KAMAKAMU – Memasuki usia 25 tahun, pikiran soal masa depan seringkali menghampiri.
Selain asyiknya traveling dan menikmati kebebasan finansial, kamu mungkin mulai bertanya-tanya soal biaya menikah, dana untuk membeli rumah impian, atau bahkan mobil idaman.
Hal ini wajar kok, dan bagusnya kamu sudah mulai memikirkannya dari sekarang.
Habis Gajian Terbitlah Cicilan? Ini Cara Jitu Atur Keuanganmu!
Kisah Harris di Usia 25
Nah, biar lebih konkret, coba kita simak cerita dari Harris, seorang karyawan swasta berusia 25 tahun asal Bandung sebagaimana dilansir dari YouTube Zapfinance TV.
Harris punya penghasilan bulanan Rp8 juta, di mana Rp3 juta digunakan untuk kebutuhan sehari-hari dan sisanya Rp5 juta ia tabung.
Saat ini, dana daruratnya baru terkumpul Rp2 juta.
Namun, di luar itu, Harris punya investasi yang cukup besar, yaitu RDPT senilai Rp270 juta dan saham senilai $2450.
Aset konsumsinya pun lumayan, ada laptop, handphone, dan motor dengan total nilai Rp45 juta.
Dalam waktu dekat, Harris ingin fokus mengumpulkan dana darurat dan biaya nikah, bahkan kalau bisa, sebelum menikah ia ingin punya rumah.
Pentingnya Dana Darurat Sebelum Merencanakan Tujuan Lain
Dari cerita Harris, kita bisa belajar satu hal penting yakni sebelum kamu fokus pada tujuan-tujuan besar seperti menikah atau membeli rumah, pastikan kamu punya dana darurat yang cukup.
Idealnya, dana darurat itu setidaknya enam kali pengeluaran bulananmu.
Dalam kasus Harris, dengan pengeluaran Rp3 juta per bulan, ia seharusnya punya dana darurat sebesar Rp18 juta.
Saat ini baru ada Rp2 juta, jadi ada kekurangan Rp16 juta.
Strategi Mengumpulkan Dana Darurat yang Ideal
Lantas, bagaimana cara mengejar kekurangan dana darurat ini?
Kamu bisa mencontoh strategi yang disarankan untuk Harris, yaitu menyisihkan Rp5 juta dari penghasilan bulanannya selama dua bulan pertama.
Setelah itu, kamu bisa melanjutkan dengan menyisihkan Rp400 ribu setiap bulannya sampai dana darurat idealmu tercapai.
Ingat, pisahkan dana darurat ini di rekening tabungan yang berbeda agar tidak tercampur dengan dana kebutuhan atau investasi lainnya.
Sebagian kecil sisanya bahkan bisa kamu tempatkan di Reksadana pasar uang untuk potensi imbal hasil yang lebih baik namun tetap likuid.
Merencanakan Dana Menikah dan Membeli Rumah
Setelah dana daruratmu aman, barulah kamu bisa fokus merencanakan dana menikah.
Tentukan dulu anggaran pernikahanmu, apakah kamu ingin pernikahan yang sederhana atau mewah.
Dengan begitu, kamu bisa memperkirakan berapa dana yang perlu kamu kumpulkan dalam satu atau dua tahun ke depan.
Kamu bisa menyisihkan sebagian penghasilan bulanan dan bahkan penghasilan tahunanmu ke instrumen investasi yang relatif aman seperti Reksadana pasar uang.
Untuk urusan membeli rumah, idealnya memang beli secara tunai jika memungkinkan agar kamu terbebas dari utang.
Akan tetapi, jangan sampai seluruh tabungan dan investasimu habis untuk membeli rumah.
Ingatlah bahwa ada biaya-biaya lain yang menyertai kepemilikan rumah, seperti pajak, listrik, biaya perawatan, dan lain-lain.
Tips Keuangan Jitu untuk Anak Muda Usia 20-an
Nah, buat kamu yang masih di awal usia 20-an dan baru mulai bekerja, ada beberapa tips keuangan penting yang bisa kamu terapkan agar kondisi finansialmu tetap sehat di masa depan:
1. Buat Anggaran Pengeluaran
Ini penting banget biar kamu nggak lost control sama uangmu.
Kamu bisa pakai metode sederhana seperti 50% untuk kebutuhan hidup (living), 30% untuk tabungan dan investasi (saving), dan 20% untuk kesenangan (playing).
2. Evaluasi Pemasukan dan Pengeluaran
Lakukan ini secara rutin biar kamu tahu ke mana aja uangmu pergi dan apakah spending habit-mu sudah sehat atau belum.
Dengan evaluasi, tujuan finansialmu akan lebih mudah tercapai.
3. Jaga Gaya Hidup
Jangan sampai penghasilanmu naik, gaya hidupmu ikut-ikutan naik drastis.
Ingat, kebutuhan hidup itu lebih penting daripada sekadar mengikuti tren.
Bijaklah dalam menggunakan uang.
4. Siapkan Dana Darurat
Ini sudah kita bahas sebelumnya, minimal tiga kali pengeluaran rutin bulanan.
Sisihkan minimal 5% dari penghasilanmu setiap bulan dan tempatkan di rekening terpisah.
5. Siapkan Dana Pensiun
Jangan terlena dengan pekerjaan dan gaya hidup saat ini. Masa produktif kita ada batasnya, lho.
Selain investasi biasa, pikirkan juga investasi untuk masa pensiunmu. Jangan lupa juga investasi pada kesehatanmu.
Keseimbangan Antara Investasi dan Dana Darurat
Investasi itu penting, tapi jangan sampai melupakan pentingnya dana darurat.
Kita nggak pernah tahu kapan hal tak terduga akan terjadi.
Makanya, dana darurat itu ibarat “jaring pengaman” finansialmu.
Sebagian bisa kamu simpan dalam bentuk dana cair yang mudah diakses, dan sebagian lagi bisa kamu tempatkan di Reksadana pasar uang.
Memang, investasi di saham bisa memberikan potensi keuntungan yang lebih tinggi (high risk, high return), tapi penting juga untuk menyeimbangkan portofolio investasimu antara instrumen yang berisiko tinggi dan rendah.
Semoga tips ini bermanfaat buat kamu ya.*