KAMAKAMU – Banyak calon jamaah haji maupun umroh yang bertanya-tanya mengenai perkiraan uang saku yang perlu dibawa ke Tanah Suci.
Apakah perlu membawa ratusan ribu, jutaan, atau bahkan puluhan juta rupiah?
Kekhawatiran ini seringkali menghantui, membuat sebagian orang merasa perlu menjual aset untuk mempersiapkan bekal.
Hukum Berutang di Bank Demi Umrah, Ini Kata Buya Yahya
Lantas, sebenarnya berapa sih kebutuhan biaya bekal untuk umroh atau haji?
Mari kita bahas lebih lanjut.
Tanggungan Akomodasi dan Konsumsi oleh Travel
Dilansir dari YouTube umi oka hal pertama yang perlu kamu ketahui adalah bahwa sebagian besar kebutuhan pokok selama perjalanan ibadah umroh atau haji sudah ditanggung oleh pihak travel.
Ini meliputi tiket pesawat, akomodasi hotel, transportasi selama di Tanah Suci, serta makan tiga kali sehari dengan menu Indonesia, baik di Mekkah maupun Madinah.
Dengan demikian, kamu tidak perlu terlalu khawatir mengenai biaya-biaya mendasar ini.
Estimasi Pengeluaran di Bandara dan Saat Transit
Meskipun kebutuhan makan utama sudah ditanggung, kamu perlu mengantisipasi pengeluaran di bandara keberangkatan.
Jika terdapat jeda waktu tunggu yang cukup lama, misalnya empat hingga lima jam atau bahkan setengah hari, kamu mungkin perlu membeli makanan atau minuman tambahan.
Harga di bandara tentu berbeda dengan harga di tempat biasa, jadi sebaiknya kamu menyiapkan sejumlah uang saku untuk keperluan ini.
Selain itu, jika penerbanganmu memiliki transit, ada kemungkinan kamu akan mengeluarkan uang jajan tambahan di bandara transit sesuai keinginanmu.
Namun, sebenarnya tidak ada anggaran khusus yang wajib dikeluarkan di bandara transit.
Biaya Tambahan Saat City Tour dan Ziarah
Selama perjalanan ibadah, biasanya akan ada program city tour atau ziarah ke tempat-tempat bersejarah seperti Jabal Rahmah, Jabal Uhud, Masjid Quba, dan lainnya.
Kabar baiknya, kegiatan ini umumnya tidak berbayar.
Namun, seringkali di lokasi-lokasi tersebut terdapat pedagang yang menjajakan minuman atau oleh-oleh.
Jika kamu tertarik untuk membeli sesuatu atau sekadar berbagi rezeki dengan para pedagang, tentu perlu menyiapkan sejumlah uang.
Akan tetapi, pengeluaran ini sifatnya tidak wajib dan sepenuhnya tergantung pada keinginanmu.
Perlu diingat juga bahwa membawa banyak belanjaan sejak awal dapat merepotkanmu selama perjalanan.
Pentingnya Menyediakan Dana untuk Sedekah
Sebagai bagian dari ibadah, menyisihkan dana untuk sedekah sangat dianjurkan.
Kamu bisa bersedekah kepada petugas kebersihan di masjid, para pengemis (terutama saat musim haji di Mekkah, Mina, dan Arafah), sopir bus, muthawif, atau bahkan berbagi dengan jamaah lain.
Besaran sedekah sepenuhnya tergantung pada niat dan kemampuanmu.
Jika kamu memiliki rezeki lebih dan berniat untuk bersedekah dalam jumlah besar, tentu itu lebih baik.
Wakaf Al-Quran di Tanah Suci
Jika kamu memiliki keinginan untuk mewakafkan Al-Quran di Masjidil Haram atau Masjid Nabawi, kamu perlu menyiapkan dana khusus untuk keperluan ini.
Perkiraan harga Al-Quran yang bisa diwakafkan adalah sekitar Rp150.000 atau setara dengan 30 Riyal Saudi.
Ini merupakan amalan yang sangat baik dan bisa kamu pertimbangkan.
Biaya Tahallul untuk Jamaah Pria
Bagi jamaah pria yang ingin melakukan tahallul (mencukur rambut) di salon setelah umroh atau haji, perlu diingat bahwa layanan ini biasanya berbayar.
Sementara itu, untuk jamaah wanita, umumnya jarang yang memilih untuk tahallul di salon.
Anggaran Makan di Luar Tanggungan Travel
Terkadang, saat berjalan-jalan di Madinah atau Mekkah, baik bersama muthawif maupun teman, kamu mungkin tertarik untuk mencoba makanan di luar yang disediakan oleh travel.
Berbagai pilihan kuliner menarik bisa kamu temukan di mal atau sekitar hotel.
Pengeluaran untuk hal ini sangat bergantung pada selera dan keinginanmu.
Perkiraan Biaya untuk Oleh-Oleh
Inilah pos pengeluaran yang seringkali sulit diprediksi dan bisa menjadi yang terbesar, yaitu oleh-oleh.
Besaran biaya untuk oleh-oleh sangat bergantung pada niat dan jenis barang yang ingin kamu beli.
Jika kamu hanya ingin membeli oleh-oleh sederhana seperti kurma atau tasbih, biayanya mungkin tidak terlalu besar.
Namun, jika kamu berencana membeli pakaian, hiasan, perhiasan, atau barang-barang bermerek, tentu saja biayanya bisa sangat bervariasi dan bahkan tidak terbatas.
Oleh karena itu, bijaklah dalam berbelanja oleh-oleh dan pertimbangkan kapasitas bagasi agar tidak menimbulkan biaya tambahan saat kepulangan.
Pengeluaran Saat di Kornis (Jeddah) Sebelum Kepulangan
Sebelum kembali ke tanah air, biasanya jamaah akan singgah di Kornis, Jeddah.
Tempat ini juga menjadi incaran banyak jamaah untuk berbelanja oleh-oleh karena banyaknya pedagang yang bisa berbahasa Indonesia dan beragamnya barang yang ditawarkan, mulai dari pakaian hingga makanan.
Jika kamu tidak bisa menahan diri, pengeluaran di sini bisa cukup besar.
Oleh karena itu, sebaiknya kamu sudah memiliki perencanaan mengenai oleh-oleh yang ingin dibeli.
Kesimpulan
Sebagai kesimpulan, untuk kebutuhan primer selama ibadah umroh atau haji, sebenarnya membawa uang kurang dari satu juta rupiah pun sudah cukup karena sebagian besar kebutuhan mendasar telah ditanggung oleh travel.
Namun, jika berbicara mengenai kebutuhan sekunder seperti berbelanja oleh-oleh, makan di luar, atau bersedekah dalam jumlah besar, maka tidak ada batasan nominal tertentu.
Semua kembali pada kemampuan dan niat masing-masing.
Yang terpenting, ingatlah tujuan utama ke Tanah Suci adalah untuk beribadah.
Selain itu, berempati dengan sesama jamaah dan menghindari perilaku yang terlalu mencolok dalam hal materi juga sangat dianjurkan.
Bagi kamu yang berencana untuk berangkat ke Tanah Suci, jangan terlalu khawatir mengenai bekal.
Kebutuhan utama sudah terjamin, dan untuk perbekalan lainnya, sesuaikanlah dengan kemampuanmu.
Semoga ibadahmu lancar dan mabrur.
Untuk memudahkan perjalanan ibadahmu, segera rencanakan dan pesan tiket umroh atau haji di minatravel.id.*