KAMAKAMU – Istilah brand dalam dunia marketing dan bisnis seringkali menjadi topik pembicaraan.
Sayangnya, banyak yang belum memahami konsep brand secara mendalam dan komprehensif.
Padahal, membangun brand yang kuat adalah kunci kesuksesan jangka panjang dalam bisnismu.
Kemendag Tindak Tegas Pelaku Usaha Nakal Minyakita, 66 Distributor dan Pengecer Kena Sanksi!
Tingkatan Brand
Dilansir dari YouTube Marketeers TV Konsep hierarki brand membantu kita memahami posisi brand di benak konsumen.
Setiap tingkatan memiliki karakteristik dan strategi yang berbeda.
1. Lagger Brand
Pada tingkatan terendah ini, sebuah brand mengalami kesulitan besar karena citra negatif yang melekat di benak konsumen. Hal ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kualitas produk yang buruk, layanan pelanggan yang mengecewakan, atau skandal yang merusak reputasi. Brand-brand dalam kategori ini sering kali berjuang untuk bertahan di pasar dan membutuhkan upaya besar untuk memulihkan citra mereka.
2. Branded Commodity
Di tingkatan ini, sebuah brand memiliki atribut merek, tetapi tidak mampu membedakan dirinya secara signifikan dari pesaing. Produk atau layanan yang ditawarkan mungkin memiliki kualitas yang baik, tetapi tidak memiliki nilai tambah yang unik. Konsumen melihat brand ini sebagai komoditas biasa, dan keputusan pembelian sering kali didasarkan pada harga.
3. Familiarity
Brand-brand yang mencapai tingkatan familiarity dikenal luas oleh konsumen, tetapi belum berhasil membangun ikatan emosional yang kuat. Meskipun mereka mungkin memiliki pangsa pasar yang besar, konsumen tidak merasa terikat secara emosional dengan brand tersebut. Tantangan bagi brand-brand ini adalah untuk mengubah kesadaran menjadi loyalitas.
4. Resonate
Pada tingkatan resonate, sebuah brand unggul dalam fitur dan menawarkan nilai yang baik bagi konsumen. Mereka berhasil memenuhi kebutuhan dan harapan konsumen dengan produk atau layanan yang berkualitas. Brand-brand ini membangun reputasi yang solid dan mendapatkan kepercayaan konsumen.
5. Inspired
Tingkatan inspired dicapai oleh brand-brand yang mampu membangun hubungan emosional yang mendalam dengan konsumen. Mereka tidak hanya menawarkan produk atau layanan yang baik, tetapi juga menginspirasi dan memotivasi konsumen. Brand-brand ini menciptakan pengalaman yang bermakna dan membangun komunitas yang loyal.
6. Cult
Tingkatan tertinggi, cult, dicapai oleh brand-brand yang memiliki konsumen dengan loyalitas yang sangat tinggi. Konsumen merasa sangat terhubung dengan brand tersebut dan bahkan menganggapnya sebagai bagian dari identitas mereka. Brand-brand cult memiliki pengikut yang fanatik dan mampu menciptakan tren dan budaya mereka sendiri.
Membangun Brand yang Kuat
Banyak yang beranggapan bahwa membangun brand hanya tentang meningkatkan popularitas.
Padahal, brand yang kuat harus mampu membangun hubungan emosional dengan konsumen.
Brand terbentuk di benak konsumen. Oleh karena itu, pemahaman yang mendalam tentang perilaku konsumen sangat penting dalam membangun brand yang sukses.
Setiap tingkatan brand membutuhkan strategi branding yang berbeda. Misalnya, brand yang berada di tingkatan “inspired” perlu fokus pada membangun hubungan emosional dengan konsumen.
Apple dan Harley-Davidson
Apple dan Harley-Davidson adalah contoh brand yang berhasil mencapai tingkatan “cult”. Konsumen memiliki loyalitas yang sangat tinggi terhadap kedua brand ini, bahkan terhadap kekurangan produknya.
Kesimpulan
Membangun brand yang kuat membutuhkan waktu dan usaha. Namun, investasi ini akan memberikan hasil yang signifikan dalam jangka panjang. Hierarki brand ini memberikan kerangka kerja yang berguna untuk memahami posisi sebuah brand di pasar dan mengembangkan strategi yang efektif untuk meningkatkan citra dan loyalitas konsumen.*