KAMAKAMU – Sepak bola telah menjadi salah satu olahraga paling populer di dunia, bahkan dianggap sebagai bagian penting dari budaya global.
Sejak berdirinya English Premier League pada 1992, sepak bola berubah menjadi industri bernilai tinggi yang menarik perhatian berbagai kalangan, termasuk pebisnis kelas dunia.
Hal ini memunculkan peluang investasi besar, mulai dari hak siar, sponsor, hingga pembelian klub sepak bola.
Kecelakaan Beruntun di Garut, Sembilan Orang Terluka, Tujuh Kendaraan Rusak
Para pengusaha Indonesia juga melihat potensi besar dalam bisnis sepak bola luar negeri. Dengan visi memperluas portofolio bisnis, mereka berinvestasi dalam klub-klub yang memiliki prospek menjanjikan.
Berikut ini adalah deretan klub sepak bola internasional yang dimiliki oleh sejumlah pengusaha kaya Indonesia.
Como 1907: Robert Budi Hartono dan Michael Bambang Hartono
Como 1907, klub sepak bola asal Italia, menjadi bagian dari portofolio SENT Entertainment Ltd, perusahaan milik Robert Budi Hartono dan Michael Bambang Hartono.
SENT Entertainment memutuskan mengakuisisi klub ini setelah melalui pencarian panjang, hingga akhirnya tercapai kesepakatan dengan Akademija Pandev, pemilik sebelumnya, pada pertengahan 2022.
Proses akuisisi dimulai pada Maret dan selesai pada Juni 2022. Di bawah manajemen baru, Como 1907 berhasil promosi ke Serie A pada musim 2024/2025, sebuah pencapaian signifikan sejak terakhir bermain di kasta tertinggi pada musim 2002/2003.
Saat ini, nilai klub tersebut diperkirakan mencapai Rp2,256 triliun, menjadikannya aset berharga dalam portofolio Grup Djarum.
Brisbane Roar: Bakrie Group
Brisbane Roar Football Club, salah satu klub peserta A-League di Australia, resmi menjadi milik Bakrie Group sejak Januari 2012. Pengambilalihan ini dilakukan setelah melalui proses negosiasi dengan pemilik sebelumnya, Queensland Roar Limited, yang dimulai pada akhir 2011.
Di bawah kendali Bakrie Group, Brisbane Roar terus berkembang sebagai klub yang kompetitif. Pada 2025, kekayaan klub ini diperkirakan mencapai Rp89,08 miliar.
Salah satu momen penting bagi klub ini adalah bergabungnya Rafael Struick, pemain Timnas Indonesia, pada September 2024. Kehadiran Struick memberikan tambahan kekuatan sekaligus memperkuat citra internasional klub ini.
FCV Dender: Sihar Sitorus
Sihar Sitorus, anggota DPR RI dari PDI Perjuangan, resmi memiliki FCV Dender, klub sepak bola Belgia, sejak 2020. Saat diakuisisi, klub ini masih bermain di divisi tiga Liga Belgia. Namun, di bawah kepemimpinan Sihar Sitorus, FCV Dender menunjukkan perkembangan yang pesat.
Pada 2024, klub ini merekrut Ragnar Oratmangoen, penyerang Timnas Indonesia, yang diharapkan mampu memperkuat skuad. Nilai kekayaan FCV Dender pada 2025 diperkirakan mencapai Rp282,45 miliar.
Investasi Sihar tidak hanya membawa dampak positif bagi klub, tetapi juga memberikan ruang bagi pemain Indonesia untuk bersinar di kancah internasional.
Oxford United: Erick Thohir dan Anindya Bakrie
Oxford United, klub sepak bola Inggris, menjadi milik Erick Thohir dan Anindya Bakrie sejak 2018. Akuisisi dilakukan setelah proses negosiasi panjang dengan pemilik sebelumnya, Darryl Eales. Erick dan Anindya mengambil alih secara resmi pada Mei 2018 setelah menyelesaikan pembayaran.
Sejak dimiliki oleh kedua pengusaha ini, Oxford United terus mengalami perkembangan. Pada Agustus 2024, Marselino Ferdinan, salah satu talenta muda Timnas Indonesia, bergabung dengan klub ini.
Kehadiran Marselino semakin memperkuat tim sekaligus menunjukkan kontribusi pemilik Indonesia dalam mempromosikan pemain nasional di Eropa.
Potensi Besar Investasi Sepak Bola
Langkah para pengusaha Indonesia dalam mengakuisisi klub sepak bola luar negeri menunjukkan bahwa sepak bola bukan sekadar olahraga, tetapi juga sektor bisnis strategis.
Dengan pengelolaan yang tepat, klub-klub ini menjadi aset berharga yang tidak hanya memberikan keuntungan finansial, tetapi juga membuka jalan bagi pemain Indonesia untuk bersaing di kancah internasional.*