Keutamaan Puasa Ramadhan 2025 Menurut Gus Baha

  • Bagikan
Gus Baha menjelaskan keutamaan puasa ramadhan Tangkap Layar YouTube Santrimation
Gus Baha menjelaskan keutamaan puasa ramadhan Tangkap Layar YouTube Santrimation

KAMAKAMU – Keutamaan Puasa Ramadhan selalu memiliki tempat istimewa dalam ajaran Islam. Para ulama terdahulu menekankan bahwa Ramadhan bukan hanya soal menahan lapar dan haus, tetapi juga kesempatan untuk memahami makna kehidupan.

Gus Baha menjelaskan bahwa dengan berpuasa, seseorang bisa merasakan bagaimana perasaan orang-orang miskin yang sering kali harus menahan lapar.

Cara Efektif Membangun Branding di Tengah Banyaknya Kompetitor

Empati Melalui Rasa Lapar

Puasa memberikan pelajaran berharga tentang empati. 

“Paling nggak kita dengan puasa merasa lapar betapa sakitnya orang-orang miskin yang lapar terus.” ujar Gus Baha dalam salah satu ceramahnya  sebagaimana dilansir Kamakamu.com.

Rasa lapar yang dialami selama berpuasa membuat seseorang lebih peka terhadap kondisi sesama yang tidak seberuntung dirinya.

Menghormati Makanan dan Mensyukuri Nikmat

Selain mengajarkan empati, Ramadan juga mengajarkan seseorang untuk lebih menghormati makanan.

Sering kali dalam kehidupan sehari-hari, banyak orang yang menyia-nyiakan makanan.

Namun, saat berpuasa, makanan yang biasanya dianggap sepele bisa terasa sangat istimewa.

“Begitu nikmat ketika puasa kita melihat makanan yang kita sepelekan ketika bukan Ramadhan, ketika Ramadan semua terasa spesial.” Jelas Gus Baha.

Bahkan, air putih pun menjadi sesuatu yang sangat dinantikan.

Kesederhanaan yang Membawa Kebahagiaan

Salah satu hikmah terbesar dari Ramadhan adalah kebahagiaan yang muncul dari hal-hal sederhana.

Rasulullah pernah menggambarkan bahwa saat berbuka, seseorang akan merasakan kebahagiaan luar biasa.

Gus Baha menjelaskan konsep ini melalui sabda Nabi, “Farhatani faratuni, watq,” yang berarti ada dua kebahagiaan dalam puasa saat berbuka dan saat bertemu dengan Allah kelak.

Puasa Mengajarkan Keseimbangan Hidup

Selain itu, puasa juga mengajarkan keseimbangan antara kebutuhan duniawi dan spiritual.

Sebanyak apa pun harta yang dimiliki seseorang, pada akhirnya kebahagiaan dasar tetap berasal dari hal-hal mendasar, seperti makan dan minum setelah seharian berpuasa. 

Kesederhanaan Rasulullah dalam Menyambut Ramadhan

Rasulullah sendiri selalu menekankan kesederhanaan dalam menjalani Ramadhan. Makanan yang biasa saja bisa terasa sangat istimewa.

Bahkan, sekadar kurma atau roti menjadi sesuatu yang dinantikan ketika berbuka.

Hal ini mengajarkan bahwa kebahagiaan tidak harus datang dari sesuatu yang mewah, tetapi dari hati yang bersyukur.

Ramadhan sebagai Sarana Penyucian Diri

Selain aspek sosial dan keseimbangan hidup, Ramadan juga menjadi momen bagi setiap Muslim untuk menyucikan diri.

Dengan menahan diri dari makan, minum, dan hawa nafsu, seseorang dilatih untuk memiliki kontrol diri yang lebih baik. Ini sesuai dengan tujuan utama puasa, yaitu mencapai ketakwaan.

Puasa di bulan Ramadhan bukan hanya tentang menahan lapar dan haus, tetapi juga sarana untuk melatih empati, menghormati makanan, serta menemukan kebahagiaan dalam kesederhanaan.

Seperti yang dijelaskan oleh Gus Baha, Ramadhan mengajarkan bahwa hal-hal kecil dalam hidup bisa menjadi sangat berharga jika seseorang mampu melihatnya dengan hati yang penuh syukur.*

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

+ 68 = 74
Powered by MathCaptcha