5 Langkah Mudah Kelola Uang Bisnis Tanpa Pusing Akuntansi

  • Bagikan
Ilustrasi mengelola keuangan bisnis Freepik KamranAydinov
Ilustrasi mengelola keuangan bisnis Freepik KamranAydinov

KAMAKAMU – Mengelola keuangan bisnis seringkali dianggap rumit dan membutuhkan pemahaman akuntansi yang mendalam.

Namun, tahukah kamu bahwa dengan lima langkah sederhana, kamu sudah bisa mengelola uang usaha dengan lebih efektif?

Artikel ini akan membongkar mitos tersebut dan memberikan panduan praktis bagi para pemilik usaha, terutama generasi muda, untuk mengatur keuangan bisnis tanpa harus menjadi seorang akuntan.

Cara Meraih Prestasi dengan Strategi ATM ala Tung Desem Waringin

Dulu, mungkin kamu berpikir bahwa yang terpenting dalam berjualan adalah produk laku. Urusan mengatur uang bisa dipikirkan nanti.

Namun, setelah belajar dari pengalaman dan berdiskusi dengan banyak pebisnis sukses, kini kesadaran akan pentingnya pengelolaan keuangan bisnis semakin kuat.

Kabar baiknya, kamu tidak perlu menjadi ahli akuntansi untuk bisa mengelola uang usaha dengan baik. Cukup ikuti lima langkah sederhana berikut ini.

1. Pisahkan Rekening Pribadi dan Bisnis

Dilansir dari YouTube Kelly Patricia Langkah pertama dan paling krusial adalah memisahkan rekening bank untuk keperluan bisnis dan pribadi.

Banyak pemilik usaha yang masih menggunakan satu rekening yang sama, dan hal ini bisa menimbulkan masalah besar.

Bayangkan saja, di awal bisnis, uang yang masuk ke rekening pribadi terasa seperti keuntungan pribadi.

Padahal, tanpa pemisahan yang jelas, kamu akan kesulitan untuk mengetahui berapa sebenarnya profit bisnismu.

Akibatnya, pengeluaran pribadi seringkali tercampur dengan uang bisnis, dan saat ingin melakukan restock barang, kamu akan bingung karena dana yang tersedia tidak jelas.

Oleh karena itu, membuat rekening khusus untuk bisnis adalah keputusan terbaik untuk menghindari kebingungan dan memastikan pengelolaan keuangan yang lebih sehat.

2. Catat Setiap Transaksi Bisnis, Sekecil Apapun!

Setelah memiliki rekening terpisah, langkah selanjutnya adalah mencatat setiap transaksi bisnis.

Bayangkan jika kamu ingin mengetahui ke mana saja uang bisnismu pergi, tetapi kamu tidak pernah mencatatnya.

Tentu akan sangat sulit, bukan? Oleh karena itu, penting untuk mencatat keuangan bisnismu secara sederhana.

Catat uang masuk (seperti penjualan dan DP pelanggan) dan uang keluar (seperti pembayaran ke supplier dan gaji karyawan). Jangan lupa untuk mencantumkan tanggal dan jumlahnya.

Untuk alat pencatatan, kamu bisa memanfaatkan opsi gratis seperti Excel atau Google Sheets.

Bahkan, banyak pebisnis yang masih menggunakan cara ini. Jika kamu memiliki anggaran lebih dan ingin lebih efisien, kamu bisa mempertimbangkan software accounting seperti Jurnal atau Accurate.

Agar pencatatan berjalan rutin dan akurat, usahakan untuk mencatat transaksi setiap hari atau maksimal seminggu sekali, serta simpan semua bukti pembayaran.

3. Kategorikan Transaksi Bisnis

Mencatat uang masuk dan keluar memang penting, namun tidak cukup. Langkah selanjutnya adalah mengkategorikan setiap transaksi tersebut.

Mengapa ini penting? Karena uang yang masuk ke bisnis belum tentu bisa dianggap sebagai penjualan, dan uang yang keluar belum tentu mengurangi profit.

Untuk uang masuk, biasanya dikategorikan menjadi dua grup diantaranya sales (pendapatan dari penjualan barang atau jasa) dan non-sales (seperti dana dari investor atau modal tambahan pemilik).

Sementara itu, untuk uang keluar, ada empat kategori penting diantaranya Harga Pokok Penjualan (HPP), Biaya Operasional, Investasi, dan Financing (Pendanaan).

Memisahkan kategori ini akan membantumu memahami alur keuangan bisnismu dengan lebih baik.

4. Hitung Profit Bisnis dengan Laporan Laba Rugi Sederhana

Setelah semua transaksi tercatat dan dikategorikan dengan benar, langkah berikutnya adalah menghitung profit bisnis.

Cara yang paling mudah untuk bisnis UMKM adalah dengan membuat laporan laba rugi atau income statement sederhana.

Laporan ini berisi periode waktu, total penjualan, HPP, laba kotor, biaya operasional, dan laba bersih.

Dengan laporan ini, kamu bisa melihat dengan jelas kinerja keuangan bisnismu.

Ingat, transaksi non-sales, investasi, dan pendanaan tidak dimasukkan ke dalam laporan laba rugi, melainkan ke laporan arus kas (cash flow).

Sistem Bagi Hasil

Tibalah kita pada pertanyaan pentin: bagaimana pemilik bisnis mendapatkan uang jika rekening bisnis dan pribadi dipisah? Jawabannya adalah melalui gaji pemilik dan pembagian keuntungan (profit sharing). 

Jika kamu terlibat langsung dalam operasional bisnis, seperti mengurus penjualan atau strategi, kamu berhak mendapatkan gaji pemilik. 

Besaran gaji ini harus disesuaikan dengan kemampuan bisnis tanpa mengganggu arus kas. 

Selain gaji, ada juga profit sharing yang dibagikan kepada semua pemilik modal setelah semua biaya operasional dan pajak dibayarkan, dan bisnis masih menghasilkan keuntungan. 

Sistem bagi hasil yang jelas akan mencegah uang bisnis habis tanpa jejak dan memungkinkan kamu menikmati hasil kerja kerasmu.

Kesimpulan

Mengelola keuangan bisnis tidak harus rumit. Dengan memisahkan rekening, mencatat dan mengkategorikan transaksi, membuat laporan laba rugi sederhana, serta menerapkan sistem gaji dan bagi hasil yang jelas, kamu sudah bisa mengelola uang usaha dengan lebih efektif. 

Langkah-langkah ini akan membantumu memahami kondisi finansial bisnismu dan mengambil keputusan yang lebih tepat untuk pertumbuhan usaha ke depannya.*

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

12 ÷ 6 =
Powered by MathCaptcha