Baru Kerja? Ini Cara Jitu First Jobber Atur Keuangan Biar Gak Boncos!

  • Bagikan
Ilustrasi first jobber Freepik stocking
Ilustrasi first jobber Freepik stocking

KAMAKAMU – Selamat datang first jobber di dunia yang baru, dunia kerja dengan segala dinamikanya.

Setelah lulus dan akhirnya menerima gaji pertama, tentu rasanya senang bukan main.

Akan tetapi, transisi dari uang saku ke gaji sendiri seringkali terasa membingungkan.

Nah, buat kamu para first jobber, jangan khawatir!

Punya Uang Mending Nabung Dana Darurat atau Investasi? Ini yang Harus Kamu Lakukan

Artikel ini hadir untuk membantumu mengatur keuangan dengan tepat.

Dilansir dari YouTube Zapfinance TV Menurut Prita Ghozie, CEO dari Zevin, “Saat kita bekerja dan mendapatkan penghasilan adalah saat yang paling tepat kita mulai mempraktikkan pengelolaan keuangan. Kalau kita terlambat, nanti kita baru menyesal di kemudian hari.” 

Oleh karena itu, penting bagi kamu untuk segera memahami dasar-dasar pengelolaan keuangan sejak dini.

Bedakan Kebutuhan, Keinginan, dan Kewajiban

Godaan saat baru menerima gaji memang banyak. Istilah “BBM” alias “Baru Gajian Maunya Beli” seringkali menghantui.

Maka dari itu, langkah pertama yang krusial adalah membedakan antara kebutuhan, keinginan, dan kewajiban.

Kebutuhan adalah hal-hal mendasar yang harus dipenuhi, seperti makanan dan tempat tinggal.

Keinginan adalah hal-hal yang sifatnya pelengkap atau hiburan.

Sementara itu, kewajiban adalah tanggungan yang harus dibayar, contohnya sewa kos atau cicilan.

Prita Ghozie memberikan contoh yang mudah dipahami.

“Rumah tinggal itu adalah kebutuhan dasar manusia… tapi pada saat kita mendefinisikan rumah impian kita tuh yang kayak gini loh… itu adalah keinginan.” 

Begitu pula dengan makan dan liburan. Makan adalah kebutuhan, namun memilih jenis makanan tertentu atau liburan mewah adalah keinginan.

Dengan memahami perbedaan ini, kamu akan lebih bijak dalam mengeluarkan uang.

Pentingnya Perencanaan Keuangan Sejak Dini

Merencanakan keuangan atau financial planning adalah hal yang sangat penting sepanjang hidup.

Meskipun setiap generasi memiliki prioritas yang berbeda, belajar dari kesalahan generasi sebelumnya bisa sangat membantu.

Prita Ghozie mencontohkan beberapa kesalahan pengelolaan keuangan yang sering dilakukan generasi milenial senior, seperti tidak tahu ke mana larinya penghasilan, kurang membeli aset tetap, menunda kepemilikan rumah, kurang berinvestasi untuk pensiun, dan mudah mengambil pinjaman.

Oleh karena itu, sebagai first jobber, kamu bisa menghindari kesalahan serupa dengan mulai merencanakan keuanganmu dari sekarang.

Mitos Keliru Soal Mengatur Keuangan untuk Pemula

Ada beberapa anggapan keliru yang sering muncul di kalangan first jobber, misalnya merasa tidak bisa menabung karena gaji masih kecil atau masih berstatus lajang.

Prita Ghozie menegaskan, “Hati-hati ya! Itu semua adalah doa. Makanya saya selalu bilang kita tuh doa yang baik-baik, ucapan baik-baik. Nah, kalau kita udah berucap baik, maka lebih mudah untuk kita membangun good money habit.” 

Jadi, jangan biarkan anggapan negatif menghalangimu untuk memulai kebiasaan keuangan yang baik.

Tips Praktis Mengatur Keuangan untuk First Jobber

Lalu, bagaimana cara memulai good money habit?

Prita Ghozie memberikan beberapa tips jitu.

1. Buat Alokasi Keuangan

Pertama, buat pos-pos keuangan untuk mengalokasikan pengeluaran bulanan, terutama untuk kebutuhan wajib, kebutuhan pokok, dan keinginan.

Kamu bisa mencoba alokasi 50% untuk biaya hidup (living), 30% untuk ditabung (saving), dan 20% untuk gaya hidup (playing).

2. Dana Darurat

Kedua, pahami pentingnya dana darurat.

Meskipun masih first jobber dan mungkin belum memiliki banyak tanggungan, dana darurat tetaplah wajib.

“Mau kita muda, mau kita setengah muda, mau kita tua setengah tua, kita nggak pernah tahu apa yang akan terjadi pada kehidupan kita,” ujar Prita Ghozie.

Siapkan dana darurat di tempat yang aman dan mudah dicairkan.

3. Utamakan Investasi

Ketiga, utamakan investasi daripada gaya hidup.

Buat investasi menjadi otomatis sejak awal gajian, misalnya 10% dari gaji.

4. Prioritas Aset Primer

Keempat, pertimbangkan pembelian aset penting sesuai dengan prioritasmu.

Meskipun membeli mobil di awal karier sah-sah saja, pastikan kamu tetap memprioritaskan kepemilikan rumah jika itu memang tujuan utamamu.

Bagi first jobber dengan gaji UMR, disarankan untuk mengikuti metode alokasi yang lebih sederhana, yaitu 75% untuk komitmen (termasuk kebutuhan dan kewajiban) dan 25% untuk berbagai keperluan lain seperti dana darurat dan investasi.

Intinya, mengatur keuangan bukanlah tentang besarnya gaji, melainkan tentang bagaimana kamu mengatur pengeluaranmu.

Dengan mempraktikkan mindfulness dalam perencanaan keuangan, kamu bisa mencapai kesejahteraan finansial di masa depan.

Jadi, tunggu apa lagi? Mulailah atur keuanganmu dari sekarang.*

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

91 − = 86
Powered by MathCaptcha