KAMAKAMU – Membentuk kemitraan bisnis sering kali menjadi pilihan menarik bagi banyak orang.
Namun, sebelum melangkah lebih jauh, pahami beberapa hal yang perlu diperhatikan agar kolaborasi berjalan dengan lancar dan sukses.
Artikel ini membahas beberapa poin penting yang harus Anda periksa sebelum memutuskan untuk berpartneran dalam bisnis.
Dikutip Kamakamu.com dari kanal YouTube Dewa Eka Prayoga pada 30 Juli 2024, simak tips memilih partner bisnis.
10 Cara Memilih Partner Bisnis
1. Cek Rekam Jejak Kemitraan
Pertama-tama, sebelum memutuskan untuk bekerja sama, penting untuk memeriksa rekam jejak kemitraan calon partner. Ini melibatkan pengecekan pengalaman mereka dalam menjalin kemitraan sebelumnya.
Sebagai contoh, jika calon partner pernah bekerja sama dengan berbagai pihak, seperti A, B, C, dan D, sebaiknya cari tahu bagaimana pengalaman mereka dengan pihak-pihak tersebut.
Kalau calon partner bekerja, gambaran mengenai cara kerjanya dan kepercayaan mereka akan terlihat.
Selanjutnya, cari tahu pendapat dari orang-orang yang pernah bekerja sama dengan calon partner. Misalnya, dengarkan secara objektif dari pihak-pihak yang pernah berkolaborasi dengan mereka.
Ini akan membantu dalam mengevaluasi apakah calon partner tersebut memiliki reputasi baik dan dapat bekerja sama dengan baik.
50 Persen Bisnis Bangkrut Gegara Gagal Melewati 4 Tantangan Ini
2. Evaluasi Reputasi Bisnis
Selain rekam jejak, reputasi bisnis juga merupakan faktor penting. Periksa reputasi bisnis calon partner di berbagai platform, seperti Google, YouTube, dan media sosial.
Jika calon partner bergerak di bidang kuliner, periksa ulasan dan penilaian tentang bisnis kuliner mereka. Ini akan memberikan indikasi tentang seberapa baik mereka dikenal di pasar dan bagaimana pelanggan memandang mereka.
Jika ada ulasan negatif, pastikan untuk menilai apakah itu merupakan feedback yang valid atau sekadar komentar dari pesaing atau pihak yang tidak puas. Konfirmasi dan klarifikasi hal ini kepada calon partner agar tidak ada kesalahpahaman di kemudian hari.
3. Kenali Pemilik Brand
Saat berkolaborasi, penting untuk mengetahui siapa pemilik brand. Jangan sampai calon partner ternyata bukan pemilik asli, melainkan hanya karyawan atau kerabat dari pemilik.
Pastikan agar tidak terjadi masalah di masa depan terkait kepemilikan dan tanggung jawab. Pahami juga karakteristik dan kompetensi pemilik brand tersebut, karena ini akan mempengaruhi bagaimana kerjasama akan berlangsung.
4. Pastikan Kejelasan Akad
Kejelasan akad atau perjanjian kerja sama juga sangat penting. Jelaskan dengan jelas jenis akad yang akan digunakan dalam kemitraan, apakah itu syirkah, jual beli, atau pinjaman. Jelaskan pula tanggung jawab masing-masing pihak secara detail.
Misalnya, jika seorang investor tidak terlibat dalam operasional, maka tanggung jawab operasional sepenuhnya ada pada partner pengelola. Kejelasan ini akan mencegah konflik di kemudian hari.
5. Tetapkan Ekspektasi Kolaborasi
Sebelum memulai kolaborasi, diskusikan ekspektasi masing-masing pihak. Apa yang diharapkan dari kolaborasi tersebut?
Misalnya, apakah calon partner mengharapkan pengembangan platform khusus, strategi pemasaran, atau dukungan lainnya? Pastikan semua harapan dan ekspektasi dituangkan dengan jelas di awal agar tidak ada kebingungan atau perbedaan pendapat di kemudian hari.
6. Tentukan Ranah Kerja dan Tanggung Jawab
Selanjutnya, pastikan bahwa ranah kerja dan tanggung jawab masing-masing pihak telah ditentukan dengan jelas. Misalnya, jika ada pembagian tugas antara produksi, pemasaran, dan pengelolaan keuangan, semua harus terstruktur dengan baik.
Tentukan siapa yang akan menangani masing-masing aspek agar tidak terjadi tumpang tindih atau ketidaksepakatan.
7. Verifikasi Dokumen Legal
Periksa dokumen legal yang terkait dengan kolaborasi. Apakah akan menggunakan perjanjian personal, CV, atau PT? Pastikan semua dokumen legal lengkap dan sesuai dengan ketentuan hukum.
Hal ini penting agar semua pihak mengetahui hak dan kewajiban masing-masing serta menghindari masalah hukum di kemudian hari.
8. Analisis Keuangan Perusahaan
Tinjau keuangan perusahaan calon partner, termasuk neraca, laba rugi, dan arus kas. Pastikan aspek-aspek keuangan ini jelas dan transparan.
Periksa juga margin keuntungan, biaya produksi, dan saldo rekening. Ini akan membantu dalam menilai stabilitas keuangan calon partner dan potensi keuntungan dari kolaborasi.
9. Cek Kesiapan Tim
Pastikan tim yang akan terlibat dalam kolaborasi sudah siap dan tersedia. Cek struktur tim dan pastikan mereka memiliki kapasitas untuk menjalankan tugas yang telah dibagi. Kesiapan tim yang baik akan memperlancar proses eksekusi dan peluncuran brand baru.
10. Kepastian Demand Pasar
Terakhir, pastikan ada permintaan yang jelas dari pasar untuk produk atau layanan yang akan ditawarkan. Tanyakan data terkait penjualan, kompetitor, dan pelanggan.
Ini akan membantu dalam memastikan bahwa ada pasar yang cukup untuk produk atau layanan yang akan dipasarkan.*