
Beberapa bulan terakhir, harga minyak dunia memang melonjak tinggi akibat berbagai faktor.
Cara Meningkatkan Customer Experience di Era Digital
Dilansir dari YouTube Marketeers TV pemerintah Indonesia sempat menahan harga BBM subsidi, sementara harga BBM non-subsidi seperti Pertamax Turbo dan Pertamina Dex terus mengalami kenaikan secara bertahap.
Awalnya, pemerintah berharap kenaikan harga BBM non-subsidi ini dapat membantu subsidi silang untuk BBM subsidi.
Menutup Gap Harga
Namun, strategi awal ini ternyata kurang efektif. Gap harga yang terlalu jauh antara BBM subsidi dan non-subsidi membuat banyak konsumen beralih ke BBM subsidi.
Akibatnya, volume penjualan BBM non-subsidi menurun dan subsidi justru membengkak.
Pemerintah kemudian mengubah strategi dengan menaikkan harga BBM subsidi dan menurunkan harga BBM non-subsidi, sehingga gap harga menjadi lebih kecil.
Strategi “Decoy” dalam Penetapan Harga BBM
Penurunan harga BBM non-subsidi ini ternyata merupakan strategi “decoy”.
Dengan gap harga yang lebih kecil, konsumen yang mampu akan cenderung memilih BBM non-subsidi. Misalnya, selisih harga Pertamax dan Pertamax Turbo yang hanya 10% membuat konsumen berpikir untuk memilih Pertamax Turbo yang kualitasnya lebih baik.
Strategi ini bertujuan untuk mengurangi beban subsidi pemerintah.
Belajar dari Kasus Majalah Ekonomis dan AC Plasma Cluster
Strategi “decoy” ini sebenarnya bukan hal baru. Majalah Ekonomis pernah menggunakan strategi ini dengan menawarkan tiga paket berlangganan, di mana dua paket memiliki harga yang sama.
Tujuannya adalah untuk mengarahkan pelanggan memilih paket yang lebih menguntungkan bagi perusahaan. Begitu pula dengan kasus AC Plasma Cluster, di mana produk flagship dengan harga tinggi digunakan untuk menarik konsumen ke produk kelas dua.
Kesimpulan
Dari kasus harga BBM ini, kita bisa belajar bahwa penetapan harga tidak bisa lepas dari konteks. Harga yang terlihat mahal belum tentu buruk, karena bisa menjadi “decoy” untuk mengarahkan konsumen. Sebagai konsumen, penting bagi kita untuk memahami strategi penetapan harga agar bisa membuat keputusan yang lebih bijak.*