Apa Benar Zaman Nabi Adzan Shalat Jumat Sekali, Ini Kata UAS

  • Bagikan
Ilustrasi Masjid
Berapa jumlah adzah shalat Jumat di zaman Rasulullah SAW / Pexels @David McEachan

KAMAKAMU – UAS menjelaskan berapa sebenarnya jumlah adzan shalat Jumat di zaman Rasulullah SAW, simak penjelasanya di bawah ini.

Adzan merupakan panggilan untuk umat Islam untuk menunaikan shalat. Adzan biasanya dikumandangkan sebanyak lima kali dalam sehari sebagai penanda waktu shalat.

Sering kali orang bertanya apakah pada zaman Nabi Muhammad SAW adzan untuk shalat Jumat dikumandangkan hanya sekali?

Pada masa Rasulullah SAW, memang benar bahwa adzan untuk shalat Jumat dikumandangkan hanya sekali. Muezzin mengumandangkan adzan tersebut ketika khatib sudah naik mimbar dan siap memberikan khutbah.

Bolehkah Berwudhu Sebelum Tidur Saat Punya Hadas Besar, Ini Kata UAS

Ustadz Abdul Somad juga mempertegas hal ini dalam salah satu video YouTube-nya, menyatakan bahwa pada zaman Nabi Muhammad SAW, adzan shalat Jumat hanya dilakukan sekali.

“Tak ada zaman Nabi Muhammad azan Jumat itu sekali,” kata Ustadz Abdul Somad sebagaimana dikutip Kamakamu.com dari kanal YouTube Ustadz Abdul Somad Official

Namun, seiring berjalannya waktu dan perkembangan Islam, praktik ini mengalami perubahan. Menurut da’i yang akrab disapa UAS ini menjelaskan di masa kekhalifahan Umar bin Khattab, umat Islam semakin banyak dan kota Madinah semakin berkembang.

Lebih lanjut, UAS menuturkan karena di saat itu pasar menjadi luas, kalau Adzan shalat Jum’at dilakukan hanya sekali itu akan membuat orang lama untuk berkumpul.

Dengan demikian, Khalifah Umar bin Khattab membuat adzan shalat Jumat dilakukan dua kali.

“Tapi kemudian, pada masa Khalifah Umar bin Khattab, pasar menjadi luas besar. Kalau dibuat azan sekali, maka orang akan lambat berkumpul. Maka, dibuatlah azan dua kali, itu sunnah Umar,” ujarnya.

Di kalangan umat Islam sendiri, sering muncul perdebatan tentang jumlah kali adzan yang seharusnya dikumandangkan.

Beberapa orang berpendapat bahwa mengikuti sunnah Nabi berarti hanya mengumandangkan adzan sekali, seperti yang dilakukan pada zaman Rasulullah SAW. 

“Jadi, kalau ada orang mengatakan, “Masjid kita buat azan sekali karena kita ikut sunnah Nabi, bukan sunnah Umar,” inilah orang jahil bin goblok bin Bonga,” tegasnya.

Padahal, menurut UAS Nabi Muhammad SAW sendiri menyebut jika ummat harus mengikuti juga sunnah Khulafaur Rasyidin, dalam hal ini Khalifah Umar bin Khatab.

“Padahal, kata Nabi, Alaikum bisunnati, ikuti sunnahku, was sunnatil khulafair Rasyidin, dan ikuti sunnah khulafa Rasyidin.” pungkasnya.*

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

95 ÷ = 19
Powered by MathCaptcha