KAMAKAMU – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) baru-baru ini mengundang perhatian publik dengan menyarankan Kaesang Pangarep, untuk menjalani hidup sederhana.
Tindakan ini tidak luput dari kritik, terutama dari kader PDIP, Guntur Romli.
Melalui media sosial, ia mempertanyakan motif di balik tantangan yang disampaikan oleh KPK tersebut.
Bahkan, menurutnya saran dari KPK ini lebih mirip dengan tindakan Majelis Ulama Indonesia (MUI).
KPU Bilang Hasutan Golput Melanggar Undang-Undang
Kritik Guntur Romli Terhadap KPK
Guntur Romli dengan tegas mengungkapkan keheranannya atas sikap KPK tersebut. Dalam unggahannya di X pada Senin 2 September 2024, Romli mempertanyakan apakah KPK sedang beralih peran menjadi seperti MUI.
“Ini KPK apa MUI?” tulisnya.
Romli merasa sebagai lembaga yang bertugas memberantas korupsi, KPK seharusnya lebih fokus pada penyelidikan dugaan gratifikasi yang melibatkan Kaesang, daripada memberikan tantangan mengenai gaya hidup.
Romli juga menyoroti pentingnya KPK untuk memprioritaskan penyelidikan terkait dugaan gratifikasi yang disebut-sebut melibatkan Kaesang.
Ia mendesak agar KPK tidak terlalu terganggu oleh isu hidup sederhana dan lebih menitikberatkan pada apakah Kaesang telah memanfaatkan posisi ayahnya sebagai presiden untuk menerima fasilitas-fasilitas mewah.
“KPK fokus saja pada dugaan gratifikasi bahwa Kaesang dianggap memanfaatkan jabatan bapaknya sebagai presiden dengan menerima fasilitas-fasilitas mewah, jangan sampai keduluan KPK-nya Singapura,” tegas Romli.
KPK Minta Gibran Hidup Sederhana
Pernyataan ini disampaikan Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata, pada Jumat, 30 Agustus 2024, di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan.
Marwata menekankan bahwa tantangan ini berkaitan dengan upaya pencegahan korupsi dan pendidikan antikorupsi yang menjadi bagian dari tugas KPK.
“Jadi gratifikasi dan LHKPN, itu kan semuanya masih dalam ranah pencegahan, dan juga untuk pendidikan antikorupsi,” jelas Marwata.
Lebih lanjut, Alexander Marwata menambahkan bahwa tantangan untuk hidup sederhana ini dimaksudkan agar Kaesang dapat menjadi contoh dalam penerapan nilai-nilai antikorupsi, terutama dalam perannya sebagai ketua partai politik.
“Dalam rangka itulah kami mendorong sodara Kaesang supaya dalam perilaku kehidupan sehari-hari maupun selaku ketua partai politik bisa menjadi role model nilai-nilai antikorupsi. Salah satunya hidup sederhana,” tambah Marwata.*