Mau Toko TikTok Shop Berkembang Pesat? Pahami Dulu Kunci Dasarnya!

  • Bagikan
Ilustrasi kunci keberhasilan di TikTok Shop Freepik photoroyalty
Ilustrasi kunci keberhasilan di TikTok Shop Freepik photoroyalty

KAMAKAMU – Siapa di antara kamu yang lagi semangat-semangatnya jualan di TikTok Shop by Tokopedia?

Kayaknya platform ini lagi jadi primadona banget ya, dengan pertumbuhan yang pesat dan banyak seller baru yang merasakan manisnya berjualan di sini.

Tapi, perlu diingat, meramaikan toko di TikTok Shop by Tokopedia itu nggak semudah membalikkan telapak tangan.

Jualan di Shopee Setelah Lebaran? Ini Strategi Biar Penjualanmu Tetap Meroket!

Dilansir dari YouTube Yohan Agustian ada beberapa hal mendasar yang wajib kamu pahami betul kalau ingin jualanmu laris manis.

Sebelum kita bahas lebih jauh, buat kamu yang baru mampir, jangan lupa klik tombol subscribe dan aktifkan lonceng notifikasinya biar nggak ketinggalan info penting lainnya!

Oke, mari kita mulai dengan pondasi utama berjualan di TikTok Shop by Tokopedia.

1. Memahami dan Mengamalkan Community Guideline

Hal pertama dan paling krusial yang perlu kamu pahami adalah community guideline dari TikTok.

Bahkan, ada yang bilang kamu harus tahu, mengerti, mengimani, dan mengamalkannya!

Memang terdengar panjang, tapi intinya, community guideline ini dibuat untuk melindungi komunitas TikTok secara keseluruhan.

Meskipun aturan ini bisa berubah dan ada update baru, tujuannya tetap sama: menciptakan lingkungan yang aman dan positif.

Jadi, pastikan kamu tidak menjual barang-barang berbahaya atau yang dianggap tidak sesuai.

Selain itu, pahami aturan-aturan lainnya agar akun dan tokomu bisa terus berkembang.

2. Mengenal Order Value Limitation (OVL) di Awal Berjualan

Ketika kamu baru membuka toko, ada yang namanya OVL atau order value limitation.

TikTok memberlakukan ini karena mereka ingin memastikan bahwa seller yang menerima order dalam jumlah besar memang mampu memenuhinya.

Mereka tidak ingin memberikan order banyak jika kamu tidak sanggup mengelolanya.

Jadi, OVL ini semacam ujian kualifikasi buat tokomu.

Biasanya, OVL membatasi jumlah order harian sekitar 100 pesanan selama 30 hari kalender.

Untuk bisa melewati masa OVL ini, kamu perlu memenuhi beberapa kriteria, seperti jumlah pesanan terpenuhi minimal 200 atau senilai Rp10 juta, tingkat pembatalan pesanan di bawah 5%, tingkat keterlambatan pengiriman di bawah 8%, tingkat pengembalian barang karena kesalahan seller di bawah 1,5%, ulasan negatif di bawah 1%, dan poin pelanggaran di bawah 12.

Jika kamu berhasil lolos dari batasan ini, OVL akan hilang, dan tokomu bisa menerima order tanpa batas!

3. Social Commerce vs. E-commerce.

Setelah memahami aturan main, kini saatnya kita membahas strategi berjualan di TikTok Shop by Tokopedia.

Konsep utama yang perlu kamu pahami adalah bahwa TikTok pada dasarnya adalah social commerce, berbeda dengan e-commerce pada umumnya seperti Tokopedia atau Shopee.

Bayangkan e-commerce seperti pasar atau mall besar di mana banyak toko berjualan berdampingan, seringkali dengan produk yang mirip.

4. Persaingan utama di sini adalah harga dan posisi toko yang strategis.

Sementara itu, di TikTok, kamu berjualan sambil memanfaatkan media sosial.

Jadi, yang diadu bukan hanya harga atau optimasi rating, tetapi juga kreativitas dalam membuat konten yang menarik sehingga orang yang awalnya tidak berniat membeli, jadi tertarik untuk membeli.

Ini bisa jadi peluang besar buat kamu yang kreatif, atau kamu juga bisa bekerja sama dengan pihak lain untuk membantu dalam pembuatan konten.

5. Memanfaatkan Berbagai Sumber Traffic di TikTok Shop by Tokopedia.

Karena konsepnya berbeda, sumber traffic di TikTok Shop by Tokopedia pun lebih beragam dibandingkan e-commerce biasa yang cenderung mengandalkan pencarian.

Di TikTok, kamu bisa memanfaatkan pencarian, fitur highlight berbayar untuk meningkatkan awareness, konten marketing yang menarik, live streaming interaktif, affiliate marketing dengan menggandeng content creator dan live streamer, serta iklan berbayar.

Belum lagi berbagai campaign yang diadakan TikTok untuk membantu produkmu lebih terlihat.

Pintu masuk yang beragam ini akan semakin efektif jika kamu memahami bahwa untuk sukses di TikTok Shop by Tokopedia, ada dua strategi utama yang perlu dikuasai: strategi e-commerce dan strategi marketing.

Strategi e-commerce berfokus pada bagaimana menampilkan produkmu agar terlihat menarik dan meyakinkan pembeli untuk melakukan transaksi.

Semakin baik strategi e-commerce-mu, semakin tinggi tingkat konversinya.

6. Produk, Harga, Promosi, dan Marketing yang Efektif.

Secara umum, dalam strategi e-commerce, ada tiga hal penting yang perlu kamu perhatikan: produk (kualitas, daya tarik, dan nilai), harga (kompetitif dan sesuai dengan nilai produk), dan promosi (menarik dan menciptakan urgensi).

Selanjutnya, strategi marketing berperan untuk mendatangkan sebanyak mungkin calon pembeli ke tokomu.

Menurut pandangan tim ahli, langkah pertama adalah memastikan strategi e-commerce-mu sudah optimal.

Setelah itu, barulah kamu fokus untuk mendatangkan traffic yang banyak.

Ketika traffic sudah tinggi, amati tingkat konversinya.

Jika masih rendah, berarti ada yang perlu diperbaiki dalam strategi e-commerce-mu.

Mungkin perlu ada penyesuaian pada tampilan produk, deskripsi, atau hal lainnya.

Setelah diperbaiki, barulah kamu bisa scale up lagi marketing-mu.

Dengan memahami alur ini, penjualanmu di TikTok Shop by Tokopedia pasti akan semakin meningkat.

Bayangkan saja, dengan tingkat konversi 10% dan satu video produkmu ditonton oleh 1 juta orang, potensi ordernya bisa mencapai 100.000.*

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

2 + 7 =
Powered by MathCaptcha