Kesalahan Umum dalam Marketing yang Harus Kamu Hindari

  • Bagikan
Ilustrasi kesalahan seorang marketer dalam bisnis Freepik cookie_studio
Ilustrasi kesalahan seorang marketer dalam bisnis Freepik cookie_studio

KAMAKAMU – Marketing adalah bidang yang menarik banyak minat, terutama bagi generasi muda seperti Gen Z dan Milenial.

Namun, banyak orang yang terjun ke dunia marketing tanpa memahami konsep dasarnya.

Akibatnya, mereka sering melakukan kesalahan fatal yang bisa berdampak buruk pada bisnis.

Nah, supaya kamu nggak terjebak dalam kesalahan yang sama, yuk kita bahas beberapa kesalahan umum dalam marketing yang harus kamu hindari!

Strategi Gila Coffee Kenangan dan Starbuck, Catat Hal Ini

1. Marketing Bukan Cuma Soal Channel

Dilansir dari YouTube Marketeers TV Banyak marketer yang berpikir bahwa strategi marketing hanya soal memilih channel yang tepat, seperti media sosial, event, atau partnership.

Padahal, strategi marketing itu lebih dari sekadar channel. Ibarat seorang penyanyi, yang paling penting bukan hanya di mana lagunya diputar, tapi bagaimana kualitas lagunya sendiri.

Maka dari itu, sebelum kamu memikirkan channel, pastikan dulu positioning, storytelling, dan komunikasi brand-mu sudah kuat.

2. Brand Bukan Sekadar Awareness

Kesalahan lain yang sering terjadi adalah menganggap brand hanya soal awareness.

Memang benar, semakin dikenal sebuah brand, semakin besar peluangnya dipilih oleh konsumen.

Tapi, kalau hanya fokus pada awareness tanpa membangun nilai yang kuat, brand-mu bisa saja terkenal tapi nggak berdampak besar pada penjualan.

Maka dari itu, kamu perlu membangun positioning, karakter, dan personality brand agar lebih melekat di hati konsumen.

3. Promo Bukan Hanya untuk Jangka Pendek

Diskon dan promo memang bisa meningkatkan penjualan dalam waktu singkat.

Namun, jika dilakukan terus-menerus tanpa strategi yang jelas, pelanggan justru akan terbiasa dan hanya membeli produk saat ada promo.

Sebaliknya, promo sebaiknya digunakan untuk membangun kebiasaan pelanggan, dengan menawarkan nilai tambah yang membuat mereka tetap bertahan meskipun promo sudah berakhir.

4. Viral Tidak Selalu Berdampak ke Penjualan

Banyak bisnis yang mengejar viralitas tanpa mempertimbangkan relevansi dengan brand.

Padahal, viral bukan jaminan sukses jika pesan yang disampaikan tidak sesuai dengan positioning brand.

Konten yang viral memang bisa meningkatkan exposure, tapi jika tidak selaras dengan value dan misi brand, hasil akhirnya bisa nihil.

Jadi, pastikan strategi viral yang kamu buat tetap relevan dengan identitas brand-mu.

5. Hard Sell vs Soft Sell, Mana yang Lebih Efektif?

Dalam dunia marketing, ada dua pendekatan utama: hard sell (langsung menjual) dan soft sell (membangun hubungan dulu).

Hard sell bagus untuk menghasilkan konversi cepat, sementara soft sell lebih efektif untuk membangun hubungan jangka panjang dengan pelanggan.

Jadi, strategi terbaik adalah mengombinasikan keduanya, sehingga brand-mu tetap menarik tanpa terasa terlalu memaksa.

6. Menyeimbangkan Strategi Jangka Pendek dan Panjang

Sering kali, tim sales dan marketing punya pendekatan yang berbeda fokus pada hasil instan, sedangkan marketing lebih ke strategi jangka panjang.

Padahal, keduanya harus berjalan beriringan. Jika hanya fokus ke jangka pendek, bisnis bisa cepat naik tapi juga cepat turun.

Sebaliknya, jika terlalu fokus ke jangka panjang tanpa strategi jangka pendek yang solid, bisnis bisa kehilangan momentum.

7. Brand Story Bukan Hanya Tentang Brand

Banyak brand yang membuat storytelling hanya untuk menceritakan kehebatan mereka sendiri.

Padahal, storytelling yang efektif justru menempatkan pelanggan sebagai tokoh utama, sedangkan brand hanya berperan sebagai pendukung yang membantu mereka mencapai versi terbaik dari diri mereka.

Dengan pendekatan ini, pelanggan akan merasa lebih terhubung dan tertarik dengan brand-mu.

Kesimpulan

Marketing bukan sekadar soal memilih channel atau membuat konten viral. Ada banyak elemen yang harus diperhatikan, mulai dari brand positioning, strategi komunikasi, hingga keseimbangan antara jangka pendek dan panjang.

Dengan memahami dan menghindari kesalahan-kesalahan di atas, kamu bisa membangun strategi marketing yang lebih efektif dan berkelanjutan. Jadi, sudah siap untuk jadi marketer yang lebih cerdas?.*

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

25 − 16 =
Powered by MathCaptcha