KAMAKAMU – Banyak pemilik bisnis sering bertanya-tanya mengapa produk mereka sulit terjual, sementara produk kompetitor dengan kualitas lebih rendah justru laris manis.
Fenomena ini bukan sekadar kebetulan. Ada sebuah rumus sederhana yang menentukan keberhasilan sebuah produk di pasar.
Jika memahami rumus ini, peluang untuk meningkatkan penjualan dan mengalahkan kompetitor akan semakin besar.
5 Langkah Membangun Usaha di Lokasi yang Tidak Strategis
Rumus Sukses Penjualan: S = (V – P) x C
Dalam dunia bisnis, ada sebuah formula yang menjelaskan mengapa suatu produk bisa laris terjual. Rumus tersebut adalah:
S = (V – P) x C
Di mana:
- S (Sales) adalah total penjualan yang diperoleh.
- V (Value) adalah nilai yang dirasakan oleh pelanggan ketika membeli produk.
- P (Price) adalah harga yang harus dibayarkan pelanggan.
- C (Communication) adalah bagaimana cara produk dikomunikasikan kepada calon pelanggan.
Dari rumus ini, jelas bahwa untuk meningkatkan penjualan, sebuah bisnis harus meningkatkan nilai produk (V), menjaga harga tetap kompetitif (P), dan memperkuat strategi komunikasi (C).
Mengapa Produk Inferior Bisa Lebih Laku?
Dilansir dari YouTube Dr. Indrawan Nugroho bayangkan ada dua bisnis yang menjual produk serupa dengan harga yang sama, yaitu Rp150.000.
Bisnis A memiliki produk dengan kualitas lebih tinggi dan memberikan nilai 200, sementara bisnis B hanya memberikan nilai 180.
Secara logika, pelanggan seharusnya lebih memilih produk A.
Namun, jika bisnis B memiliki strategi komunikasi yang lebih kuat, misalnya dengan pemasaran yang agresif, storytelling yang menarik, dan copywriting yang persuasif, hasil akhirnya bisa berbeda.
Jika bisnis A memiliki skor komunikasi (C) sebesar 2, sedangkan bisnis B memiliki skor 4, maka:
Skor bisnis A: (200 – 150) x 2 = 100
Skor bisnis B: (180 – 150) x 4 = 120
Hasilnya? Pelanggan lebih cenderung membeli produk dari bisnis B meskipun nilainya lebih rendah. Inilah pentingnya komunikasi dalam penjualan.
Bagaimana Meningkatkan Nilai Produk (V)?
Ada dua cara utama untuk meningkatkan nilai produk:
- Value Fungsional – Fokus pada kualitas produk, fitur unggulan, dan manfaat yang bisa didapatkan oleh pelanggan.
- Value Emosional – Membangun ikatan emosional dengan pelanggan melalui branding, pengalaman pengguna, dan status sosial.
Sebagai contoh, kopi Sumatera yang dijual di pinggir jalan mungkin hanya seharga Rp5.000. Namun, ketika kopi yang sama dijual di Starbucks dengan kemasan eksklusif, suasana kafe yang nyaman, dan branding yang kuat, harganya bisa mencapai Rp50.000. Ini adalah contoh bagaimana nilai emosional berperan dalam meningkatkan harga jual produk.
Strategi Meningkatkan Komunikasi (C) dalam Bisnis
Agar nilai produk dapat dirasakan oleh pelanggan, bisnis harus memiliki strategi komunikasi yang efektif. Berikut beberapa langkah yang bisa diterapkan:
- Gunakan Copywriting yang Persuasif – Buat narasi yang menarik dan mampu menyentuh sisi emosional pelanggan.
- Pilih Kanal Pemasaran yang Tepat – Gunakan media sosial, email marketing, dan iklan berbayar untuk menjangkau lebih banyak calon pelanggan.
- Bangun Storytelling yang Kuat – Ceritakan kisah di balik produk untuk menciptakan keterikatan dengan pelanggan.
- Gunakan Testimoni dan Ulasan Pelanggan – Orang lebih percaya rekomendasi dari sesama pengguna daripada sekadar klaim dari brand.
Kesimpulan
Memenangkan persaingan bisnis tidak selalu harus dengan menurunkan harga. Dengan memahami rumus S = (V – P) x C, bisnis dapat meningkatkan penjualan dengan memperkuat nilai produk dan strategi komunikasi.
Fokuslah pada peningkatan nilai, baik secara fungsional maupun emosional, serta optimalkan strategi komunikasi agar produk lebih menarik bagi pelanggan. Dengan cara ini, meskipun harga produk lebih tinggi, pelanggan tetap memilih untuk membelinya.*