Serangan Udara Israel di Gaza Renggut Ratusan Nyawa, Termasuk Anak-Anak

  • Bagikan
Kondisi Gaza setelah dibombardir Israel doc Istimewa
Kondisi Gaza setelah dibombardir Israel doc Istimewa

KAMAKAMU – Serangan udara dahsyat yang dilancarkan Israel ke Jalur Gaza pada Selasa (18/3/2025) dini hari telah menyebabkan lebih dari 200 warga Palestina, termasuk bayi dan anak-anak, kehilangan nyawa.

Serangan yang terjadi saat waktu sahur ini sontak mengguncang dunia dan memicu kecaman internasional.

Serangan udara tersebut dimulai sekitar pukul 02.30 waktu setempat, menyasar berbagai wilayah di Jalur Gaza.

Cara Menentukan Harga Jual yang Tepat

Ahmed Abu Rizq, seorang guru di Gaza, menggambarkan kengerian yang ia saksikan.

“Kami terbangun dalam ketakutan, suara ledakan Israel terdengar di mana-mana, anak-anak ketakutan, ambulans berlalu-lalang, dan keluarga-keluarga berdatangan ke rumah sakit dengan sisa-sisa jasad anak-anak mereka,” ujarnya.

Lebih lanjut, Abu Rizq menuturkan bahwa enam belas jet tempur Israel terbang rendah di atas kepala mereka, menambah ketegangan dan ketakutan warga.

“Gelombang serangan dan korban ini terjadi saat seluruh sistem kesehatan Gaza telah runtuh,” tegasnya.

“Jika Anda berada di salah satu rumah sakit di Gaza sekarang, Anda akan melihat darah di mana-mana.” imbuhnya.

Serangan ini merupakan yang terbesar sejak gencatan senjata antara Israel dan Hamas pada 19 Januari 2025.

Gencatan senjata tersebut tampak hancur setelah negosiasi tahap kedua mengalami kebuntuan. 

Militer Israel menyatakan bahwa serangan tersebut menyasar target milisi Hamas.

Namun, jumlah korban sipil yang tinggi, termasuk anak-anak, menimbulkan keprihatinan mendalam.

Organisasi-organisasi kemanusiaan menyerukan penyelidikan independen atas serangan tersebut.

Mereka menekankan pentingnya perlindungan warga sipil dalam konflik bersenjata.

Komunitas internasional mengecam keras serangan tersebut. Banyak negara dan organisasi internasional menyerukan de-eskalasi dan penyelesaian konflik secara damai.

Mereka menekankan bahwa kekerasan hanya akan memperburuk situasi dan menyebabkan lebih banyak penderitaan bagi warga sipil.

Serangan udara ini sekali lagi menyoroti perlunya solusi jangka panjang untuk konflik Israel-Palestina.

Perdamaian yang adil dan berkelanjutan hanya dapat dicapai melalui dialog dan negosiasi, bukan kekerasan.*

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

10 ÷ = 1
Powered by MathCaptcha