UMKM Wajib Belajar dari Kesuksesan Chagee, Perusahaan Teh China Valuasi Triliunan

  • Bagikan
Belajar dari Chagee Perusahaan Teh Premium asal China Instagram Chagee
Belajar dari Chagee Perusahaan Teh Premium asal China Instagram Chagee

KAMAKAMU – Di tengah gempuran inovasi dan persaingan global, muncul sebuah fenomena menarik dari industri minuman.

Chagee, sebuah merek teh yang baru berusia kurang dari delapan tahun, berhasil mencuri perhatian dunia dengan valuasi bisnis mencapai ratusan triliun Rupiah.

Lebih mengagumkan lagi, pendirinya adalah seorang miliarder muda di bawah usia 30 tahun.

Cara Mengamankan Portofolio di Tengah Volatilitas Pasar, Lakukan Diversifikasi ke Saham AS

Dilansir dari YouTube Raymond Chin kisah sukses Chagee, yang bahkan disebut sebagai “The Starbucks of Tea“, memberikan banyak pelajaran berharga, terutama bagi para pelaku bisnis kuliner di Indonesia.

Mari kita telaah lebih dalam perjalanan bisnis yang fenomenal ini.

Meretas Pasar Premium

Bagaimana mungkin bisnis teh dapat mencapai valuasi yang begitu fantastis?

Jika dibandingkan dengan raksasa kopi seperti Starbucks yang nilainya mencapai ribuan triliun Rupiah, Chagee memang terlihat lebih kecil.

Namun, perlu diingat bahwa Chagee berhasil memposisikan dirinya di pasar teh premium, sebuah celah yang sebelumnya belum banyak dieksplorasi.

Mereka tidak hanya menjual minuman, tetapi juga menawarkan pengalaman dan membangun identitas merek yang kuat.

Sama seperti Starbucks yang berhasil menciptakan atmosfer dan pengalaman di setiap gerainya, Chagee juga melakukan hal serupa.

Konsumen tidak hanya datang untuk membeli teh berkualitas tinggi yang menggunakan daun teh asli dan susu segar, tetapi juga untuk merasakan bagian dari merek yang dianggap berkelas dan otentik.

Strategi ini terbukti berhasil, dengan rata-rata pendapatan per toko yang mencapai lebih dari Rp10 miliar di tahun 2024.

Ini menunjukkan bahwa konsumen bersedia membayar lebih untuk kualitas dan pengalaman yang ditawarkan.

Efisiensi Operasional

Salah satu keunggulan signifikan dari bisnis asal Tiongkok adalah kekuatan mereka dalam rantai pasokan dan manufaktur.

Chagee memahami betul pentingnya menjaga konsistensi produk dan pengalaman di setiap cabangnya, terutama saat melakukan ekspansi besar-besaran.

Dengan SKU (Stock Keeping Unit) atau pilihan produk yang relatif sedikit dan fokus pada produk-produk unggulan, Chagee berhasil menjaga kualitas dan mempercepat perputaran inventaris hingga hanya 5,3 hari.

Ini merupakan catatan tercepat di antara jaringan kedai teh dengan lebih dari 1000 toko.

Menariknya, Chagee tidak terpaku pada tren sesaat.

Mereka sempat mencoba menjual roti Eropa dan fruit tea, namun kemudian memutuskan untuk fokus kembali pada kekuatan inti mereka.

Efisiensi operasional menjadi prioritas, dengan klaim bahwa satu minuman Chagee dapat disiapkan dalam waktu kurang dari 8 detik, dan keseluruhan proses dari pemesanan hingga penerimaan minuman oleh pelanggan kurang dari 40 detik dengan bantuan packaging otomatis.

Ekspansi Strategis

Ekspansi global Chagee terbilang cerdas dan terukur.

Sejak tahun 2017, mereka telah memiliki lebih dari 6.400 gerai di berbagai negara, mulai dari Tiongkok, Malaysia, Thailand, hingga Amerika Serikat.

Langkah besar mereka memasuki pasar Amerika Serikat ditandai dengan pembukaan cabang pertama di Los Angeles pada Mei 2025.

Dalam setiap ekspansinya, Chagee memilih untuk bekerja sama dengan mitra lokal yang memiliki pemahaman mendalam tentang pasar setempat.

Di Indonesia, mereka menggandeng PT Era Jaya Group, sebuah perusahaan ritel besar yang memiliki jaringan luas dan pemahaman mendalam tentang perilaku konsumen, penetapan harga, serta aspek legal.

Kemitraan strategis ini membantu Chagee menghindari berbagai kendala yang mungkin timbul saat memasuki pasar baru, termasuk tantangan budaya dan regulasi.

Inovasi dan Branding

Chagee tidak hanya mengandalkan produk berkualitas, tetapi juga berinvestasi besar dalam inovasi dan branding.

Mereka bahkan telah mengimplementasikan kecerdasan buatan (AI) di salah satu cabang mereka, Chagee Express, untuk membantu staf menyiapkan minuman dengan lebih cepat, akurat, dan konsisten.

Dari segi desain gerai, Chagee memilih konsep minimalis dan elegan, memperkuat posisinya sebagai merek premium layaknya Starbucks.

Mereka menyasar pasar pekerja kantoran dan mahasiswa urban yang mencari tempat untuk bersantai, bekerja, atau mengadakan pertemuan santai sambil menikmati minuman berkualitas.

Dengan pendapatan global mencapai 12 miliar dolar AS dalam waktu singkat, Chagee membuktikan bahwa membangun merek yang kuat adalah kunci keberhasilan.

Belajar dari Sang Founder

Di balik kesuksesan Chagee, terdapat sosok Zang Junchi, seorang CEO yang berhasil menjadi miliarder dalam waktu enam tahun.

Pengalamannya bekerja di jaringan toko teh susu Taiwan sejak tahun 2010, mulai dari asisten toko hingga kepala regional, memberikan landasan yang kuat untuk membangun bisnisnya sendiri.

Sejak awal, Zang memiliki visi yang jelas untuk menciptakan merek teh yang memiliki jiwa dan budaya, berbeda dari bubble tea biasa yang mengikuti tren sesaat.

Ia terlibat langsung dalam setiap aspek branding Chagee, mulai dari desain logo, interior, nama menu, hingga packaging.

Keputusan untuk melakukan IPO di Nasdaq, di tengah tensi geopolitik antara Tiongkok dan Amerika Serikat, menunjukkan ambisi besar dan kepercayaan diri pendirinya.

Kisah sukses Chagee memberikan beberapa pelajaran penting bagi para pelaku bisnis kuliner, terutama di Indonesia:

1. Fokus pada Pengalaman dan Branding

Di pasar menengah ke atas, produk yang baik saja tidak cukup. Konsumen mencari pengalaman dan koneksi emosional dengan merek.

2. Konsistensi adalah Kunci

Jika bermain di pasar pengalaman, menjaga konsistensi kualitas produk dan layanan di setiap cabang adalah hal yang mutlak.

3. Kemitraan Strategis

Saat melakukan ekspansi, menggandeng mitra lokal yang memahami pasar adalah langkah cerdas untuk meminimalkan risiko dan memaksimalkan peluang.

4. Inovasi Berkelanjutan

Memanfaatkan teknologi dan terus berinovasi dalam operasional dan penawaran produk dapat memberikan keunggulan kompetitif.

5. Membangun Merek yang Kuat

Investasi dalam branding, termasuk cerita merek, desain visual, dan konsistensi di setiap titik kontak dengan konsumen, sangat penting untuk membangun loyalitas.

Kesimpulan

Keberhasilan Chagee menunjukkan bahwa merek asal Tiongkok kini mampu bersaing di level pengalaman dan branding, tidak hanya mengandalkan keunggulan rantai pasokan.

Ini menjadi sinyal bagi para pemain lokal untuk terus meningkatkan diri dan beradaptasi dengan perubahan lanskap bisnis kuliner global.

Meskipun kesuksesan masa lalu tidak menjamin masa depan, kisah Chagee memberikan inspirasi dan pelajaran berharga tentang bagaimana membangun bisnis F&B yang bernilai tinggi dan memiliki daya saing global.*

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

22 − = 14
Powered by MathCaptcha