KAMAKAMU – Sebelum mengajukan pinjaman untuk usaha kuliner, penting untuk mengetahui kebutuhan modal secara pasti. Banyak pengusaha pemula tergoda untuk meminjam dalam jumlah besar tanpa perhitungan matang.
Padahal, jumlah pinjaman yang terlalu besar bisa menjadi beban di kemudian hari. Oleh karena itu, menghitung biaya awal, seperti renovasi tempat, perizinan, pembelian peralatan, dan stok bahan baku, sangat diperlukan agar pinjaman yang diambil sesuai kebutuhan.
5 Hal Penting agar Bazar Makanan Menguntungkan
Membuat Proyeksi Keuangan
Dilansir dari YouTube Foodizz Channel Setelah mengetahui kebutuhan modal, langkah selanjutnya adalah membuat proyeksi keuangan bisnis. Dalam perhitungan ini, harus dipertimbangkan skenario optimis dan pesimis. Artinya, tidak hanya memperkirakan keuntungan maksimal, tetapi juga menghitung kemungkinan keuntungan minimal. Dengan begitu, cicilan pinjaman bisa disesuaikan dengan kemampuan bisnis agar tidak memberatkan keuangan di masa mendatang.
Menyesuaikan Jumlah Hutang dengan Pendapatan
Kesalahan umum yang sering terjadi adalah mengambil pinjaman dengan cicilan lebih besar daripada keuntungan bisnis. Hal ini bisa menyebabkan kesulitan keuangan, bahkan kebangkrutan. Sebaiknya, jumlah cicilan hutang lebih kecil dibandingkan dengan pendapatan bisnis. Dengan begitu, usaha tetap berjalan lancar tanpa tekanan finansial yang berlebihan.
Menentukan Skema Pengembalian Pinjaman
Selain memperhitungkan jumlah hutang, penting juga untuk menentukan skema pengembalian pinjaman. Apakah cicilan akan dibayar sepenuhnya dari keuntungan bisnis baru, atau ada sumber pendapatan lain yang bisa digunakan untuk menutupi cicilan? Jika memiliki usaha lain yang sudah berjalan, keuntungan dari bisnis tersebut bisa dialokasikan untuk membantu membayar cicilan, sehingga risiko finansial lebih terkendali.
Mempersiapkan Strategi Mitigasi Risiko
Tidak semua bisnis berjalan sesuai rencana. Oleh karena itu, penting untuk memiliki strategi mitigasi risiko jika usaha tidak berkembang seperti yang diharapkan. Salah satu cara mengatasi hal ini adalah dengan menyisihkan sebagian keuntungan sebagai dana darurat. Selain itu, keuntungan juga bisa dialokasikan untuk investasi dengan risiko rendah, seperti emas atau reksa dana, sehingga tetap produktif dan bisa digunakan untuk membayar hutang jika diperlukan.
Memanfaatkan Keuntungan dengan Bijak
Saat bisnis mulai menghasilkan keuntungan, penting untuk mengelola dana dengan bijak. Menggunakan keuntungan untuk pengeluaran pribadi, seperti membeli kendaraan atau barang konsumtif lainnya, sebaiknya dihindari hingga hutang benar-benar lunas. Sebaliknya, keuntungan bisa digunakan untuk memperluas bisnis atau menambah modal kerja agar usaha semakin berkembang.
Kesimpulan
Menggunakan pinjaman untuk memulai usaha kuliner memang bisa menjadi pilihan, tetapi harus dilakukan dengan strategi yang tepat. Dengan perhitungan yang matang, proyeksi keuangan yang realistis, serta strategi pengelolaan hutang yang baik, bisnis kuliner bisa berkembang tanpa menimbulkan beban finansial yang berlebihan.