KAMAKAMU – Dalam kehidupan rumah tangga, sering kali terjadi perbedaan pendapat antara pasangan. Salah satu contohnya, seperti yang disampaikan dalam sebuah ceramah Buya Yahya.
Dalam ceramahnya Buya Yahya menyebutkan ketika ada perbedaan pandangan terkait sikap terhadap tetangga yang memarkir kendaraannya di depan rumah.
Perbedaan Pendapat yang Wajar
Dalam situasi tersebut, pihak suami merasa tidak terganggu dengan tetangga yang memarkir kendaraan di depan rumahnya.
Cara Mengelola Stress Saat PHK Ala Buya Yahya
Menurutnya, hal itu adalah bentuk tolong-menolong yang wajar, apalagi jika tetangganya tidak memiliki tempat parkir yang memadai.
“Wajar saja wong itu adalah tetangga mau parkir di rumah saya juga wajar saja.” ujar Buya Yahya dilansir dari YouTube Al Bahzah.
Sikap ini mencerminkan kebaikan hati dan keinginan untuk membantu sesama.
Menjaga Perasaan Istri
Namun, dari sudut pandang istri, situasi ini menimbulkan ketidaknyamanan. Istri mungkin merasa privasinya terganggu, terutama jika ada orang asing, seperti laki-laki, yang sering keluar masuk di depan rumah.
Buya Yahya mengingatkan pentingnya menghargai perasaan pasangan.
“Istri anda mungkin benar hujahnya, karena dia merasa terganggu dengan adanya orang asing yang sering keluar masuk di depan rumah.” imbuh Buya Yahya.
Untuk mengatasi perbedaan ini, langkah pertama yang dianjurkan adalah husnudzan atau berprasangka baik.
Jangan langsung menuduh istri memiliki niat buruk atau dengki terhadap tetangga. Sebaliknya, coba pahami alasan ketidaknyamanannya dan cari solusi bersama melalui musyawarah.
“Kita harus bangun husnudzan dengan pasangan supaya perbedaan tidak menjadikan permusuhan.” kata Buya Yahya.
Menghargai Tetangga dengan Batasan
Meski membantu tetangga adalah perbuatan baik, Buya Yahya juga menegaskan bahwa harus ada batasan yang jelas.
Misalnya, jika tindakan tetangga mulai mengganggu privasi atau kenyamanan keluarga, maka wajar jika hal itu perlu dibicarakan.
“Jika tetangga memerlukan tempat parkir, izinkan selama tidak merugikan dan mengganggu privasi,” jelas Buya Yahya.
Musyawarah sebagai Solusi
Dalam menghadapi situasi seperti ini, musyawarah adalah kunci. Kedua belah pihak harus duduk bersama dan mencari jalan keluar yang terbaik.
Jika tetangga tetap harus parkir di depan rumah, pastikan ada kesepakatan yang menjamin kenyamanan dan keamanan keluarga
“Jangan jadikan perbedaan ini sebuah masalah besar, berdamailah dengan musyawarah yang baik,” pesan Buya Yahya.
Menghindari Kebencian Terhadap Tetangga
Buya Yahya juga mengingatkan agar jangan sampai perbedaan ini menimbulkan kebencian terhadap tetangga. Nabi Muhammad SAW selalu mengajarkan pentingnya menjaga hubungan baik dengan tetangga.
Malaikat Jibril sering kali berwasiat kepada Nabi tentang pentingnya peduli kepada tetangga, sehingga Nabi menduga bahwa tetangga akan saling mewarisi.
“Jangan sampai kita benci atau dengki kepada tetangga hanya karena masalah kecil seperti parkir,” tegas Buya Yahya.
Dalam Islam, tetangga memiliki hak yang harus dihormati, baik tetangga Muslim maupun non-Muslim.
Imam Ghazali bahkan membagi tetangga menjadi tiga golongan: tetangga yang Muslim dan kerabat, tetangga yang Muslim namun bukan kerabat, dan tetangga yang non-Muslim. Hak-hak mereka semua harus dipenuhi sesuai syariat.
“Hak tetangga harus kita laksanakan, bahkan jika mereka non-Muslim,” ungkap Buya Yahya.
Menjaga Hubungan Baik dengan Tetangga
Dalam kehidupan sosial, menjaga hubungan baik dengan tetangga adalah salah satu bentuk keimanan.
Buya Yahya menyampaikan pesan Nabi Muhammad SAW yang mengatakan bahwa orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir harus memuliakan tetangganya.
Oleh karena itu, meskipun ada perbedaan pandangan, tetaplah berusaha menjaga hubungan baik dengan tetangga dan jangan biarkan masalah kecil merusak silaturahmi.*