Strategi Mengatur Uang untuk Pemilik Usaha Kecil

  • Bagikan
Ilustrasi mengatur uang untuk bisnis kecil Freepik
Ilustrasi mengatur uang untuk bisnis kecil Freepik

KAMAKAMU – Sebagai pemilik usaha kecil, seringkali batasan antara uang bisnis dan uang pribadi menjadi kabur. 

Padahal, pemisahan yang jelas adalah kunci utama kesehatan finansial bisnismu. 

Artikel ini akan memandumu memahami pentingnya memisahkan keuangan bisnis dan pribadi, cara seorang business owner mendapatkan penghasilan yang sebenarnya, hingga strategi pengelolaan uang pribadi untuk mencapai kebebasan finansial. 

Cara Menentukan Harga yang Tepat agar Bisnis Makin Melesat!

Yuk, simak selengkapnya!

Stop Kebiasaan Campur Aduk Uang Bisnis dan Pribadi!

Dilansir dari YouTube Kelly Patricia kesalahan umum yang sering dilakukan oleh pemilik usaha kecil adalah mencampuradukkan rekening bisnis dan pribadi. 

Mungkin awalnya terasa praktis karena semua transaksi terlihat dalam satu tempat. 

Akan tetapi, kebiasaan ini menyimpan bahaya laten yang bisa mengancam kelangsungan bisnismu. 

Bayangkan jika semua dana tercampur, kamu bisa saja tanpa sadar menggunakan uang yang seharusnya untuk operasional bisnis demi keperluan pribadi. 

Alhasil, saat tiba waktunya membayar gaji karyawan atau kebutuhan bisnis lainnya, dana yang tersedia justru tidak mencukupi.

Memiliki Rekening Terpisah

Oleh karena itu, langkah pertama yang krusial adalah memisahkan rekening bank untuk bisnis dan keperluan pribadi. 

Dengan memiliki dua rekening yang berbeda, kamu akan lebih mudah memantau arus kas masing-masing.

Dana yang masuk dari pelanggan akan langsung masuk ke rekening bisnis, sementara pengeluaran untuk keperluan pribadi akan menggunakan rekening pribadi.

Dengan pemisahan ini, kamu bisa melihat dengan jelas berapa dana yang tersedia untuk mengembangkan bisnismu dan berapa yang bisa kamu gunakan untuk kebutuhan sehari-hari.

Lalu, dari Mana Sih Pemilik Usaha Mendapatkan Uang?

Banyak yang keliru mengira bahwa pemilik usaha mendapatkan uang langsung dari omzet penjualan. 

Padahal, seorang business owner mendapatkan penghasilan melalui dua mekanisme utama: gaji owner dan pembagian keuntungan (profit sharing). Mari kita bahas satu per satu.

Gaji Owner

Sebagai pemilik usaha yang aktif terlibat dalam operasional bisnis (atau yang disebut working partner), kamu berhak mendapatkan gaji.

Gaji ini layaknya gaji seorang karyawan yang ditransfer secara rutin dari rekening bisnis ke rekening pribadimu setiap bulannya.

Karena sifatnya yang tetap dan teratur, gaji owner inilah yang biasanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, membayar cicilan pribadi, hingga menabung.

Profit Sharing

Selain gaji, seorang business owner juga berhak atas pembagian keuntungan atau profit sharing.

Namun, berbeda dengan gaji yang jumlahnya tetap, perhitungan profit sharing sedikit lebih kompleks.

Ketika bisnismu menghasilkan keuntungan, tidak semua keuntungan tersebut langsung ditransfer ke rekening pribadi owner.

Sebagian keuntungan akan dibagikan kepada owner sebagai profit sharing, dan sebagian lainnya akan ditahan oleh perusahaan sebagai laba ditahan untuk pengembangan bisnis di masa depan.

Memahami Pencatatan Profit Sharing

Profit sharing yang menjadi hak pemilik usaha biasanya dicatat dalam laporan keuangan di bagian ekuitas pemegang saham.

Jadi, meskipun tidak langsung ditransfer seperti gaji, bagian keuntunganmu tetap tercatat dan terakumulasi. 

Jika suatu saat kamu membutuhkan dana dari profit sharing ini, kamu bisa melakukan penarikan modal (prive) jika bisnismu berbentuk UMKM perorangan atau CV.

Namun, jika bisnismu berbentuk PT, penarikan modal ini harus melalui mekanisme dividen yang melibatkan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dan dikenakan pajak.

Mengingat proses penarikan profit sharing yang bisa lebih rumit dan jumlahnya yang tidak tetap, pengelolaan keuangan sehari-hari sebaiknya tetap mengandalkan gaji owner.

Strategi Jitu Mengelola Uang Pribadi Sebagai Pemilik Usaha

Setelah memahami dari mana penghasilanmu berasal, langkah selanjutnya adalah mengelola uang pribadi dengan bijak.

Ada lima level pengelolaan uang yang perlu kamu pahami dan terapkan secara berurutan:

1. Arus Kas Positif

Pastikan pendapatan bulananmu selalu lebih besar daripada pengeluaran. 

Jika pengeluaranmu lebih besar, segera cari cara untuk mengurangi pengeluaran dan meningkatkan pendapatan bisnismu.

2. Lunasi Utang Konsumtif

Prioritaskan pelunasan utang-utang konsumtif seperti pay later, pinjaman online, atau utang kartu kredit. Hindari mengambil utang baru yang tidak produktif. 

Utang seperti cicilan kendaraan atau KPR yang cicilannya masih di bawah 30% dari pendapatan masih bisa dikelola.

3. Dana Darurat

Siapkan dana darurat sebesar 3-6 kali pengeluaran bulananmu. Dana ini berfungsi sebagai bantalan finansial jika terjadi hal-hal tak terduga.

Simpan dana darurat di instrumen yang likuid dan rendah risiko seperti tabungan atau deposito.

4. Proteksi (Asuransi)

Pertimbangkan memiliki asuransi kesehatan untuk melindungi keuanganmu dari risiko biaya pengobatan yang besar.

Jika kamu sudah memiliki tanggungan, asuransi jiwa juga bisa menjadi pilihan.

5. Investasi

Setelah empat level sebelumnya terpenuhi, barulah kamu bisa mulai berinvestasi sesuai dengan tujuan keuanganmu, seperti membeli rumah, menikah, atau dana pensiun. 

Pilih instrumen investasi yang sesuai dengan jangka waktu dan profil risiko kamu.

Kesimpulan

Memisahkan uang bisnis dan pribadi adalah fondasi penting bagi kesehatan finansial bisnismu. 

Dengan memahami sumber penghasilanmu sebagai business owner dan menerapkan strategi pengelolaan uang pribadi yang tepat, kamu akan selangkah lebih dekat menuju kebebasan finansial. 

Ingatlah untuk selalu mencatat keuangan bisnismu dengan benar sebagai langkah awal pengelolaan yang efektif.*

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

64 + = 67
Powered by MathCaptcha