Ketua DPP PDIP Bantah Omongan Ahok Soal Anies Tidak Masuk Bursa PDIP

  • Bagikan
Kolase Foto Anies Baswedan Pramono dan Ahmad Basarah
Kolase Foto Anies Baswedan Pramono dan Ahmad Basarah

KAMAKAMU – Ketua DPP PDIP, Ahmad Basarah, menyatakan bahwa nama Anies Baswedan sudah masuk dalam pertimbangan sebagai calon gubernur DKI Jakarta dari partainya sejak Juni 2024.

Pernyataan ini disampaikan untuk merespons klaim Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang sebelumnya mengatakan PDIP tidak pernah mengusulkan Anies sebagai kandidat Pilkada DKI 2024.

3 Kesalahan Pebisnis Pemula yang Harus Kamu Hindari

Awal Mula Pembicaraan dengan PKB

Pada 8 Juni 2024, Basarah ditugaskan DPP PDIP menjalin komunikasi bersama PKB terkait Pilkada DKI Jakarta.

Dalam pertemuannya bersama Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, kedua partai menyepakati kerja sama politik.

PKB mengusulkan Anies Baswedan sebagai calon gubernur, sedangkan PDIP meminta posisi wakil gubernur.

Basarah menegaskan, langkah tersebut diambil karena total kursi PDIP (15 kursi) dan PKB (10 kursi) di DPRD DKI belum memenuhi syarat pencalonan kepala daerah sebesar 20 persen. Situasi ini membuat PDIP harus mencari mitra koalisi.

“Atas dasar fakta itu, kami berniat menjalin kerja sama politik bersama PKB,” ujar Basarah.

Namun, situasi berubah setelah Mahkamah Konstitusi (MK) mengeluarkan Putusan Nomor 60/PUU-XXI/2024.

Putusan ini menurunkan ambang batas pencalonan kepala daerah menjadi antara 6,5 persen hingga 10 persen suara, tergantung jumlah daftar pemilih tetap.

Kondisi ini akhirnya memungkinkan PDIP mengusung pasangan calon secara mandiri.

Pertemuan Strategis dan Gagasan Persatuan

Dalam berbagai kesempatan, pimpinan DPP PDIP menyebutkan nama Anies Baswedan sebagai kandidat yang dipertimbangkan.

Ketua DPP PDI Puan Maharani, Eriko Sotarduga, hingga Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto sempat mengungkapkan ketertarikan partai terhadap Anies.

Bahkan, Basarah menyampaikan bahwa Ketua DPP PDIP Bidang Sumber Daya Said Abdullah pernah mengusulkan Hendrar Prihadi, mantan Wali Kota Semarang, untuk mendampingi Anies.

Lebih lanjut, Basarah memaparkan bahwa pertemuan pasca-Putusan MK Nomor 60 bersama Anies dan Said Abdullah membahas strategi untuk memperkuat hubungan antara kelompok Islam dan nasionalis Soekarnois.

“Pertemuan tersebut menggarisbawahi pentingnya mencari titik temu pandangan kedua kelompok agar tercipta persaudaraan kebangsaan yang kokoh,” ungkap Basarah.

Anies pun disebut menyambut baik gagasan tersebut. Ia bahkan ingin menjadi jembatan antara para pendukung kelompok Islam dan nasionalis demi mempererat persatuan bangsa.

“Pilihan ini tidak hanya tentang Pilkada, tapi tentang tugas sejarah menyatukan bangsa,” tambah Basarah.

Anies dan Dukungan Politik

Meski akhirnya PDIP tidak mengusung Anies di Pilkada DKI Jakarta, hubungan baik antara Anies dan PDIP tetap terjalin.

Markas ‘Jakarta Menyala untuk Perubahan’ yang didirikan Juru Bicara Anies Baswedan, Sahrin Hamid, menunjukkan bentuk dukungan kepada pasangan calon PDIP, Pramono Anung dan Rano Karno.

“Kami sangat mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih atas dukungan Mas Anies dan timnya,” tutup Basarah.*

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

6 + 4 =
Powered by MathCaptcha