KAMAKAMU – Sebuah jenazah ditemukan di kebun milik PTPN 1 Regional 3, Kebun Getas Afdeling Asinan Blok Gembol, Lingkungan Blondo, Kecamatan Bawen.
Penemuan ini pertama kali dilaporkan oleh M. Abdul Rosyid (45), yang menemukan jenazah saat sedang memetik kopi pada Selasa, 30 Juli 2024 sekitar pukul 12.04 WIB.
Abdul Rasyid mengaku jika saat itu ia hendak bekerja memetik kopi, lalu mencium bau tak sedap.
Kaesang Makin Kokoh di Pilkada Jawa Tengah 2024
Bau tidak sedap yang tercium saat itu sangat menyengat hingga memaksanya untuk segera mencari tahu sumbernya.
Setelah ditelusuri, Rasyid kaget karena sumber bau tak sedap itu berasal dari sebuah mayat dalam posisi terlentang.
“Saat hendak bekerja memetik kopi, saya mencium bau tidak sedap. Setelah mencari sumber bau, saya menemukan jenazah dalam posisi terlentang.” ujar Abdul Rasyid kepada wartawan sebagaimana dikutip Kamakamu.com dari RRI.
Ia kemudian memberitahu insiden penemuan mayat itu kepada salah seorang temanya bernama Yudho.
“Saya segera memberitahukan kepada rekan saya, Yudho Utomo (25), yang kebetulan berada tidak jauh dari lokasi,” ujar Abdul Rosyid.
Kapolres Semarang Membenarkan Insiden Tersebut
Di tempat terpisah, Kapolres Semarang AKBP Ike Yulianto W, membenarkan penemuan jenazah tersebut.
Menurutnya, laporan diterima dari Polsek Bawen yang menyatakan adanya penemuan jenazah tanpa identitas di wilayah perkebunan PTPN 1 Bawen.
Penemuan ini mengejutkan warga sekitar, yang sebelumnya tidak mencurigai adanya hal ganjil di lokasi tersebut.
“Korban berjenis kelamin laki-laki, diperkirakan berusia lebih dari 40 tahun dan memiliki tinggi sekitar 170 cm. Dari pemeriksaan awal, korban diperkirakan meninggal lebih dari 10 hari yang lalu dan tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan,” jelas Kapolres.
Kondisi tubuh korban yang sudah mulai membusuk. Jenazah diperkirakan telah berada di TKP dengan waktu yang cukup lama sebelum ditemukan.
Lebih lanjut, Kapolres menyampaikan bahwa korban mengenakan kaos hijau tosca, celana panjang jeans hitam, dan sandal jepit biru.
Di sekitar korban ditemukan tas punggung hitam, botol air mineral, dan dua botol kecil racun tikus yang sudah kosong.
Temuan ini menimbulkan spekulasi apakah korban mungkin telah melakukan bunuh diri atau terlibat dalam aktivitas ilegal yang berujung fatal.
Warga sekitar yang mengetahui penemuan jenazah ini mulai merasa was-was dan berharap pihak berwenang dapat segera mengungkap identitas dan penyebab kematian korban.
“Kami berharap polisi dapat segera mengidentifikasi korban dan menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi,” ujar salah satu warga yang enggan disebutkan namanya.
Kapolres Ike Yulianto W mengimbau warga Kabupaten Semarang dan sekitarnya yang mungkin mengenali korban berdasarkan ciri-ciri tersebut untuk segera menghubungi pihak berwenang.
“Informasi dari masyarakat dapat membantu kami mengidentifikasi korban,” tambahnya.
Jenazah korban saat ini telah dibawa ke RS Bhayangkara Semarang untuk dilakukan autopsi.
Hal itu dilakukan guna penyelidikan lebih lanjut oleh tim Sat Reskrim Polres Semarang.
Proses autopsi ini bertujuan untuk mendapatkan petunjuk lebih lanjut mengenai penyebab kematian korban dan apakah ada faktor-faktor lain yang perlu diperhatikan dalam kasus ini.
Pihak kepolisian juga akan menyelidiki lebih lanjut latar belakang korban dan apakah ada laporan orang hilang yang cocok dengan deskripsi korban.
Penyelidikan ini tidak hanya berfokus pada identitas korban, tetapi juga mencari tahu apakah ada unsur kejahatan yang terlibat.*