Rahasia Jualan Mahal Tapi Tetap Laris Manis di Shopee

  • Bagikan
Ilustrasi seseorang yang menunjukan rahasia jualan mahal di Shopee Freepik azerbaijan_stockers
Ilustrasi seseorang yang menunjukan rahasia jualan mahal di Shopee Freepik azerbaijan_stockers

KAMAKAMU – Pernah nggak sih kamu mikir, kok ada ya produk yang harganya jauh lebih mahal dari yang lain tapi tetep aja banyak yang beli?

Nah, di artikel kali ini kita bakal mengupas tuntas rahasia di balik fenomena jualan mahal tapi tetap laku ini. Yuk, langsung aja kita mulai!

1. Jangan Terjebak Perang Harga Murah

Sebelum kita masuk ke inti pembahasannya, ada satu hal penting yang perlu kamu pahami, hindari perang harga!

Mau Liburan ke Singapura Tahun 2025? Ini Syarat Terbaru Biar Tidak Kena Deportasi!

Mengandalkan harga murah buat ngalahin kompetitor itu ibarat pedang bermata dua, apalagi kalau modalmu pas-pasan.

Bayangin deh, kalau kamu melawan perusahaan besar yang bisa produksi massal dengan biaya lebih rendah, kamu pasti akan kesulitan.

Mereka bisa dengan mudah kasih harga yang lebih murah lagi.

Jadi, saran gue, mending ikutin harga pasaran, atau bahkan kalau bisa, sedikit lebih tinggi.

Tenang aja, nggak perlu takut nggak laku!

2. Harga Itu Relatif

Dilansir dari YouTube Handoko Tantra kunci utama buat jualan mahal tapi tetap laku terletak pada persepsi calon pembeli terhadap produkmu.

Mahal atau murahnya suatu produk itu sebenarnya relatif, tergantung bagaimana pembeli melihat nilai dari produk tersebut.

Dalam bahasa teknis psikologi, ini berkaitan dengan bagaimana konsumen memproses informasi harga dan membandingkannya dengan manfaat atau nilai yang mereka harapkan dari produk tersebut.

3. Contoh Nyata

Coba deh kamu ingat-ingat, waktu kamu makan mie gacoan, harga sebotol air mineral mungkin cuma 4 ribu rupiah.

Tapi, kalau kamu makan di restoran mewah, nggak jauh dari tempat mie gacoan itu, harga air mineral yang mereknya nggak jauh beda bisa jadi 22 ribu rupiah atau bahkan lebih. Kaget? Kayaknya nggak ya. Kenapa gitu?

Karena secara nggak sadar, kamu punya persepsi yang berbeda tentang nilai air mineral di kedua tempat itu.

Di restoran mewah, kamu nggak cuma bayar airnya, tapi juga suasana, pelayanan, dan kenyamanan yang ditawarkan.

4. Fenomena Duo Avanza-Xenia

Contoh lain yang menarik adalah fenomena mobil “sejuta umat”, Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia.

Kedua mobil ini sebenarnya “kembar”, diproduksi di pabrik yang sama dengan kualitas dan fungsi yang hampir identik.

Jaringan after-sales mereka pun sama-sama kuat.

Secara teknis, spesifikasi mesin dan platform keduanya sangat mirip.

Tapi, yang menarik, Toyota Avanza selalu dijual dengan harga yang lebih mahal daripada Daihatsu Xenia, dan faktanya, angka penjualannya justru lebih tinggi!

Menurut kamu, kenapa orang lebih memilih Avanza yang lebih mahal padahal fungsinya nggak jauh beda sama Xenia yang lebih murah?

5. Buku Langka

Bayangkan kamu seorang kolektor buku sejarah. Ada satu buku langka yang pengen banget kamu punya, harganya sekitar 150 ribu rupiah.

Nggak lama kemudian, kamu ketemu teman sesama kolektor yang baru aja beli buku yang sama, tapi harganya lebih dari 1,5 juta! Kaget? Pasti.

Tapi, temanmu jelasin kalau buku yang dia beli itu adalah cetakan pertama tahun 1951 yang kondisinya masih sangat bagus dan kini sudah langka banget.

Nah, di sini kamu pasti langsung mikir, “Oh, pantes harganya mahal banget!”

Secara sederhana, nilai historis dan kelangkaan buku itu membangun persepsi harga yang berbeda.

6. Bangun Cerita yang Kuat!

Dari contoh-contoh tadi, kelihatan banget kan kalau persepsi itu dibangun oleh cerita atau narasi yang kita sampaikan tentang brand atau produk kita.

Persepsi itu main di sisi emosional pembeli. Sisi emosional inilah yang bikin harga jadi relatif.

Restoran mewah dengan segala fasilitasnya “membenarkan” harga air mineral yang lebih mahal.

Buku langka dengan sejarah dan kelangkaannya juga “membenarkan” harganya yang fantastis.

Jadi, kuncinya adalah bangun cerita atau narasi yang tepat untuk brand atau produkmu.

Dengan begitu, pembeli akan melihat harga mahalmu sebagai sesuatu yang wajar, bahkan bisa jadi murah.*

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

16 − 10 =
Powered by MathCaptcha