10 Rahasia Sukses IKEA, Kompetitornya Tidak Sadar

  • Bagikan
Strategi IKEA yang tidak disadari kompetitornya
Strategi IKEA yang tidak disadari kompetitornya

KAMAKAMU – IKEA merupakan salah satu perusahaan ritel terbesar di dunia yang berfokus pada perabotan rumah tangga.

Sejak didirikan pada tahun 1958 di Swedia, IKEA telah berkembang pesat dan kini memiliki ratusan toko di berbagai negara.

Keberhasilannya bukan hanya karena produk berkualitas dan harga yang terjangkau, tetapi juga karena strategi bisnis yang cermat dan inovatif.

Perbedaan Fundamental Antara Sales dan Marketing, Awas Jangan Salah

Lalu, apa saja strategi yang membuat IKEA begitu sukses? Simak ulasannya berikut ini.

1. Menciptakan Pengalaman Berbelanja yang Nyaman

Dilansir dari YouTube Handoko Tantra salah satu strategi utama IKEA adalah menciptakan pengalaman berbelanja yang nyaman bagi pelanggan.

Toko-tokonya dirancang menyerupai labirin dengan rute satu arah yang memungkinkan pelanggan melihat seluruh produk yang ditawarkan.

Selain itu, IKEA menyediakan peta, pensil, dan kertas di pintu masuk agar pelanggan dapat mencatat barang yang ingin dibeli, sehingga meningkatkan komitmen mereka untuk berbelanja.

2. Menggunakan Psikologi Ruangan

IKEA menerapkan strategi desain interior yang menghilangkan jendela dan petunjuk waktu di dalam toko.

Hal ini mirip dengan teknik yang digunakan di kasino, di mana pelanggan tidak sadar sudah berada di dalam toko dalam waktu yang lama.

Dengan begitu, peluang mereka membeli lebih banyak barang semakin besar.

3. Menyediakan Fasilitas Anak Gratis

Untuk menarik keluarga, IKEA menyediakan taman bermain anak yang aman dan nyaman.

Orang tua bisa menitipkan anak-anak mereka di area bermain ini secara gratis, sehingga mereka lebih fokus menjelajahi toko tanpa gangguan.

Semakin lama waktu yang dihabiskan pelanggan di toko, semakin besar kemungkinan mereka membeli lebih banyak produk.

4. Menempatkan Produk Pendukung di Sekitar Produk Utama

Setiap produk utama di showroom IKEA selalu didampingi dengan aksesori yang relevan.

Misalnya, tempat tidur dilengkapi dengan bantal dan selimut, meja makan dikelilingi oleh peralatan makan, dan sofa dihiasi dengan bantal dekoratif.

Teknik ini secara tidak langsung mendorong pelanggan untuk membeli lebih banyak barang karena mereka merasa perlu melengkapi produk utama yang sudah mereka pilih.

5. Lokasi Toko yang Jauh dari Pusat Kota

Sebagian besar toko IKEA dibangun di pinggiran kota. Hal ini bukan tanpa alasan.

Jarak yang cukup jauh membuat pelanggan merasa perlu memanfaatkan waktu mereka sebaik mungkin saat berkunjung.

Efek psikologis “sunk cost fallacy” membuat pelanggan berpikir bahwa karena mereka sudah jauh-jauh datang, sayang jika pulang tanpa membeli apa-apa.

6. Restoran di Dalam Toko

IKEA juga memiliki restoran di dalam tokonya yang menawarkan makanan dengan harga terjangkau.

Strategi ini bertujuan agar pelanggan tidak perlu keluar dari toko untuk mencari makan.

Dengan energi yang kembali pulih setelah makan, mereka cenderung akan melanjutkan belanja dan menambah jumlah barang yang mereka beli.

7. Produk Kecil di Dekat Kasir

Ketika pelanggan sedang mengantre di kasir, mereka akan menemukan berbagai produk kecil dengan harga yang terjangkau, seperti lilin aroma terapi, gantungan kunci, atau peralatan dapur sederhana.

Keberadaan produk-produk ini sering kali menggoda pelanggan untuk menambah belanjaan mereka secara impulsif.

8. Konsep DIY (Do It Yourself)

IKEA menjual produk yang belum dirakit, sehingga pelanggan perlu merakitnya sendiri di rumah.

Hal ini bukan hanya mengurangi biaya produksi dan distribusi, tetapi juga menciptakan rasa kepuasan bagi pelanggan yang berhasil merakit furnitur mereka sendiri.

Tak jarang, pelanggan membagikan hasil rakitan mereka di media sosial, secara tidak langsung menjadi promosi gratis bagi IKEA.

Kesimpulan

Keberhasilan IKEA bukanlah suatu kebetulan, melainkan hasil dari strategi bisnis yang matang. Dari desain toko yang menyerupai labirin, fasilitas bermain anak, hingga konsep DIY, semuanya dirancang untuk meningkatkan pengalaman pelanggan dan mendorong mereka membeli lebih banyak produk. Dengan pendekatan inovatif ini, tak heran jika IKEA terus berkembang dan menjadi pemimpin di industri ritel perabotan rumah tangga.*

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

44 − = 41
Powered by MathCaptcha