KAMAKAMU – Fenomena penurunan harga sering dianggap sebagai solusi utama untuk meningkatkan penjualan di platform seperti TikTok.
Namun, kenyataannya, banyak penjual yang telah menawarkan harga miring justru mendapati omset mereka stagnan.
Artikel ini akan mengupas tuntas mengapa sekadar menjual murah tidak menjamin kesuksesan di TikTok dan mengapa strategi pricing kompetitif serta pemahaman nilai produk menjadi kunci utama.
Pemula di 2025 Mending Jualan di TikTok atau Shopee?
Di era digital ini, persaingan dalam berjualan online, terutama di platform dinamis seperti TikTok, semakin ketat.
Banyak penjual beranggapan bahwa menawarkan harga termurah akan menjadi daya tarik utama bagi konsumen.
Akan tetapi, data dan pengalaman di lapangan menunjukkan bahwa pendekatan ini sering kali tidak efektif dan bahkan dapat merugikan bisnis dalam jangka panjang.
Harga Murah Belum Tentu Menjamin Penjualan Laris
Meskipun harga murah dapat menarik perhatian awal, hal tersebut enggak selalu berbanding lurus dengan peningkatan omset yang signifikan dan berkelanjutan.
Ada berbagai faktor lain yang memengaruhi keputusan pembelian konsumen di TikTok, mulai dari kualitas produk, value yang ditawarkan, hingga bagaimana produk tersebut dipasarkan dan dikomunikasikan kepada audiens.
Pricing Kompetitif
Alih-alih berlomba-lomba menjadi yang termurah, pendekatan yang lebih bijak adalah menerapkan pricing kompetitif. Ini berarti kamu perlu memahami berapa harga pasar yang wajar untuk produk sejenis.
Dengan mengetahui patokan harga yang adil, kamu dapat menentukan harga jual yang tidak hanya menarik bagi konsumen tetapi juga menguntungkan bagi bisnis kamu.
“Menurutku sekarang teman-teman, jualan itu enggak harus murah murahan ya, kita harus tetap masuk di namanya pricing kompetitif. Jadi enggak harus jadi yang paling murah, tapi kita tahu berapa sih fair press kita di pasaran.” ujar Aldo dalam akun TikToknya @youngtrepreneur.id,
Aldo menekankan pentingnya memahami harga pasar yang adil dan menghindari perang harga yang merugikan.
Kesesuaian Harga dengan Value Produk
Harga yang kamu tetapkan harus sepadan dengan value atau nilai yang ditawarkan oleh produk kamu.
Jika produk kamu memiliki kualitas unggul, fitur unik, atau manfaat lebih dibandingkan produk sejenis, maka wajar jika harganya sedikit lebih tinggi.
Konsumen saat ini semakin cerdas dan tidak hanya mencari harga termurah, tetapi juga produk yang memberikan value terbaik untuk uang mereka.
Dampak Negatif Strategi Murah-Murahan
Terlalu fokus pada harga murah dapat membawa dampak negatif bagi bisnis online kamu.
Margin keuntungan yang tipis dapat menyulitkan kamu untuk melakukan investasi lebih lanjut, seperti beriklan atau memberikan promo menarik.
Bahkan, dalam beberapa kasus, strategi ini justru dapat menggerogoti modal dan berujung pada kerugian.
Kesimpulan
Menjual dengan harga murah di TikTok enggak selalu menjadi kunci sukses.
Strategi pricing kompetitif yang mempertimbangkan harga pasar dan value produk akan jauh lebih berkelanjutan dan menguntungkan.
Dengan memahami posisi pasar dan nilai unik produk kamu, kamu dapat berjualan dengan lebih nyaman, memiliki ruang untuk promosi, dan menghindari risiko kerugian.*