KAMAKAMU – Pengalaman pahit ini menjadi bekal penting untuk dibagikan, agar kamu yang baru merintis atau sedang mengembangkan usaha dapat menghindarinya.
Artikel ini akan mengupas tuntas kesalahan-kesalahan umum dalam bisnis, khususnya di bidang keuangan, pemasaran, dan kepemimpinan, beserta solusi yang bisa diterapkan.
Cara Mudah Menghitung Break Even Point untuk Bisnis Kecil
Kesalahan Umum dalam Bisnis dan Solusinya
Perjalanan membangun bisnis tidak selalu mulus. Berbagai tantangan dan kesalahan mungkin saja terjadi, bahkan hingga menyebabkan bisnis terpaksa berhenti beroperasi.
Namun, setiap kesalahan adalah guru yang berharga. Berikut adalah rangkuman beberapa kesalahan umum dalam bisnis yang pernah dialami, beserta solusi yang bisa kamu pertimbangkan.
1. Asumsi Produk Sendiri Lebih Murah
Dilansir dari YouTube Kelly Patricia Salah satu kesalahan keuangan yang sering dilakukan adalah asumsi bahwa produksi sendiri pasti lebih murah.
Padahal, dalam praktiknya, ada beberapa jenis produk atau bahan baku yang justru lebih efisien dan hemat biaya jika dibeli dari pihak lain (maklon) atau bahkan menjadi reseller merek lain, terutama di tahap awal bisnis.
Selain itu, dengan menjadi reseller, kamu juga bisa sambil mempelajari preferensi pasar sebelum memutuskan untuk memproduksi sendiri.
2. Tidak Memisahkan Rekening
Kesalahan fundamental lainnya adalah tidak memisahkan rekening bank pribadi dan bisnis.
Kebiasaan mencampuradukkan keuangan pribadi dan bisnis akan menyulitkan pelacakan performa keuangan bisnis secara akurat.
Akibatnya, sulit untuk mengetahui apakah bisnis benar-benar menghasilkan keuntungan atau tidak.
Solusinya sangat sederhana segera buat rekening bank terpisah khusus untuk transaksi bisnis, meskipun bisnismu masih kecil dan belum memiliki karyawan.
3. Mengabaikan Perjanjian Tertulis
Selain pengelolaan rekening, kemitraan bisnis tanpa perjanjian tertulis juga merupakan kesalahan besar yang bisa berakibat fatal.
Kepercayaan memang penting, namun segala kesepakatan terkait peran dan kewajiban masing-masing pihak, persentase kepemilikan, pembagian aset jika bisnis bubar, serta sistem bagi hasil harus terdokumentasi secara jelas dalam perjanjian hitam di atas putih.
Ketiadaan perjanjian yang jelas dapat memicu perselisihan dan kerugian di kemudian hari.
4. Salah Paham tentang Sistem Bagi Hasil yang Adil
Terkait bagi hasil, pemahaman yang keliru tentang hak setiap pemilik modal juga sering menjadi masalah.
Pemilik yang aktif mengelola operasional bisnis berhak mendapatkan gaji sebagai pengelola (owner salary) di samping pembagian keuntungan (profit sharing).
Sementara itu, pemilik modal yang tidak terlibat dalam operasional umumnya hanya berhak atas profit sharing sesuai dengan proporsi modalnya, bukan gaji pengelola.
5. Buta Laporan Keuangan
Ketidakpahaman terhadap laporan keuangan juga menjadi jebakan lain. Misalnya, pembelian aset seringkali disalahartikan sebagai pengurang profit.
Padahal, pembelian aset memang mengurangi kas bisnis, tetapi tidak secara langsung mengurangi profit.
Seharusnya, pembagian keuntungan tetap bisa dilakukan meskipun bisnis melakukan pembelian aset.
Lebih lanjut, ketiadaan catatan kepemilikan aset yang jelas dalam kemitraan tanpa perjanjian dapat menyebabkan kerugian besar jika terjadi pembubaran bisnis.
6. Memberi Diskon Sembarangan
Dalam hal pemasaran, memberikan diskon secara sembarangan adalah kesalahan yang umum terjadi.
Memberikan diskon setiap kali penjualan menurun justru dapat membuat pelanggan terbiasa menunggu diskon dan enggan membeli dengan harga normal.
Strategi diskon yang lebih efektif adalah memberikannya secara tidak terduga atau hanya pada momen-momen spesial, seperti hari ulang tahun bisnis, pencapaian target tertentu, atau untuk menghabiskan stok lama.
7. Mengunggah Foto Asal Asalan
Selain itu, hanya mengunggah foto produk tanpa variasi konten juga kurang efektif dalam menarik perhatian calon pelanggan.
Di era media sosial, audiens cenderung lebih tertarik dengan konten yang bersifat behind the scenes, lebih personal, dan memberikan nilai tambah.
Oleh karena itu, penting untuk memvariasikan jenis konten, mulai dari konten yang menarik perhatian, konten edukatif tentang produk, hingga konten promosi penjualan.
8. Menjual Produk ke Semua Orang
Kesalahan pemasaran lainnya adalah mencoba menjual produk kepada semua orang.
Alih-alih menjangkau banyak orang secara dangkal, akan lebih efektif jika kamu menargetkan satu kelompok audiens spesifik yang paling mungkin tertarik dengan produk atau layananmu.
Dengan memahami target pasar secara mendalam, kamu dapat membuat konten dan pesan pemasaran yang lebih relevan dan menarik bagi mereka.
9. Mengabaikan SOP
Dalam membangun tim, menunda pembuatan sistem dan Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah kesalahan yang sering disepelekan.
Padahal, SOP yang jelas sangat penting untuk memastikan semua proses kerja terdokumentasi dengan baik dan dapat dipahami oleh seluruh tim.
Dengan adanya SOP, proses onboarding karyawan baru akan lebih mudah, dan kualitas kerja tim dapat terjaga sesuai standar yang diharapkan.
10. Tidak Membuat Struktur Organisasi
Selain itu, mengabaikan struktur organisasi, meskipun tim masih kecil, juga dapat menimbulkan masalah.
Struktur organisasi yang jelas membantu mendefinisikan jalur pelaporan dan tanggung jawab setiap anggota tim.
Ketiadaan struktur yang jelas dapat memicu kebingungan dan konflik internal terkait wewenang dan tanggung jawab.
11. Terlalu Ikut Campur Pekerjaan Tim
Terakhir, micromanaging atau terlalu ikut campur dalam pekerjaan tim juga merupakan kesalahan kepemimpinan yang merugikan dalam jangka panjang.
Meskipun dalam jangka pendek hal ini mungkin mempercepat penyelesaian tugas, namun dalam jangka panjang dapat membuat tim menjadi tidak mandiri, bergantung pada arahan terus-menerus, dan bahkan menurunkan motivasi mereka.
Sebagai pemimpin, penting untuk memberikan kepercayaan dan ruang bagi tim untuk berkembang.
Kesimpulan
Pengalaman adalah guru terbaik. Belajar dari kesalahan-kesalahan yang pernah terjadi dalam membangun bisnis dapat membantu kamu menghindari jebakan serupa.
Dengan pemahaman yang baik tentang pengelolaan keuangan, strategi pemasaran yang efektif, dan kepemimpinan yang bijaksana, kamu dapat membangun bisnis yang lebih baik dan mencapai kesuksesan yang berkelanjutan.*