KAMAKAMU – Sejumlah komika Indonesia ikut ambil bagian dalam aksi demonstrasi yang digelar di depan Gedung DPR RI.
Kehadiran mereka menjadi bagian dari gelombang protes yang menolak hasil revisi UU Pilkada yang sedang menjadi topik panas dalam pembahasan parlemen.
Aksi demonstrasi ini bertujuan untuk menyuarakan penolakan terhadap revisi UU Pilkada yang dianggap bertentangan dengan kepentingan rakyat.
Putusan MK RUU Pilkada Tidak Disahkan DPR RI
Banyak kalangan, termasuk para komika, menganggap bahwa revisi ini dapat merusak proses demokrasi di Indonesia.
Gerakan ‘Peringatan Darurat Indonesia’
Demonstrasi tersebut menjadi bagian dari gerakan nasional yang dikenal dengan sebutan ‘Peringatan Darurat Indonesia’.
Gerakan ini mendapat dukungan dari berbagai elemen masyarakat yang khawatir dengan arah perubahan dalam undang-undang pemilihan kepala daerah.
Dukungan dari Andi Sinulingga
Menanggapi aksi para komika, politisi Andi Sinulingga turut memberikan dukungannya.
Ia memandang aksi ini sebagai wujud dari keresahan masyarakat terhadap keputusan politik yang dinilai merugikan.
Sindiran Tajam Andi Sinulingga
Dalam sebuah cuitan di akun X pribadinya, Andi Sinulingga menyindir keras situasi politik saat ini di Indonesia.
Ia menuding bahwa ada pembangkangan terhadap konstitusi yang dilakukan demi kepentingan pribadi yang egois.
“Mereka membangkang konstitusi demi kepentingan ego pribadi-pribadi semata, dan arogan semau gue,” tulis Andi Sinulingga di media sosialnya sebagaimana dikutip Kamakamu.com.
Pernyataan ini menunjukkan kekhawatirannya terhadap kondisi politik yang menurutnya sudah jauh dari etika konstitusional.
Tidak berhenti sampai di situ, Andi Sinulingga juga mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk turut serta dalam aksi protes.
Menurutnya, protes ini harus melibatkan lebih banyak warga negara untuk menegaskan penolakan terhadap revisi UU Pilkada.
Seruan untuk Bertamasya ke Gedung DPR
Dalam cuitan yang sama, Andi Sinulingga menggunakan istilah ‘tamasya’ sebagai ajakan simbolis bagi masyarakat untuk datang langsung ke Gedung DPR.
Ajakan ini diharapkan dapat memperkuat solidaritas di antara masyarakat yang menolak revisi UU Pilkada.
Kekhawatiran Akan Arogansi Kekuasaan
Selain menyoroti pembangkangan konstitusi, Andi juga memperingatkan tentang bahaya arogansi kekuasaan.
Menurutnya, keputusan politik yang dibuat tanpa mempertimbangkan kepentingan umum dapat memicu ketidakstabilan yang serius di negara ini.
Media Sosial sebagai Wadah Protes
Tidak hanya turun ke jalan, para komika dan aktivis lainnya juga memanfaatkan media sosial untuk memperluas jangkauan protes mereka.
Gelombang Protes yang Semakin Meluas
Aksi demonstrasi yang dimulai dari para komika kini semakin meluas dan menarik perhatian lebih banyak elemen masyarakat.
Gelombang protes ini menunjukkan adanya ketidakpuasan yang mendalam terhadap proses revisi UU Pilkada.
Respons dari DPR Ditunggu
Publik kini menunggu respons dari DPR RI terhadap gelombang protes ini. Banyak yang berharap bahwa tekanan dari masyarakat akan mendorong para wakil rakyat untuk mempertimbangkan kembali keputusan mereka terkait revisi UU Pilkada.*