Punya Free Cash Flow 60 Persen dari Gaji tapi Sulit Menabung, Kamu Lupa Hal Ini!

  • Bagikan
Ilustrasi seseorang yang punya free cash flow yang tinggi dari gajinya tapi tetap tidak bisa nabung dan selalu boncos tiap bulan ini penyebabnya Freepik
Ilustrasi seseorang yang punya free cash flow yang tinggi dari gajinya tapi tetap tidak bisa nabung dan selalu boncos tiap bulan ini penyebabnya Freepik

KAMAKAMU – Pernah tidak sih kamu merasa punya free cash flow bulanan yang lumayan besar, bahkan lebih dari 60% gajimu, tapi kok ya susah banget buat nabung, nambah aset, apalagi mulai investasi?

Curhatan serupa ternyata banyak dialami oleh teman-teman seusiamu.

Nah, biar kita bisa sama-sama menemukan solusinya, kali ini kita bakal membahas tuntas bareng ahlinya dari deriza Finance, Batia Wibowo.

Kepikiran Nikah, Rumah, Mobil di Usia 25? Ini Dia Prioritas Keuangan yang Perlu Kamu Pikirkan!

Menganalisis Akar Permasalahan

Dilansir dari YouTube Zapfinance TV Mbak Batia menjelaskan bahwa kalau kamu punya free cash flow lebih dari 60% tapi masih kesulitan menabung dan investasi, kemungkinan besar ada yang salah dengan anggaran keuanganmu.

Bisa jadi, anggaran yang kamu buat itu kurang realistis dengan pengeluaran sebenarnya.

Oleh karena itu, langkah pertama yang perlu kamu lakukan adalah mulai mencatat seluruh pengeluaran bulananmu secara detail selama dua sampai tiga bulan ke depan.

Dengan begitu, kamu bisa melihat dengan jelas ke mana aja uangmu pergi dan pos mana yang bisa kamu kendalikan.

Metode Alokasi Sederhana

Setelah kamu punya gambaran jelas tentang pengeluaranmu, Mbak Batia menyarankan untuk menggunakan metode alokasi sederhana, yaitu membagi penghasilanmu menjadi tiga pos utama 50% untuk kebutuhan pokok (living), 30% untuk keinginan atau gaya hidup (wants/surfing), dan 20% untuk tabungan dan investasi (saving/praying).

Jika ternyata pos living dan playing kamu kurang dari 70%, alokasikan kelebihannya untuk menambah porsi tabungan dan investasi.

Untuk mempermudah pengelolaan, kamu bisa menggunakan minimal tiga rekening bank yang berbeda dan mengatur auto debit ke rekening tabungan.

Prioritaskan Dana Darurat Sebelum Investasi

Sebelum kamu fokus menabung dan investasi, satu hal penting yang nggak boleh kamu lupakan adalah memastikan dana daruratmu sudah aman.

Idealnya, dana darurat itu setara dengan enam kali pengeluaran bulananmu.

Mbak Batia mencontohkan kasus Mbak Aruna yang punya pengeluaran sekitar Rp2,3 juta per bulan, maka dana darurat yang dibutuhkan adalah sekitar Rp13,8 juta.

Untungnya, Mbak Aruna sudah punya aset likuid sekitar Rp15 juta, jadi dana daruratnya sudah terpenuhi.

Jadi, pastikan kamu juga punya dana darurat yang cukup sebelum mulai berinvestasi ya.

Menyusun Anggaran Baru yang Lebih Realistis

Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, anggaran yang kurang realistis bisa jadi biang keladinya masalah keuanganmu.

Oleh karena itu, penting banget untuk membuat anggaran baru yang benar-benar sesuai dengan pengeluaranmu setiap bulan.

Hitung kembali secara detail berapa uang yang kamu keluarkan untuk kebutuhan wajib, keinginan, dan lain-lain.

Setelah mendapatkan angka yang lebih akurat, baru hitung ulang kebutuhan dana daruratmu berdasarkan anggaran yang baru tersebut.

Solusi untuk Tujuan Keuangan Besar

Mungkin kamu juga punya impian besar seperti membeli rumah atau mobil, tapi merasa takut nggak mampu.

Mbak Batia menyarankan untuk berdiskusi dengan pasangan atau orang terdekat sebelum mengambil keputusan besar ini. Jangan terburu-buru!

Kalau memang ingin membeli rumah, pastikan kamu punya dana untuk membayar DP minimal 30% dan cicilannya tidak lebih dari 30% penghasilan bulananmu.

Jika dirasa belum mampu, menunda dulu dan tetap tinggal bersama orang tua atau mertua bukanlah pilihan yang buruk.

Strategi Investasi untuk Tujuan Jangka Panjang

Lantas, bagaimana cara memulai investasi untuk mencapai tujuan keuangan jangka panjang seperti membeli rumah atau mobil?

Langkah pertama adalah menentukan tujuan keuanganmu secara spesifik dan kapan kamu ingin tujuan tersebut tercapai.

Ini penting agar kamu tetap disiplin dan punya arah yang jelas dalam berinvestasi.

Mengelola Hobi dan Kesenangan Tanpa Bikin Boncos

Nah, ini nih masalah klasik generasi milenial hobi makan, jajan, ngopi cantik, dan jalan-jalan.

Nggak salah kok punya hobi dan kesenangan, justru itu bisa menambah semangat dan produktivitasmu.

Kuncinya adalah bagaimana cara mengelola keuangan agar kesenanganmu tetap berjalan seiring dengan kebutuhan lainnya, termasuk tabungan dan investasi.

Caranya, tentukan anggaran khusus untuk playing dan tempatkan di rekening terpisah.

Disiplin dengan anggaran itu penting!

Kamu juga bisa mencoba mencari cara agar hobimu bisa menghasilkan uang tambahan (side hustle).

Dengan begitu, hati senang, saldo ATM pun tetap aman.

Komitmen dan Niat yang Kuat.

Pada akhirnya, semua tips dan trik di atas akan efektif kalau kamu punya komitmen dan niat yang kuat untuk mengelola keuanganmu dengan lebih baik.

Mencatat pengeluaran, membuat anggaran, dan merencanakan keuangan itu penting agar kamu bisa lebih realistis dalam mencapai tujuan-tujuanmu.

Ingat, perencanaan keuangan itu bukan untuk menjauhkanmu dari kesenangan, justru sebaliknya, agar kamu bisa menikmati hobimu tanpa perlu khawatir keuanganmu jadi berantakan.

Jadi, buat kamu yang punya free cash flow besar tapi masih kesulitan menabung, coba deh terapkan langkah-langkah di atas. Semoga berhasil ya.*

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

96 − = 94
Powered by MathCaptcha