Daripada Naik Haji dengan Utang, Coba Lakukan Hal Ini!

  • Bagikan
Ilustrasi menabung untuk dana haji Pixabay IqbalStock
Ilustrasi menabung untuk dana haji Pixabay IqbalStock

KAMAKAMU – Ibadah haji merupakan rukun Islam kelima yang menjadi dambaan setiap Muslim.

Melihat antusiasme umat Islam yang ingin menunaikan ibadah haji, terkadang muncul pertanyaan dalam benak, “Kapan ya, aku bisa ke sana?”.

Apalagi dengan daftar tunggu yang panjang dan biaya yang tidak sedikit, keinginan tersebut bisa terasa jauh.

Hukum Berutang di Bank Demi Umrah, Ini Kata Buya Yahya

Namun, jangan berkecil hati. Pergi haji adalah perpaduan antara usaha dan undangan dari Allah SWT.

Artikel ini akan membahas beberapa langkah perencanaan keuangan untuk mempersiapkan keberangkatan haji, menjawab pertanyaan apakah modal ratusan ribu per bulan cukup untuk mendapatkan porsi kuota haji.

1. Menetapkan Tujuan Berhaji

Dilansir dari YouTube Zapfinance TV langkah pertama yang krusial dalam merencanakan ibadah haji adalah menetapkan tujuan keberangkatan.

Seperti yang kita ketahui, nomor porsi keberangkatan diperoleh saat pendaftaran awal.

Oleh karena itu, tentukan target tahun kamu ingin membayar Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH) tahap pertama.

Kamu tidak perlu terburu-buru menentukan jenis paket haji (reguler, plus, atau furoda) pada tahap ini.

2. Merencanakan Alokasi Dana untuk Pembayaran BPIH Tahap 1

Saat ini, daftar tunggu haji reguler di Indonesia bervariasi antar wilayah, bahkan bisa mencapai puluhan tahun.

Untuk mengejar pendaftaran tahap pertama yang memerlukan dana sekitar 25 juta Rupiah, kamu perlu strategi alokasi dana yang tepat.

Salah satu caranya adalah dengan membuat “dana haji” khusus, terpisah dari pos keuangan lainnya.

Sebagai contoh, jika kamu menargetkan pembayaran BPIH reguler dalam dua tahun ke depan, dengan asumsi potensi imbal hasil tabungan haji sekitar dua persen per tahun, kamu memerlukan setoran bulanan sekitar satu juta Rupiah.

3. Alternatif dengan Waktu Lebih Panjang

Jika angka tersebut terasa memberatkan, ada beberapa alternatif yang membutuhkan waktu lebih lama, namun dengan setoran bulanan yang lebih ringan:

Investasi Reksadana Pasar Uang Syariah atau Tabungan Emas (5 tahun)

Dengan potensi imbal hasil sekitar lima persen per tahun, setoran dana yang dibutuhkan menjadi sekitar 366 ribu Rupiah per bulan.

Investasi Saham atau Reksadana Saham Syariah (10 tahun)

Jika kamu memiliki waktu yang lebih panjang dan berinvestasi dengan potensi imbal hasil rata-rata 15 persen per tahun, kamu hanya perlu berinvestasi sekitar 89 ribu Rupiah per bulan.

Setoran dana ini sebaiknya diambil secara rutin dari gaji bulanan.

Apabila ada rezeki lebih seperti bonus atau THR, alangkah baiknya jika dana tersebut juga dialokasikan ke tabungan haji untuk mempercepat tercapainya target BPIH pertama.

Ingatlah untuk tetap memprioritaskan pembayaran cicilan atau utang yang ada.

Setelah berhasil mendapatkan nomor porsi, kamu bisa terus menabung agar seluruh dana pelunasan BPIH terkumpul sambil menunggu waktu keberangkatan.

Dana ini bisa disimpan dalam bentuk Reksadana pasar uang atau logam mulia.

4. Target Pelunasan dan Kebutuhan Biaya Pergi Haji

Selain biaya pendaftaran awal, kamu juga perlu memahami komponen biaya perjalanan ibadah haji secara keseluruhan.

Secara garis besar, biaya haji terdiri dari beberapa pos:

Pos Wajib

Biaya pendaftaran ibadah haji, pembuatan paspor (jika belum punya), dan pemeriksaan kesehatan.

Selain itu, termasuk juga biaya pakaian dan perlengkapan ibadah haji.

Pos Kebutuhan

Biaya perjalanan selama ibadah haji (tambahan biaya konsumsi), biaya komunikasi (perangkat telepon dan paket data), serta transportasi tambahan di Tanah Suci jika diperlukan.

Pos Keinginan

Biaya syukuran dan oleh-oleh untuk keluarga serta teman di Indonesia.

Biaya Tambahan

Kemungkinan pembayaran Dam (denda) jika ada pelanggaran dalam rangkaian ibadah haji, serta dana darurat selama di Tanah Suci.

Jika ditotal, perkiraan kebutuhan dana untuk haji reguler secara keseluruhan bisa mencapai sekitar 50 juta Rupiah per orang.

Jangan lupa juga untuk menyiapkan nafkah untuk keluarga yang ditinggalkan serta dana darurat di rumah.

Kesimpulan

Ibadah haji memang diwajibkan bagi yang mampu, baik secara fisik maupun finansial.

Namun, bukan berarti keinginan untuk berhaji harus pupus jika kondisi keuangan saat ini terbatas.

Dengan perencanaan yang matang dan kedisiplinan dalam menabung serta berinvestasi, impian untuk menunaikan ibadah haji bisa menjadi kenyataan.

Ingatlah, jangan sampai memaksakan diri apalagi sampai berhutang untuk biaya haji di luar kemampuan.

Semoga bagi kamu yang memiliki niat kuat untuk pergi haji, Allah SWT memudahkan jalan dan melancarkan rezeki.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai perjalanan haji dan umroh, kamu bisa mengunjungi minatravel.id.*

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

÷ 1 = 3
Powered by MathCaptcha