KAMAKAMU – Sebagai marketer, tugasmu bukan hanya membuat iklan yang menarik, tapi juga mempersuasi konsumen agar membeli produkmu.
Sayangnya, tidak semua komunikasi bisa persuasif. Lalu, bagaimana caranya agar komunikasi yang kamu lakukan bisa lebih dari sekadar menyampaikan informasi?
Yuk, simak penjelasannya!
Jangan Panik jika Pesaingmu Menurunkan Harga, Ini yang Harus Dilakukan
Produk Bagus, Iklan Keren, Tapi Kok Sepi Pembeli?
Dilansir dari YouTube Marketeers TV pernahkah kamu merasa sudah melakukan semua hal yang benar, tapi produkmu tetap tidak laku?
Produk bagus, fitur terbaik, harga bersaing, merek oke, iklan keren, bahkan brand ambassador terkenal, tapi tetap saja penjualan tidak sesuai harapan.
Hal ini bisa terjadi karena kamu hanya fokus pada komunikasi, bukan persuasi.
Komunikasi vs Persuasi
Banyak marketer yang berpikir bahwa tugas mereka hanya membuat iklan yang menarik dan mengkomunikasikan keunggulan produk.
Padahal, tugas utama seorang marketer adalah mempersuasi konsumen untuk membeli produk.
Komunikasi yang baik memang penting, tapi tanpa persuasi, komunikasi tersebut tidak akan menghasilkan penjualan.
Tiga Level Komunikasi dalam Persuasi
Dalam persuasi, komunikasi memiliki tiga level:
Menyampaikan Informasi
Level dasar ini bertujuan untuk menarik perhatian audiens. Sayangnya, banyak marketer yang hanya fokus pada mencari perhatian tanpa memperhatikan relevansi informasi yang disampaikan.
Mencapai Pemahaman dan Kesepakatan
Level ini memastikan bahwa audiens memahami pesan yang disampaikan dan setuju dengan maksud dari pesan tersebut.
Empati dan pemahaman mendalam tentang kebutuhan konsumen sangat penting di level ini.
Mendorong Tindakan
Level tertinggi ini tidak hanya membuat audiens memahami dan setuju, tapi juga mendorong mereka untuk mengambil tindakan, yaitu membeli produk.
Masalah Sebenarnya Bukan di Tujuan, Tapi di Perjalanan
Seringkali, marketer hanya fokus pada tujuan akhir, yaitu penjualan. Padahal, perjalanan konsumen dari melihat iklan hingga membeli produk penuh dengan hambatan.
Hambatan-hambatan ini bisa berupa kurangnya kemampuan (ability), misalnya harga yang terlalu mahal atau proses pembelian yang rumit.
Mengatasi Hambatan di Perjalanan Konsumen
Untuk mengatasi hambatan-hambatan ini, kamu perlu:
- Memahami konsumen secara mendalam (empathy).
- Menekan ego dan fokus pada kebutuhan konsumen.
- Memahami kondisi psikologis konsumen, seperti heuristic bias dan friction.
- Memberikan solusi yang tepat di setiap decision point konsumen.
Kesimpulan
Persuasi bukan hanya tentang komunikasi, tapi juga tentang memahami konsumen dan mengatasi hambatan-hambatan yang mereka hadapi. Dengan memahami konsumen, menekan ego, dan memahami psikologi konsumen, kamu bisa mempersuasi mereka untuk membeli produkmu dan mencapai tujuanmu sebagai marketer.*