2 Strategi Bisnis dengan Produk White Label

  • Bagikan
Strategi bisnis menggunakan produk white label Freepik
Strategi bisnis menggunakan produk white label Freepik

KAMAKAMU – Pernahkah kamu memperhatikan produk-produk dengan merek supermarket atau toko tertentu, seperti air mineral, camilan, atau produk perawatan tubuh? Itulah yang disebut dengan produk white label.

Produk ini semakin menjamur di dunia retail, tapi tahukah kamu bagaimana strategi di baliknya?

Yuk, kita bahas seluk-beluk produk white label dan bagaimana cara meraih keuntungan darinya!

Strategi Efektif Menentukan Budgeting Marketing Bisnis

Konsep White Label

Dilansir dari YouTube Marketeers TV produk white label adalah produk yang diproduksi oleh pihak ketiga, kemudian dijual kembali dengan merek milik retailer atau penjualnya.

Konsep ini memungkinkan retailer untuk menawarkan produk dengan merek mereka sendiri, tanpa perlu repot memproduksi barang tersebut

 Kamu pasti sering menemukannya di supermarket atau minimarket, seperti air mineral merek toko, camilan, atau bahkan produk perawatan tubuh.

Konsep ini juga berlaku di industri lain, seperti otomotif dengan oli atau radiator merek bengkel.

Asal Mula dan Tujuan White Label

Awalnya, bisnis yang sudah besar ingin memenuhi kebutuhan konsumen dengan produk yang berhubungan dengan bisnis utama mereka, tapi bukan keahlian utama mereka.

Misalnya, bengkel mobil yang menjual oli merek sendiri. Dengan menjual produk white label, reseller bisa mendapatkan keuntungan lebih besar karena tidak hanya mendapat margin penjualan, tapi juga margin dari selisih harga produksi dan harga jual.

Selain itu, mereka juga bisa memanfaatkan loyalitas pelanggan yang sudah ada.

Strategi Jitu di Balik Produk White Label

Agar sukses dengan produk white label, ada dua prinsip utama yang harus dipegang, yaitu:

Jual lebih murah dengan kualitas yang sama. Konsumen akan tertarik jika produk white label menawarkan harga yang lebih terjangkau dengan kualitas yang setara dengan merek lain.

Jual kualitas lebih bagus dengan harga yang sama. Jika harga sama, konsumen akan memilih produk white label yang menawarkan kualitas lebih baik.

Selain itu, produk white label biasanya bermain di kategori produk dengan keterlibatan rendah (low involvement), seperti air mineral atau camilan.

Konsumen tidak terlalu memikirkan merek dan lebih fokus pada harga atau ketersediaan. Produk dengan kualitas yang sulit dibedakan (intangible) juga lebih mudah dimasuki oleh produk white label.

Dua Strategi Utama White Label

Secara garis besar, ada dua strategi utama dalam penerapan white label:

1. Menurunkan produk branded menjadi komoditas.

Strategi ini diterapkan pada produk yang sebenarnya tidak memiliki pembeda signifikan, seperti air mineral.

Dengan menawarkan harga lebih murah, produk white label bisa menarik konsumen yang tidak terlalu peduli dengan merek.

2. Menaikkan produk komoditas menjadi branded.

Strategi ini diterapkan pada produk yang awalnya komoditas tanpa merek, seperti bawang merah.

Dengan meningkatkan standar kualitas dan pengemasan, produk white label bisa menawarkan nilai tambah bagi konsumen.

Kesimpulan

Produk white label bisa menjadi strategi yang menguntungkan bagi retailer jika dilakukan dengan tepat. Kuncinya adalah memahami kebutuhan konsumen, menawarkan nilai tambah, dan memilih produk yang sesuai. Dengan strategi yang tepat, produk white label bisa menjadi sumber keuntungan yang menjanjikan.*

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

42 + = 46
Powered by MathCaptcha