Cara Menentukan Harga yang Tepat agar Bisnis Makin Melesat!

  • Bagikan
Ilustrasi menghitung harga yang tepat untuk bisnis Freepik Pressfoto
Ilustrasi menghitung harga yang tepat untuk bisnis Freepik Pressfoto

KAMAKAMU – Seringkali kita mendengar anggapan bahwa jualan yang laris adalah jualan dengan harga termurah.

Namun, tahukah kamu bahwa menetapkan harga jual itu layaknya menyusun puzzle? Jika salah pasang, bisnismu bukan untung malah buntung.

Menentukan harga yang tepat memang butuh strategi, bukan sekadar tebak-tebakan.

Cara Jitu Memulai Bisnis Sampingan Tanpa Resign

Artikel ini akan memandumu melalui empat langkah sederhana untuk menentukan harga jual yang menguntungkan sekaligus tetap menarik bagi pelanggan.

1. Menghitung HPP

Dilansir dari YouTube Kelly Patricia Langkah pertama yang krusial dalam menentukan harga jual yang tepat adalah menghitung Harga Pokok Penjualan (HPP). 

Bagi kamu yang masih awam, HPP adalah total biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan suatu produk.

Biaya ini umumnya mencakup biaya bahan baku, seperti tepung untuk makanan atau kain untuk pakaian.

Selain itu, HPP juga termasuk biaya tenaga kerja langsung, yaitu upah yang dibayarkan berdasarkan output produksi, misalnya per jam kerja atau per pesanan, bukan gaji bulanan tetap.

Mengapa HPP ini penting? Karena HPP menjadi batas bawah harga jualmu. Kamu harus menjual produk di atas HPP agar tidak mengalami kerugian.

Sebagai contoh, jika HPP produkmu Rp50.000, maka harga jualmu harus lebih dari itu untuk mendapatkan keuntungan.

2. Menentukan Harga Jual Sementara

Setelah mengetahui HPP, langkah berikutnya adalah menentukan harga jual sementara. Umumnya, HPP berkisar antara 30% hingga 50% dari harga jual.

Namun, perlu diingat bahwa angka ini tidaklah mutlak. Kamu perlu menyesuaikannya dengan jenis industri dan karakteristik produkmu. 

Lakukan riset dan sesuaikan dengan kondisi bisnismu. Intinya, HPP yang ideal adalah HPP yang memungkinkan bisnismu mendapatkan keuntungan tanpa mengorbankan kualitas produk. 

Pada tahap ini, harga jual yang kamu tentukan masih bersifat estimasi dan akan disesuaikan lagi pada langkah-langkah selanjutnya. 

Mari kita ambil contoh bisnis ayam geprek dengan HPP per porsi sebesar Rp7.400. 

Jika kamu ingin HPP menjadi 30% dari harga jual, maka harga jual sementara yang bisa kamu pertimbangkan adalah sekitar Rp25.000.

3. Estimasi Profit

Langkah ketiga adalah melakukan estimasi profit.

Tujuan dari langkah ini adalah untuk memastikan apakah harga jual sementara yang telah kamu tentukan sebelumnya benar-benar menghasilkan keuntungan setelah dikurangi biaya operasional.

Ada tiga tahapan penting di sini. Pertama, kamu perlu mengestimasi perkiraan penjualan dalam satu bulan.

Misalnya, untuk bisnis ayam geprek tadi dengan harga jual sementara Rp25.000 per porsi, kamu memperkirakan bisa menjual 1.000 porsi dalam sebulan.

Dengan demikian, estimasi penjualan bulananmu adalah Rp25.000 x 1.000 = Rp25.000.000. 

Kedua, kumpulkan semua biaya operasional bulanan bisnismu, seperti gaji karyawan, sewa tempat, biaya listrik dan air. 

Katakanlah total biaya operasionalmu adalah Rp8.000.000. 

Terakhir, hitung estimasi profitmu dengan mengurangkan HPP total (Rp7.400 x 1.000 = Rp7.400.000) dan biaya operasional dari total penjualan. 

Dalam contoh ini, profitmu adalah Rp25.000.000 – Rp7.400.000 – Rp8.000.000 = Rp9.600.000. 

Kamu bisa menyesuaikan harga jual jika profit yang dihasilkan dirasa kurang sesuai dengan targetmu.

4. Riset Harga Kompetitor

Setelah mengestimasi profit, langkah keempat yang tak kalah penting adalah melakukan riset harga kompetitor. 

Mau tidak mau, pelanggan pasti akan membandingkan harga produkmu dengan produk serupa dari pesaing. 

Oleh karena itu, kamu perlu membuat daftar minimal tiga kompetitor yang menjual produk yang mirip. 

Catat harga jual mereka, serta kelebihan dan kekurangan masing-masing. Bandingkan dengan harga dan keunggulan produkmu. 

Sebagai contoh, jika ayam geprekmu dijual seharga Rp30.000 dengan keunggulan ayam tanpa tulang dan porsi besar, bandingkan dengan kompetitor yang menjual dengan harga lebih murah atau lebih mahal, serta apa saja kelebihan dan kekurangan mereka. 

Dengan riset ini, kamu bisa menilai apakah harga dan penawaranmu sudah kompetitif dan menarik bagi calon pelanggan.

5. Uji Pasar dan Evaluasi Berkelanjutan

Perlu diingat bahwa semua perhitungan di atas masih bersifat estimasi. Ujung tombak yang akan menentukan apakah harga jualmu menghasilkan keuntungan atau tidak adalah respons pasar.

Setelah menentukan harga, jangan ragu untuk segera mencoba berjualan. Amati bagaimana reaksi pelanggan.

Jika banyak yang merasa harga terlalu mahal atau justru terlalu murah, kamu bisa melakukan penyesuaian harga.

Inilah mengapa banyak bisnis melakukan soft launch sebelum peluncuran besar, untuk menguji pasar dan mendapatkan feedback dari pelanggan.

6. Pencatatan Keuangan yang Akurat

Setelah berhasil menentukan harga jual, langkah selanjutnya yang tidak boleh kamu lewatkan adalah melakukan pencatatan keuangan yang tepat.

Dengan pencatatan yang baik, kamu bisa memastikan apakah bisnismu benar-benar menghasilkan profit sesuai dengan harapan.

Pencatatan keuangan akan membantumu memantau pemasukan, pengeluaran, dan laba bersih bisnismu secara berkala.

Kesimpulan

Menentukan harga jual memang bukan sekadar menebak angka. Dengan mengikuti empat langkah sederhana ini – menghitung HPP, menentukan harga jual sementara, mengestimasi profit, dan melakukan riset harga kompetitor – kamu bisa menetapkan harga yang menguntungkan sekaligus tetap kompetitif di pasaran. Ingatlah untuk selalu fleksibel dan mau belajar dari respons pasar. Selamat mencoba dan semoga bisnismu semakin sukses.*

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

8 ÷ 4 =
Powered by MathCaptcha