Lihat Banser Amankan Pendemo di PBNU, Pengamat: itu Tugas Polisi!

  • Bagikan
Gus Yahya dan Cak Imin
Gus Yahya dan Cak Imin/Doc. Istimewa

KAMAKAMU – Barisan Ansor Serbaguna (Banser) mendapat instruksi untuk membubarkan aksi demonstrasi yang dilakukan di depan kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).

Salah satu pihak yang memberikan tanggapan adalah jurnalis investigasi, Dandhy Laksono. Dia menekankan bahwa demonstrasi merupakan hak konstitusional warga negara.

“Demonstrasi adalah hak setiap warga negara yang dijamin oleh konstitusi,” ujarnya, dikutip dari unggahan di platform X pada Selasa, 6 Agustus 2024.

PBNU vs PKB Memanas, Cak Imin: yang Rusak itu Yahya

Dia menambahkan bahwa demonstrasi dapat dibubarkan jika mengganggu ketertiban umum, namun tugas tersebut bukanlah tanggung jawab organisasi masyarakat seperti Banser.

“Jika dianggap mengganggu kepentingan umum, maka itu adalah tugas polisi, bukan ormas,” tegasnya.

“Kecuali jika mereka merasa berada di atas negara,” ujarnya lagi.

Perintah pembubaran tersebut datang dari Ketua Umum Gerakan Pemuda Ansor, Addin Jauharudin, yang juga dikenal sebagai Gus Addin.

Pernyataan ini muncul setelah sekelompok massa yang menamakan diri Aliansi Santri Gus Dur menggelar demonstrasi di depan kantor PBNU beberapa waktu yang lalu.

Dalam aksi tersebut, para demonstran mendesak Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf, atau Gus Yahya, dan Sekretaris Jenderal PBNU Saifullah Yusuf, atau Gus Ipul, untuk mundur dari jabatannya.

Gus Yahya kemudian menginstruksikan GP Ansor dan Banser untuk tetap menjaga disiplin dan menahan diri hingga ada perintah lebih lanjut. Instruksi ini disampaikan di tengah suasana yang memanas antara PKB dan PBNU, ketika ratusan anggota Banser berseragam berkumpul di halaman Kantor PBNU, Jakarta, pada Senin, 5 Agustus 2024.

“Saya meminta sahabat-sahabat Banser Ansor di seluruh Indonesia untuk bersabar dan menahan diri sampai ada perintah untuk bertindak. Tetaplah dalam disiplin kader dan barisan,” ujar Gus Yahya.

Gus Yahya Bilang Ansor Bukan Gerombolan

Dia mengakui bahwa para kader Ansor dan Banser di seluruh Indonesia sedang mengalami gejolak emosional terkait perkembangan peristiwa beberapa hari terakhir.

Ia memahami perasaan para kader dan menyadari batas kesabaran mereka.

Gus Yahya menekankan bahwa baik banser maupun ansor, mereka berdua harus prosedural.

Hal itu penting mengingat Banser merupakan kader, bukan gerombolan.

“Namun, saya harus mengingatkan bahwa kalian adalah kader, bukan gerombolan,” ujarnya.

Gus Yahya juga meminta kader Ansor dan Banser untuk tetap bersatu dan tidak bergerak sendiri-sendiri. Dia berharap semua langkah dan tindakan diambil berdasarkan pertimbangan dan arahan dari pimpinan Nahdlatul Ulama.

“Setiap langkah dan tindakan harus mencerminkan konsolidasi gerak dari seluruh elemen Nahdlatul Ulama di seluruh Indonesia, terutama Ansor dan Banser sebagai kekuatan utama NU,” tegasnya.

Hubungan antara PKB dan PBNU mengalami ketegangan baru-baru ini.

Ketegangan ini meningkat ketika PBNU berencana mengkaji ulang hubungan dengan PKB.

Bahkan, massa yang mengatasnamakan Aliansi Santri Gus Dur sempat menggelar demonstrasi di depan Kantor PBNU pada Jumat pekan lalu.

Tuntutan utama mereka semua yakni mendesak Gus Yahya dan Gus Ipul untuk mundur dari jabatannya.*

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

+ 87 = 94
Powered by MathCaptcha