KAMAKAMU – Anggota Komite Eksekutif Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), Arya Sinulingga, menilai reaksi kekecewaan Shin Jae-won terhadap pemecatan ayahnya, Shin Tae-yong, merupakan hal yang wajar. Pemutusan kontrak pelatih tim nasional Indonesia itu dilakukan oleh PSSI pada Senin.
“Saya rasa sebagai anak, harus kita hargai perasaannya. Reaksi seperti itu sangatlah manusiawi,” ujar Arya dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa.
Shin Jae-won, melalui kolom komentar di unggahan Instagram PSSI, menyuarakan kekecewaannya.
Jenis Bisnis dengan Keuntungan Tinggi dan Risiko Rendah di Tahun 2025
Ia menganggap keputusan PSSI tidak adil, mengingat kontribusi besar ayahnya dalam membangun Tim Garuda.
Salah satu pencapaian yang disoroti adalah peningkatan peringkat FIFA dari 173 menjadi 127.
“Mari kita lihat sejauh mana kalian bisa melangkah tanpanya. Dia telah memberikan segalanya untuk membawa Timnas Indonesia ke titik ini,” tulis Shin Jae-won.
Ia juga menyebut memiliki banyak cerita tentang pengalaman ayahnya bersama PSSI, tetapi memilih untuk tidak membahasnya lebih jauh.
Arya menegaskan, selama masa kepelatihan Shin Tae-yong, PSSI telah menyediakan berbagai fasilitas yang diperlukan guna mendukung kinerja pelatih tersebut.
“Pelatih Shin Tae-yong meminta asisten pelatih khusus untuk lini serang, dan permintaan itu kami penuhi. Banyak permintaan lain yang juga kami wujudkan,” ungkap Arya.
Ia menambahkan, kompensasi yang diberikan kepada Shin Tae-yong setelah pemutusan kontrak juga telah sesuai dengan perjanjian yang berlaku.
“Kami memberikan kompensasi sesuai kontrak. Pelatih Shin Tae-yong tentu tahu upaya yang telah kami lakukan selama ini,” kata Arya.
Komentar Shin Jae-won mencerminkan emosi seorang anak yang merasa ayahnya diperlakukan tidak adil.
Sementara itu, PSSI tetap berdiri pada keputusan yang telah diambil, sembari menegaskan bahwa langkah tersebut telah mengikuti prosedur dan komitmen profesional.*
