KAMAKAMU – Kehadiran investor seringkali menjadi angin segar bagi pertumbuhan usaha. Namun, seberapa jauh sih peran aktif investor yang ideal dalam operasional bisnis F&B?
Apakah sebaiknya mereka terlibat penuh, atau cukup menjadi pengamat dari jauh? Yuk, kita bahas lebih dalam!
Faizal Assegaf Sebut Jokowi dan Erick Thohir Dalang Rusaknya BUMN
Pasif, Aktif, dan Ekosistem
Dilansir dari YouTube Foodizz Channel Sebelum melangkah lebih jauh, penting untuk memahami bahwa investor memiliki berbagai tipe. Pertama, ada investor pasif yang hanya menanamkan modal dan fokus pada laporan keuangan.
Kedua, investor aktif yang turut terlibat dalam operasional sesuai dengan keahlian mereka. Ketiga, investor ekosistem yang memanfaatkan jaringan dan relasi mereka untuk mendukung pertumbuhan bisnis.
Investor Pasif
Jika kamu menggandeng investor yang hanya fokus pada pendanaan, maka peran mereka sebaiknya dibatasi sebagai investor pasif. Artinya, mereka cukup menerima laporan omset dan keuangan secara berkala.
Selain itu, penting untuk membuat perjanjian yang jelas mengenai hak dan kewajiban mereka, serta batasan-batasan yang tidak boleh dilanggar. Misalnya, larangan mencampuri urusan operasional atau memasuki area outlet tanpa izin.
Investor Aktif
Berbeda dengan investor pasif, investor aktif terlibat langsung dalam operasional bisnis. Namun, keterlibatan ini sebaiknya disesuaikan dengan keahlian masing-masing pihak.
Misalnya, jika investor memiliki keahlian di bidang keuangan, maka mereka fokus pada pengelolaan keuangan, sementara kamu tetap memegang kendali atas operasional dan pemasaran. Dengan demikian, terjalin kolaborasi yang saling melengkapi.
Investor Ekosistem
Tipe investor yang satu ini membawa nilai lebih dari sekadar modal. Mereka memiliki jaringan dan relasi yang luas di industri F&B, yang dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan bisnis kamu.
Peran mereka adalah memperkenalkan kamu dengan koneksi-koneksi penting, serta mendukung kebutuhan bisnis melalui jaringan mereka.
Perjanjian yang Jelas
Apapun tipe investor yang kamu pilih, pastikan semua kesepakatan tertuang dalam perjanjian shareholder agreement yang jelas dan detail.
Perjanjian ini mencakup hak dan kewajiban masing-masing pihak, batasan-batasan yang disepakati, serta mekanisme pengambilan keputusan. Dengan adanya perjanjian yang jelas, potensi konflik dapat diminimalkan.
Valuasi yang Adil
Selain perjanjian, valuasi bisnis yang adil juga menjadi faktor penting dalam kerja sama dengan investor.
Jangan hanya fokus pada pembagian saham, tetapi juga pertimbangkan nilai tambah yang dibawa oleh investor. Kerja sama yang baik adalah yang saling menguntungkan bagi kedua belah pihak.
Mencari investor yang tepat membutuhkan waktu dan kesabaran. Jangan terburu-buru menerima tawaran jika kamu merasa tidak ada keselarasan visi. Carilah investor yang tidak hanya memberikan modal, tetapi juga memiliki komitmen untuk membesarkan bisnis kamu bersama-sama.
Membangun Kepercayaan
Komunikasi yang terbuka dan jujur adalah kunci untuk membangun hubungan yang baik dengan investor. Jangan ragu untuk menyampaikan ide, kekhawatiran, atau masukan kepada mereka. Dengan komunikasi yang efektif, kamu dan investor dapat bekerja sama secara harmonis untuk mencapai tujuan bersama.
Evaluasi Berkala
Kerja sama dengan investor bukanlah hubungan yang statis. Lakukan evaluasi berkala untuk memastikan bahwa kerja sama tetap berjalan optimal dan sesuai dengan kesepakatan. Jika ada hal-hal yang perlu disesuaikan, jangan ragu untuk mendiskusikannya dengan investor.*