KAMAKAMU – Kamu pasti pernah melihat selebgram atau content creator favoritmu mempromosikan suatu produk di media sosial, bukan?
Influencer marketing memang semakin populer dan bahkan menjadi industri bernilai miliaran dolar.
Menurut Hyper Auditor, nilai pasar influencer marketing pada 2024 mencapai 19,8 miliar dolar dan diprediksi naik menjadi 22,5 miliar dolar pada 2025.
Cara Meningkatkan Loyalitas Konsumen Tanpa Mengandalkan Diskon
Indonesia sendiri menjadi negara keempat dalam jumlah sponsor konten, setelah Amerika Serikat, Brasil, dan India.
Mengapa Influencer Marketing Begitu Efektif?
Dilansir dari YouTube Marketeers TV Influencer marketing berhasil karena memiliki jangkauan luas dan kredibilitas yang lebih baik dibandingkan iklan tradisional.
Influencer bisa membangun koneksi personal dengan followers mereka, sehingga rekomendasi mereka terasa lebih autentik.
Dibandingkan akun brand yang hanya memiliki engagement rate 0,02%-0,03%, influencer bisa mencapai engagement rate hingga 1,11%, seperti yang dimiliki Selena Gomez.
Jenis-Jenis Influencer Berdasarkan Follower
Tidak semua influencer memiliki jutaan pengikut seperti Cristiano Ronaldo atau Messi. Sebagian besar influencer masuk dalam kategori Nano Influencer (1.000 – 10.000 followers) yang memiliki engagement rate paling tinggi. Berikut adalah kategori influencer berdasarkan jumlah pengikutnya:
Nano Influencer – 1.000 – 10.000 followers (76,86%)
Micro Influencer – 10.000 – 50.000 followers (10,23%)
Macro Influencer – 50.000 – 1 juta followers
Mega Influencer – 1 juta followers ke atas
Faktor yang Membuat Influencer Berpengaruh
Setidaknya ada tiga alasan utama mengapa influencer bisa mempengaruhi keputusan belanja kamu:
Alasan Subyektif
Influencer memiliki banyak pengikut, sehingga apa pun yang mereka bagikan bisa menjangkau banyak orang.
Alasan Rasional
Beberapa influencer dikenal karena kredibilitas mereka di bidang tertentu, seperti otomotif, teknologi, atau kesehatan.
Beyond Rasional
Ada efek psikologis seperti idol effect dan halo effect, di mana kita cenderung mengikuti orang yang kita idolakan atau menganggap mereka kompeten dalam segala hal.
Influencer Sebagai Representasi Selera Konsumen
Selain kredibilitas, banyak influencer yang sukses karena mereka merepresentasikan selera tertentu.
Misalnya, ada influencer khusus backpacker, kuliner pedas, atau fashion streetwear.
Pengikut mereka merasa seleranya sejalan, sehingga lebih percaya dengan rekomendasi yang diberikan.
Bagaimana Brand Memanfaatkan Influencer?
Brand menggunakan influencer untuk menciptakan efek social proof dan fear of missing out (FOMO).
Ketika banyak orang melihat influencer menggunakan suatu produk, secara tidak sadar mereka ingin ikut serta.
Inilah sebabnya brand sering menggandeng influencer dengan jumlah pengikut besar agar produknya terlihat lebih kredibel dan diminati banyak orang.
Apakah Influencer Selalu Jujur?
Meskipun influencer dianggap lebih netral dibanding brand, tetap ada beberapa yang hanya mempromosikan produk karena bayaran, bukan karena mereka benar-benar suka.
Namun, dalam jangka panjang, influencer yang tidak jujur akan kehilangan kepercayaan pengikutnya, sehingga reputasinya bisa hancur.
Kesimpulan
Influencer marketing adalah strategi yang sangat efektif dalam dunia pemasaran digital. Dengan memahami bagaimana influencer bekerja, kamu bisa lebih bijak dalam memilih rekomendasi yang benar-benar sesuai dengan kebutuhanmu. Jadi, apakah kamu termasuk orang yang sering terpengaruh oleh influencer saat berbelanja?.*