KAMAKAMU – Dunia otomotif itu ternyata kompleks, bukan cuma soal spesifikasi teknis, tapi juga sentuhan manusia yang bikin semuanya berjalan.
Nah, kali ini kita bakal bahas lima hal penting yang perlu kamu pahami sebagai pelaku marketing di bidang otomotif, atau bahkan di bidang lainnya. Yuk, simak!
40 Pelajaran Hidup di Usia 40 Tahun ala Raditya Dika
1. Harga Tinggi, Risiko Tinggi, Bunga Tinggi
Dilansir dari YouTube Marketeers TV pernah lihat harga mobil bekas yang harga kreditnya lebih murah dari harga cash? Itu namanya “complication calculation”.
Teknik ini sering dipakai perusahaan pembiayaan karena penjualan mobil bekas punya risiko tinggi. Harga mobil terus turun, risiko kerusakan dan kecelakaan lebih besar.
Makanya, mereka menetapkan bunga tinggi. Tapi, bunga tinggi ini bisa jadi penghalang buat konsumen.
Strategi
Perusahaan pembiayaan mengakali ini dengan menampilkan harga pokok utang yang lebih rendah di pembelian kredit, sehingga konsumen merasa lebih untung.
Perhitungan yang rumit, ditambah opsi asuransi dan paket DP/cicilan yang beragam, bikin konsumen malas menghitung dan akhirnya memilih shortcut.
2. Social Prestige
Otomotif itu produk prestis. Lihat aja, banyak orang rela datang ke pameran otomotif, meski nggak niat beli.
Iklan-iklannya pun selalu jualan impian seperti momen bahagia bareng keluarga, jadi orang sukses, atau jadi jagoan ala film action.
Strategi
Salesman otomotif seringkali memuji calon konsumen untuk meningkatkan gengsi dan kepercayaan diri mereka.
Penggunaan SPG yang menarik juga bagian dari strategi ini.
Iklan otomotif juga sering menggunakan subliminal message untuk memicu gengsi konsumen.
3. Social Influence
Kita seringkali nggak bisa lepas dari pengaruh sosial saat membeli otomotif. Lihat aja gimana penjualan mobil di pameran besar bisa melonjak drastis. Ini karena adanya efek kerumunan (social influence).
Strategi
Brand-brand besar sering membuka daftar inden jauh-jauh hari, bahkan sebelum produknya diluncurkan. Ini menciptakan efek FOMO (fear of missing out) dan mendorong orang untuk ikut memesan.
4. Community Marketing
Komunitas otomotif punya peran penting dalam memperkuat loyalitas merek dan membangun kepercayaan. Anggota komunitas bisa jadi ambassador yang efektif buat calon konsumen.
Strategi
Brand otomotif sering mengadakan acara komunitas untuk mempererat hubungan antar anggota dan antara anggota dengan merek.
Anggota komunitas cenderung memberikan ulasan positif dan merekomendasikan merek yang mereka gunakan.
5. Brand Sebagai Identitas
Di dunia otomotif, brand seringkali jadi identitas. Pengguna BMW disebut “anak BMW”, pengguna Toyota disebut “anak Toyota”. Ini menunjukkan bahwa brand otomotif punya makna lebih dari sekadar produk.
Strategi
Marketer otomotif yang jago memahami bahwa brand harus dibangun untuk menciptakan identitas yang kuat.
Status ekonomi seseorang seringkali dinilai dari mobil yang dikendarainya, bukan sebaliknya.
Kesimpulan
Jadi, buat kamu yang berkecimpung di dunia marketing otomotif, ingatlah bahwa ini bukan cuma soal spesifikasi teknis. Kamu perlu memahami perilaku manusia, memanfaatkan emosi, dan membangun brand yang kuat. Dengan begitu, kamu bisa sukses di industri yang kompetitif ini.*