KAMAKAMU – Beberapa tahun lalu, ketika media sosial mulai booming, profesi influencer ikut naik daun.
Banyak orang bermimpi menjadi influencer, sementara brand besar mengalokasikan dana besar untuk menggandeng mereka dalam strategi pemasaran.
Saat itu, keputusan pembelian sering kali dipengaruhi oleh rekomendasi influencer. Namun, apakah efektivitas influencer masih sekuat dulu?
Mulai Bisnis Tidak Wajib di Tempat yang Strategis
Bagaimana Influencer Mempengaruhi Konsumen?
Dilansir dari YouTube Marketeers TV Influencer dulu dianggap sebagai pihak yang netral, tidak seperti brand yang selalu mempromosikan produknya sendiri.
Konsumen lebih percaya pada ulasan jujur dari orang yang mereka ikuti di media sosial. Selain itu, influencer juga menciptakan efek Fear of Missing Out (FOMO).
Jika seorang influencer terkenal merekomendasikan produk, orang-orang cenderung ikut membeli agar tidak merasa ketinggalan tren.
Kenapa Efektivitas Influencer Mulai Menurun?
Dalam 3-5 tahun terakhir, pengaruh influencer terhadap keputusan pembelian mulai berkurang. Salah satu penyebab utamanya adalah over supply.
Jumlah influencer yang semakin banyak membuat brand kesulitan memilih yang benar-benar efektif.
Fenomena choice overload ini bisa menyebabkan kebingungan dalam pengambilan keputusan. Akibatnya, kepercayaan terhadap influencer mulai menurun.
Persaingan Ketat di Dunia Influencer
Jumlah influencer yang terus meningkat juga menciptakan clutter, yaitu kesulitan dalam membangun personal brand yang unik.
Saat ini, hampir semua niche sudah dipenuhi oleh influencer lain, sehingga sulit bagi pendatang baru untuk menonjol.
Dari sisi konsumen, efek adaptasi juga terjadi. Dulu, endorsement dari influencer terasa istimewa, tapi sekarang menjadi hal biasa yang tidak lagi menarik perhatian.
Konsumen Semakin Cerdas
Konsumen saat ini lebih sadar bahwa endorsement dari influencer adalah iklan berbayar. Ini membuat mereka lebih kritis dalam menerima rekomendasi.
Banyak influencer yang kehilangan kredibilitas karena menerima endorsement tanpa seleksi, bahkan mempromosikan produk yang sebenarnya tidak mereka gunakan.
Akibatnya, ROI (Return on Investment) dari strategi influencer marketing semakin menurun.
Influencer yang Masih Efektif
Meskipun banyak influencer kehilangan pengaruhnya, beberapa masih tetap efektif. Mereka biasanya memiliki dua strategi utama:
- Jalur Kreatif – Influencer yang mampu menyampaikan pesan secara menarik cenderung mendapatkan engagement tinggi, yang kemudian meningkatkan jangkauan organik.
- Reputasi dan Kredibilitas – Influencer yang membangun reputasi kuat di niche tertentu dan hanya mempromosikan produk yang benar-benar mereka percayai akan tetap dipercaya oleh audiens.
Bagaimana Memilih Influencer yang Tepat?
Jika kamu seorang pemilik bisnis yang ingin menggunakan influencer marketing, pilihlah influencer yang memiliki:
- Follower yang cukup dalam niche tertentu
- Reputasi yang baik dan konsisten
- Kreativitas dalam menyampaikan pesan
- Kredibilitas di bidang yang relevan
- Kemampuan storytelling yang kuat
Kesimpulan
Influencer marketing masih bisa efektif, tapi tidak seperti dulu. Untuk mendapatkan hasil maksimal, pilihlah influencer yang bukan sekadar memiliki banyak follower, tapi juga memiliki kredibilitas dan kreativitas dalam menyampaikan pesan. Konsumen semakin pintar, jadi strategi marketing pun harus semakin cerdas!*