KAMAKAMU – Bulan Ramadhan pasti kamu sudah mulai lihat iklan sirup, biskuit, dan makanan lainnya berseliweran di TV atau media sosial.
Nah, sadar nggak sih, iklan-iklan makanan dan minuman ini dari tahun ke tahun kok kayak gitu-gitu aja? Padahal, kategori produk lain udah pada berani main kreatif dengan ide-ide yang lebih segar.
Eits, jangan salah sangka dulu. Ada alasan kuat kenapa iklan makanan dan minuman di bulan Ramadhan tetap mempertahankan gaya klasik mereka. Yuk, kita bahas lebih dalam!
Cara Menerapkan Segmentation, Targeting, Positioning di Bisnis
Kekuatan Visual dalam Iklan Makanan
Dilansir dari YouTube Marketeers TV makanan dan minuman itu beda sama produk lain. Keputusan pembeliannya sangat bergantung pada indra pengecap. Makanya, visual yang menggugah selera jadi kunci utama dalam iklan.
Coba deh, bayangin iklan ayam goreng dengan kulit krispi yang renyah, atau minuman dingin dengan embun yang menempel di gelas. Pasti langsung bikin ngiler, kan?
Visual-visual ini bukan cuma sekadar gambar, tapi juga pemicu memori. Otak kita langsung merekam dan memanggil kembali pengalaman makan yang menyenangkan di masa lalu.
Jadi, pas lihat iklan makanan yang enak, kita langsung kebayang rasanya dan pengen nyobain.
Mirror Neuron
Selain visual, ada faktor lain yang bikin iklan makanan begitu kuat, yaitu mirror neuron. Ini adalah bagian otak yang membuat kita bisa merasakan apa yang orang lain rasakan, terutama saat melihat mereka makan.
Pernah nggak sih kamu ngiler pas lihat food vlogger makan dengan lahap? Nah, itu dia peran mirror neuron.
Mirror neuron ini juga yang bikin kita bisa ngebayangin rasa makanan hanya dengan melihatnya. Coba deh, bayangin mangga matang yang manis dan segar. Pasti air liurmu langsung keluar, kan? Ini adalah reaksi biologis yang nggak bisa kita kontrol.
Kenapa Iklan Makanan Nggak Perlu Terlalu Kreatif?
Dengan kekuatan visual dan mirror neuron, iklan makanan sebenarnya nggak perlu terlalu kreatif untuk menarik perhatian. Cukup tampilkan makanan atau minuman dengan visual yang menggugah selera, dan tambahkan adegan orang makan dengan nikmat. Dijamin, penonton langsung tergiur dan pengen nyobain.
Tentu saja, kreativitas tetap penting dalam iklan makanan. Tapi, fokus utamanya tetap pada penyampaian pesan tentang kelezatan dan kenikmatan makanan itu sendiri.
Faktor Lain yang Mempengaruhi
Meskipun begitu, perlu diketahui bahwa mirror neuron ini berbeda-beda pada setiap orang. Ada beberapa hal yang mempengaruhi, yaitu:
Database memori yang sudah tersimpan
Jika kamu tidak menyukai makanan tertentu, maka visual makanan itu tidak akan menggugah selera.
Kemampuan empati
Setiap orang memiliki kemampuan empati yang berbeda-beda. Ada yang mudah membayangkan dan merekonstruksi rasa di otaknya, ada juga yang tidak.
Kesimpulan
Jadi, sekarang kamu sudah tahu kan kenapa iklan makanan dan minuman di bulan Ramadhan tetap mempertahankan gaya klasiknya? Ternyata, ada alasan ilmiah di balik itu semua. Kekuatan visual dan mirror neuron adalah senjata ampuh untuk menggugah selera dan memicu keinginan untuk makan.*