Bisnis Bangkrut? Lakukan 9 Hal Ini

  • Bagikan
Ilustrasi bisnis bangkrut Freepik wayhomestudio
Ilustrasi bisnis bangkrut Freepik wayhomestudio

KAMAKAMU – Kebangkrutan, sebuah kata yang menakutkan bagi banyak orang, sering kali disalahartikan.

Banyak yang mengira kebangkrutan hanya terjadi ketika perusahaan merugi.

Padahal, kebangkrutan yang sebenarnya adalah ketika perusahaan mengalami kekurangan kas, meskipun laporan keuangan menunjukkan keuntungan.

Pemimpin Bisnis Banyak Terjangkit 2 Penyakit Ini

Oleh karena itu, penting untuk memahami perbedaan antara rugi dan bangkrut.

1. Menenangkan Diri

Ketika menghadapi kebangkrutan, hal pertama yang perlu dilakukan adalah menenangkan diri.

Situasi ini memang tidak mudah, terutama dengan tekanan dari penagih utang dan pemasok.

Setiap orang memiliki cara masing-masing untuk menenangkan diri, seperti tidur, menonton film, mendengarkan musik, atau melakukan kegiatan spiritual.

Yang terpenting, temukan cara yang paling efektif untuk menenangkan pikiran.

2. Memindahkan Masalah dari Pikiran ke Kertas

Dilansir dari YouTube Jaya Setiabudi setelah tenang, langkah selanjutnya adalah memindahkan semua masalah dari pikiran ke kertas.

Gunakan kertas kosong atau papan tulis untuk mencatat semua aset, kewajiban, dan ekuitas perusahaan.

Dengan demikian, Anda dapat melihat gambaran yang lebih jelas tentang kondisi keuangan perusahaan.

Selain itu, Anda juga dapat mengidentifikasi aset yang masih dimiliki, piutang yang dapat ditagih, atau utang yang dapat dinegosiasikan.

3. Fokus pada Arus Kas Harian dan Bulanan

Dalam kondisi bangkrut, bertahan hidup adalah prioritas utama. Oleh karena itu, fokuslah pada arus kas harian dan bulanan.

Arus kas harian dapat diperoleh dari perdagangan cepat, seperti berjualan di pasar atau lampu merah.

Sementara itu, arus kas bulanan dapat diperoleh dari kos-kosan, gaji, atau royalti.

4. Mengelola Gaya Hidup dan Gengsi

Salah satu tantangan terbesar saat bangkrut adalah mengelola gaya hidup dan gengsi.

Banyak orang yang terbiasa dengan gaya hidup mewah kesulitan untuk menyesuaikan diri dengan kondisi keuangan yang sulit.

Oleh karena itu, penting untuk mengurangi pengeluaran dan fokus pada kebutuhan pokok.

Selain itu, singkirkan gengsi yang dapat menghambat upaya untuk bangkit.

5. Memulai dari Hal Kecil

Ketika bangkrut, mulailah dari hal-hal kecil. Cari peluang untuk mendapatkan penghasilan, meskipun itu hanya berjualan air mineral atau makanan ringan di lampu merah.

Yang terpenting, jangan malu untuk melakukan pekerjaan apa pun yang halal dan menghasilkan uang.

6. Memahami Urutan Arus Kas

Selain arus kas harian dan bulanan, penting juga untuk memahami urutan arus kas lainnya, seperti arus kas semesteran, tahunan, dan proyek.

Arus kas semesteran dapat diperoleh dari bisnis kursus atau sekolah, sementara arus kas tahunan dapat diperoleh dari kontrakan rumah.

Arus kas proyek, meskipun berpotensi besar, tidak pasti dan tidak boleh diandalkan sebagai sumber utama penghasilan.

7. Mencari Leverage untuk Hutang Besar

Setelah arus kas harian dan bulanan stabil, barulah Anda dapat memikirkan cara untuk melunasi hutang yang besar.

Salah satu caranya adalah dengan mencari leverage, seperti menciptakan produk inovatif atau mendapatkan proyek besar.

Namun, ingatlah bahwa proses ini membutuhkan waktu dan kesabaran.

8. Bangkit dari Keterpurukan

Kebangkrutan memang tidak enak, tetapi itu adalah bagian dari risiko menjadi pengusaha. Jadikan pengalaman ini sebagai pelajaran berharga dan kekuatan untuk bangkit kembali. 

Dengan ketenangan, perencanaan yang matang, dan kerja keras, Anda pasti bisa keluar dari keterpurukan finansial.*

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

− 2 = 2
Powered by MathCaptcha