KAMAKAMU – Indonesia memiliki lebih dari 270 juta penduduk, menjadikannya sebagai salah satu pasar terbesar di dunia.
Namun, paradoksnya, banyak produk yang beredar justru berasal dari impor, terutama dari China.
Barang elektronik, tekstil, hingga kebutuhan sehari-hari didominasi oleh produk luar, sehingga menyulitkan merek lokal untuk bersaing di tanah air sendiri.
Sisi Gelap Dunia Ekspor yang Wajib Pebisnis Tahu
Kebijakan yang Tidak Sepenuhnya Mendukung Usaha Lokal
Meskipun pemerintah sering menyatakan dukungan bagi UMKM, realitanya kebijakan yang ada sering kali justru mempersulit mereka.
Contohnya, banjirnya produk impor dengan harga murah di e-commerce membuat usaha lokal sulit bertahan.
Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UMKM tahun 2022, sekitar 30% UMKM di sektor ritel dan kerajinan mengalami penurunan penjualan akibat persaingan dengan produk impor.
Korupsi dan Birokrasi Masih Jadi Hambatan Besar
Dilansir dari YouTube Julio Ekspor Korupsi dan birokrasi yang rumit menjadi dua kendala utama dalam berbisnis di Indonesia.
Berdasarkan Indeks Persepsi Korupsi, Indonesia berada di peringkat 110 dari 180 negara, jauh di bawah Singapura yang berada di peringkat 5.
Proses perizinan yang berbelit, adanya praktik uang pelicin, serta regulasi yang sering berubah-ubah membuat dunia usaha semakin sulit berkembang.
Ekspansi ke Luar Negeri
Melihat kondisi ini, banyak pengusaha mulai mempertimbangkan ekspansi ke luar negeri.
Negara-negara seperti Singapura, Inggris, dan Amerika menawarkan regulasi bisnis yang lebih transparan dan efisien.
Bahkan, banyak produk Indonesia yang lebih dihargai di pasar internasional dibandingkan di dalam negeri. Dengan ekosistem bisnis yang lebih stabil dan kemudahan dalam perizinan, berbisnis di luar negeri menjadi pilihan yang semakin menarik.
Konsumen Global Menghargai Produk Berkualitas
Pasar luar negeri menawarkan peluang besar bagi produk-produk Indonesia yang memiliki kualitas tinggi.
Misalnya, produk makanan, kerajinan tangan, dan fesyen dari Indonesia sering kali mendapat apresiasi lebih di pasar internasional.
Konsumen luar negeri tidak hanya mencari harga murah, tetapi juga mengutamakan kualitas dan nilai tambah dari sebuah produk.
Pajak yang Lebih Transparan dan Digunakan Secara Efektif
Salah satu keuntungan lain berbisnis di luar negeri adalah sistem perpajakan yang lebih transparan.
Meskipun tarif pajak di beberapa negara lebih tinggi dibandingkan Indonesia, pengusaha merasa lebih nyaman karena pajak yang dibayarkan digunakan untuk pembangunan yang jelas dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.
Digitalisasi Memudahkan Ekspansi Global
Saat ini, digitalisasi telah membuka banyak peluang bagi pengusaha untuk menjual produk mereka ke pasar global.
Dengan adanya platform e-commerce internasional, pembayaran digital, serta pengiriman lintas negara yang semakin mudah, ekspansi ke luar negeri tidak lagi sesulit beberapa tahun lalu.
Fokus pada Pasar Global untuk Pertumbuhan Jangka Panjang
Daripada terus bertahan dalam ekosistem bisnis yang penuh tantangan di Indonesia, banyak pengusaha memilih untuk memperluas pasar ke luar negeri.
Hal ini bukan berarti meninggalkan Indonesia sepenuhnya, tetapi lebih pada strategi untuk meningkatkan peluang pertumbuhan bisnis.
Dengan memahami aturan main di pasar global, bisnis yang dijalankan bisa lebih berkembang dan bertahan dalam jangka panjang.
Kesimpulan
Meskipun Indonesia memiliki pasar yang besar, tantangan seperti dominasi produk impor, regulasi yang tidak stabil, serta birokrasi yang kompleks membuat banyak pengusaha memilih untuk berbisnis di luar negeri.
Dengan sistem yang lebih transparan, peluang investasi yang lebih luas, serta konsumen yang lebih menghargai kualitas, ekspansi ke luar negeri menjadi strategi cerdas bagi mereka yang ingin mengembangkan bisnisnya.
Kini saatnya para pengusaha muda mulai mempertimbangkan langkah ekspansi global untuk mencapai kesuksesan yang lebih besar.*