Fakta Pahit Jualan Online yang Jarang Diketahui Pembeli, Kamu Mengalaminya Juga?

  • Bagikan
Ilustrasi seseorang yang mengalami fakta pahit dalam berbisnis di dunia online Freepik Jcomp
Ilustrasi seseorang yang mengalami fakta pahit dalam berbisnis di dunia online Freepik Jcomp

KAMAKAMU – Kali ini kita mau ngebahas sisi lain dunia jualan online yang mungkin jarang banget kamu tahu sebagai pembeli.

Banyak yang mengira bisnis online itu enak, bisa cepat kaya, kerjanya santai dari rumah, eh tapi kenyataannya?

Mau Iklan di Shopee Untung? Perhatikan Hal-Hal Krusial Ini!

1. Jangan kaget kalau fakta di lapangan seringkali jauh berbeda

Dilansir dari YouTube Yohan Agustian salah satu kenyataan pahit yang sering dialami seller adalah margin keuntungan yang super tipis.

Bayangkan saja, setelah dihitung biaya packing dan admin marketplace seperti Shopee, TikTok, atau Tokopedia, untungnya cuma sisa seribu atau dua ribu perak.

Ibaratnya kayak keuntungan seharga sebungkus roti.

Meskipun begitu, banyak seller yang terpaksa menelan pil pahit ini demi menjaga kelangsungan bisnis.

Bahkan, ada juga yang pernah mengalami keuntungan lebih kecil dari itu, terutama di awal-awal merintis usaha.

Selain margin tipis, masalah lain yang tak kalah bikin pusing adalah bagaimana cara menutup gaji karyawan, terutama ketika profit yang didapatkan tidak menentu.

Banyak pebisnis online yang harus menyisihkan sebagian besar pendapatan mereka untuk gaji karyawan terlebih dahulu.

Ironisnya, gaji pemilik usaha sendiri justru seringkali menjadi prioritas terakhir.

Kalau sisa keuntungannya banyak sih tidak masalah, tapi bagaimana jika sisanya sangat tipis?

Sudah seperti remahan roti, eh harus habis untuk bayar orang lain.

Belum lagi drama dengan buyer. Sudah bersusah payah membuat produk sebaik mungkin, eh malah dapat bintang satu dengan alasan yang tidak jelas.

Atau lebih parah lagi, kena retur toko hanya karena pembeli berubah pikiran, padahal kesalahan bukan di pihak penjual.

2. Kepencet saat Memesan Barang

Pengalaman yang lebih menggelikan lagi, seringkali seller bertemu dengan buyer yang mengaku “kepencet” saat memesan barang.

Kalau COD sih masih mending kalau tidak mau bayar, tapi yang bikin heran, bagaimana bisa kepencet kalau sudah bayar pakai virtual account? Canggih betul jari tidurnya!

3. Pelanggaran Toko

Tidak hanya itu, masalah pelanggaran toko di marketplace juga sering menjadi momok.

Kadang, pelanggaran itu terjadi bukan karena kesalahan penjual, melainkan karena keterlambatan atau kesalahan dari pihak ekspedisi.

Padahal, seller sudah berusaha semaksimal mungkin untuk mengirim barang tepat waktu.

Lebih menyakitkan lagi, ada juga seller yang sudah berjuang keras, tapi toko online-nya stuck di situ-situ saja, sepi dan tidak ada perkembangan yang signifikan.

Lantas, bagaimana solusinya untuk mengatasi berbagai masalah pelik ini?

Jika kamu sedang mengalami masalah margin tipis dan kesulitan membayar gaji karyawan, akar permasalahannya kemungkinan besar adalah kamu menjual produk dengan tingkat persaingan yang sangat tinggi namun permintaannya tidak terlalu besar.

Dalam kondisi seperti ini, perang harga antar penjual menjadi tak terhindarkan, yang pada akhirnya menggerogoti keuntunganmu.

Oleh karena itu, salah satu solusi yang bisa kamu coba adalah menciptakan produk baru yang lebih unik, inovatif, dan memiliki margin keuntungan yang lebih sehat.

Dengan margin yang lebih baik, kamu akan memiliki modal yang cukup untuk beriklan, meningkatkan traffic dan penjualan toko, sehingga toko tidak lagi sepi dan kamu tidak perlu terus nombok untuk membayar gaji karyawan.

Sementara itu, untuk masalah dengan buyer, memang terkadang sulit dihindari.

Solusinya, anggap saja setiap interaksi negatif sebagai bagian dari bisnis.

Ketika kamu menjual 100 produk, tidak mungkin semuanya akan memberikan bintang lima.

Jadikan ulasan negatif sebagai feedback untuk perbaikan di masa depan.

Selain itu, anggarkan dana untuk menghadapi buyer yang kecewa, misalnya dengan memberikan refund atau kompensasi lain demi menjaga reputasi toko.

Terakhir, untuk masalah pelanggaran, terutama yang disebabkan oleh pihak ekspedisi atau kesalahan sendiri, evaluasi setiap kejadian.

Cari tahu apakah kesalahan tersebut berpotensi terulang dan bagaimana cara memperbaikinya.

Namun, perlu diingat bahwa mengurus semua aspek bisnis online sendirian bisa sangat melelahkan.

Pertimbangkan untuk bekerja sama dengan pihak lain yang lebih berpengalaman, seperti marketplace enabler, yang dapat membantu mengelola berbagai aspek bisnis online kamu agar lebih lancar dan efisien.

Dengan begitu, kamu bisa fokus pada pengembangan produk dan strategi penjualan.

Setelah membaca berbagai fakta pahit ini, apakah kamu juga pernah mengalaminya?.*

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

− 2 = 4
Powered by MathCaptcha