Cara Ampuh Menerapkan Referral Marketing dalam Bisnis

  • Bagikan
Ilustrasi Referal Marketing Freepik
Ilustrasi Referal Marketing Freepik

KAMAKAMU – Apakah kamu pernah direkomendasikan sebuah produk oleh teman? Biasanya, kalau rekomendasi datang dari orang yang kamu percaya, besar kemungkinan kamu akan mempertimbangkannya.

Nah, itulah kekuatan referral marketing. Sayangnya, banyak brand yang salah menerapkannya, sehingga justru menurunkan tingkat kepercayaan pelanggan.

Dulu, marketing lebih banyak mengandalkan iklan dan PR. Namun, seiring waktu, kepercayaan terhadap iklan mulai menurun karena dianggap sebagai propaganda yang berlebihan.

Mau Menjalankan Marketing B2B? Catat Hal Ini agar Tidak Salah Langkah

PR pun mengalami hal serupa. Akhirnya, orang-orang beralih ke media sosial untuk mencari rekomendasi dari sesama pengguna. Di sinilah strategi referral menemukan momentumnya.

Apa Itu Referral Marketing dan Mengapa Bisa Gagal?

Dilansir dari YouTube Marketeers TV Referral marketing adalah strategi di mana pelanggan merekomendasikan produk ke orang lain, sering kali dengan imbalan tertentu.

Bentuknya bisa berupa “member get member” atau kode referral. Masalahnya, ketika ada insentif dalam rekomendasi, orang mulai mempertanyakan niat di baliknya.

Apakah temannya benar-benar merekomendasikan karena produk tersebut bagus? Atau hanya karena ingin mendapatkan komisi?

Di sinilah konflik antara norma sosial dan norma bisnis muncul. Dalam norma sosial, rekomendasi diberikan secara tulus tanpa ada imbalan finansial.

Sebaliknya, dalam norma bisnis, ada nilai ekonomi yang dipertaruhkan. Ketika dua norma ini bertabrakan, kepercayaan bisa runtuh.

Strategi Referral yang Berhasil

Salah satu contoh referral marketing yang sukses adalah Gmail. Saat pertama kali diluncurkan, Gmail tidak memberikan referral dalam jumlah besar.

Justru sebaliknya, mereka membatasi undangan sehingga hanya orang-orang tertentu yang bisa memberikan akses.

Ini menciptakan rasa eksklusivitas dan meningkatkan keinginan orang-orang untuk mendapatkan akun Gmail.

Selain itu, Gmail menawarkan manfaat yang jelas: kapasitas penyimpanan lebih besar dibandingkan kompetitor seperti Yahoo dan Hotmail saat itu.

Kombinasi antara nilai produk yang kuat dan strategi referral yang tepat membuat Gmail sukses besar.

Cara Membangun Referral Program yang Sukses

Untuk membuat strategi referral yang efektif, kamu perlu memastikan beberapa hal:

Bangun Ketertarikan terhadap Produk

Sebelum meminta orang lain merekomendasikan produkmu, pastikan produk itu sendiri menarik.

Jika produkmu tidak memiliki nilai lebih, referral marketing hanya akan dianggap sebagai strategi jualan biasa.

Ciptakan Eksklusivitas atau Scarcity

Ketika sesuatu sulit didapatkan, orang akan lebih tertarik. Sistem undangan seperti yang dilakukan oleh Gmail atau Clubhouse adalah contoh bagaimana eksklusivitas bisa menjadi daya tarik tersendiri.

Pastikan Ada Manfaat Nyata untuk Pengguna Baru

Orang yang mendapatkan referral harus merasa mendapatkan keuntungan, bukan hanya sekadar membantu teman yang memberikan kode referral.

Jika manfaatnya jelas, mereka tidak akan peduli apakah temannya mendapatkan insentif atau tidak.

Gunakan Komunikasi yang Tepat

Sebelum meluncurkan program referral, bangun hype terlebih dahulu. Buat orang penasaran dan tertarik. Jika strategi komunikasi berjalan dengan baik, referral akan terasa lebih natural.

Kesimpulan

Referral marketing bisa menjadi strategi yang sangat efektif jika diterapkan dengan benar. Kunci utamanya adalah membangun kepercayaan dengan memberikan nilai nyata kepada pengguna.

Jika produkmu benar-benar bagus, orang akan merekomendasikannya dengan tulus, tanpa harus dipaksa atau diberi insentif besar. Jadi, pastikan kamu mendesain program referral yang tidak hanya menguntungkan bagi perusahaan, tetapi juga bagi pelangganmu.*

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

− 1 = 2
Powered by MathCaptcha