5 Taktik Negosiasi yang Harus Kamu Hindari Agar Tidak Merusak Hubungan

  • Bagikan
Ilustrasi seorang negosiator Freepik diana grytsku
Ilustrasi seorang negosiator Freepik diana grytsku

KAMAKAMU – Negosiasi adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan. Setiap hari, kita pasti bernegosiasi, baik dengan rekan kerja, pasangan, anak, atau bahkan pedagang di pasar.

Namun, ada beberapa taktik negosiasi yang justru bisa merusak hubungan jangka panjang.

Jika ingin menjadi negosiator yang sukses dan tetap dihormati, kamu harus menghindari lima taktik berikut.

Cara Mempengaruhi Orang Lain Untuk Membeli Produk

1. Menyinggung Perasaan Lawan Negosiasi

Dilansir dari YouTube Tom MC Ifle salah satu kesalahan besar dalam negosiasi adalah menyerang harga diri lawan bicara.

Contohnya, saat kamu ingin membeli barang dan langsung mengomentari dengan nada merendahkan, seperti “Barang ini jelek, pasti nggak laku!”.

Meskipun tujuannya adalah menekan harga, cara ini bisa membuat lawan negosiasi merasa tidak dihargai dan enggan bekerja sama lagi di masa depan.

2. Melakukan Bluffing dan Berbohong

Membesar-besarkan fakta atau berbohong saat bernegosiasi memang terlihat menguntungkan di awal, tapi dampaknya bisa fatal.

Contohnya, berpura-pura mendapatkan harga lebih murah di tempat lain untuk menekan harga, atau mengancam akan menyebarkan informasi negatif jika tidak diberi diskon.

Taktik ini bisa merusak reputasi dan kepercayaan orang terhadapmu dalam jangka panjang.

3. Menggunakan Ancaman dan Ultimatum

Dalam bisnis maupun kehidupan sehari-hari, memberikan ultimatum boleh saja, tapi mengancam sebaiknya dihindari.

Misalnya, seorang pembeli menekan supplier dengan mengatakan, “Kalau nggak kasih kredit 60 hari, saya nggak akan beli dari kamu lagi!”.

Sikap ini bisa membuat hubungan bisnis menjadi tidak sehat dan menciptakan kesan bahwa kamu hanya peduli pada keuntungan sendiri tanpa mempertimbangkan kondisi orang lain.

4. Meremehkan Penawaran Orang Lain

Saat bernegosiasi, menghargai penawaran lawan bicara adalah hal penting.

Mengolok-olok atau mengecilkan nilai tawaran orang lain hanya akan menciptakan ketegangan.

Misalnya, ketika seorang supplier menawarkan diskon tambahan 1% dan kamu merespons dengan, “1%? Itu nggak ada artinya buat saya!”.

Sikap seperti ini tidak hanya menunjukkan ketidakhormatan, tetapi juga bisa membuat orang enggan berurusan denganmu di masa depan.

5. Menciptakan Skenario Good Cop, Bad Cop yang Tidak Nyata

Beberapa orang menggunakan trik dengan berpura-pura perlu “mendiskusikan” harga dengan seseorang yang sebenarnya tidak ada, seperti “Saya harus tanya istri dulu” padahal belum menikah.

Taktik ini mungkin terlihat cerdik, tapi jika ketahuan, bisa merusak kredibilitas dan kepercayaan orang lain terhadapmu. Lebih baik jujur dan transparan dalam negosiasi.

Menjadi Negosiator yang Beretika

Negosiasi yang baik bukan hanya soal mendapatkan keuntungan maksimal, tetapi juga membangun hubungan yang sehat dan berkelanjutan. Dengan menghindari lima taktik di atas, kamu bisa menjadi negosiator yang dihormati dan dipercaya.

Ingatlah bahwa dalam dunia bisnis dan kehidupan, kejujuran dan etika akan selalu membawamu lebih jauh dibandingkan sekadar kemenangan jangka pendek.*

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

55 − = 50
Powered by MathCaptcha