Cara Menghadapi Fenomena Sandwich Generation di Indonesia

  • Bagikan
Ilustrasi sandwich Freepik jcstudio
Ilustrasi sandwich Freepik jcstudio

KAMAKAMU  – Masalah generasi sandwich di Indonesia kian menjadi perhatian. Istilah ini merujuk pada individu yang harus menanggung biaya hidup orang tua sekaligus anak-anak mereka.

Dalam laporan terbaru, hampir setengah anak muda Indonesia saat ini berada dalam posisi tersebut. Fenomena ini mencerminkan tantangan besar menuju Indonesia Emas 2045, sebuah visi di mana seluruh masyarakat diharapkan sejahtera.

Namun, survei CNBC pada 2021 menunjukkan bahwa hampir 50% anak muda Indonesia hidup sebagai generasi sandwich. Bahkan, proyeksi untuk 2045 memperkirakan 80% penduduk Indonesia mungkin menghadapi situasi serupa. Apa yang menyebabkan hal ini, dan bagaimana kita bisa mencegahnya?

Besok Kick Off Makan Bergizi Gratis di 26 Provinsi

Pentingnya Literasi Keuangan Sejak Dini

Dilansir dari YouTube Raymond Chin Salah satu penyebab utama generasi sandwich adalah kebiasaan finansial yang buruk sejak usia muda. Anak-anak usia 0-20 tahun seringkali tidak diajarkan tentang sulitnya mencari uang.

Hal ini diperburuk oleh tren impulsive buying yang dipicu oleh strategi pemasaran modern seperti penawaran terbatas. Untuk mencegahnya, orang tua perlu menanamkan kebiasaan mengontrol pengeluaran sejak dini, bukan sekadar menabung atau mencari penghasilan.

Tantangan Finansial di Usia Produktif

Kelompok usia 20-30 tahun menghadapi masalah yang lebih kompleks. Mayoritas hidup dari paycheck to paycheck tanpa menyisihkan dana untuk masa depan.

Hal ini terjadi karena banyak yang merasa selalu ada waktu untuk memperbaiki keadaan finansial. Namun, tanpa investasi atau tabungan yang memadai, risiko menjadi generasi sandwich di usia tua semakin besar.

Di usia 40-50 tahun, masalah lain muncul. Pengeluaran untuk pendidikan anak dan biaya kesehatan seringkali diabaikan dalam perencanaan keuangan. Akibatnya, banyak orang di kelompok usia ini tidak memiliki cukup dana untuk pensiun, memperparah ketergantungan pada anak-anak mereka di masa depan.

Menyiapkan Masa Depan Finansial yang Lebih Baik

Belajar dari negara seperti Jepang dan Australia, yang hanya memiliki 6% populasi generasi sandwich, pendidikan finansial menjadi kunci utama.

Literasi keuangan di Indonesia sebenarnya sudah meningkat, mencapai hampir 50% dari populasi. Namun, kesadaran untuk menabung dan berinvestasi masih minim dibandingkan kebutuhan mendesak lainnya.

Kesimpulan

Mengatasi fenomena generasi sandwich membutuhkan kesadaran dan perubahan kebiasaan di semua kelompok usia. Orang tua perlu mendidik anak mereka tentang pentingnya pengelolaan keuangan sejak dini.

Sementara itu, generasi muda harus mulai membangun dana pensiun dan investasi agar tidak hanya hidup untuk hari ini, tetapi juga untuk masa depan. Dengan langkah konkret dan dukungan teknologi, visi Indonesia Emas 2045 bisa terwujud tanpa harus menambah beban generasi berikutnya.*

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

26 ÷ 13 =
Powered by MathCaptcha