KAMAKAMU – Ada satu jenis restoran yang berkembang pesat banget dalam 10 tahun terakhir, bukan cuma satu dua brand, tapi banyak brand baru bermunculan.
Menariknya, jumlah restoran sejenis yang tutup kayaknya enggak sebanyak restoran yang buka.
Kesuksesan ini juga enggak lepas dari bagaimana layanan yang ditawarkan itu amat sangat make sense, setidaknya dari sisi behavioral science.
40 Pelajaran Hidup di Usia 40 Tahun ala Raditya Dika
Projection Bias
Dilansir dari YouTube Marketeers TV Restoran all you can eat memanfaatkan sebuah heuristic bias yang disebut projection bias.
Ini adalah bias psikologi di mana kita punya kecenderungan untuk salah menilai kemampuan kita di masa depan.
Kebanyakan dari kita menilai diri kita tuh lebih baik dari kenyataan. Misalnya, kita berpikir bisa makan lebih banyak dari harga yang kita bayar. Padahal, kenyataannya cuma sedikit orang yang mampu melakukan itu.
Fakta Biologis yang Sering Dilupakan
Selain itu, ada dua fakta biologis yang sering enggak kita sadari. Pertama, protein bikin kita kenyang lebih cepat daripada karbohidrat.
Jadi, meskipun kita berpikir makan daging sepuasnya itu menguntungkan, justru itu yang bikin kita cepat kenyang.
Kedua, proses memasak sambil makan juga bikin perut kita lebih cepat penuh. Sambil nunggu dan masak, lambung kita punya waktu untuk memproses makanan, yang akhirnya bikin kita merasa kenyang lebih cepat dari perkiraan.
Option Volcy
Restoran all you can eat juga menawarkan banyak pilihan menu, mulai dari appetizer, main course, sampai dessert.
Padahal, sebagian besar dari kita enggak akan sanggup nyicipin semuanya. Tapi, kita tetap mau bayar lebih untuk pilihan yang banyak itu.
Ini yang disebut option volcy, kecenderungan kita untuk mau bayar lebih untuk punya pilihan, meskipun pilihan itu belum tentu kita pakai.
Action Fluency
Makanan di buffet diletakkan sedemikian rupa sehingga gampang dilihat dan terlihat menggiurkan.
Ini mendorong kita untuk langsung mengambil dan makan, padahal tugas makanan buffet itu sebenarnya untuk bikin kita kenyang lebih awal.
Kemudahan ini yang disebut action fluency, kecenderungan kita untuk melakukan sesuatu yang lebih mudah.
Context Dependent
Pernah enggak kamu perhatikan kalau restoran all you can eat pakai piring berukuran sedang? Ini bukan tanpa alasan.
Manusia cenderung enggak punya ukuran yang akurat terhadap sesuatu. Kita mengukur sesuatu relatif pada konteksnya.
Dengan piring yang lebih kecil, kita jadi enggak sadar sudah mengambil makanan dalam jumlah yang cukup banyak.
Pain of Paying
Restoran all you can eat modern biasanya menerapkan pembayaran setelah selesai makan. Ini berbeda dengan restoran all you can eat zaman dulu yang pembayarannya di depan.
Secara bawah sadar, membayar itu hal yang enggak menyenangkan. Dengan membayar di belakang, kita jadi enggak merasa perlu “balas dendam” dengan mengambil makanan sebanyak-banyaknya.
Kesimpulan
Banyak tindakan kita dipengaruhi oleh pertimbangan psikologis yang terjadi secara otomatis di bawah sadar. Kalau kita mengerti hal ini, kita bisa meningkatkan bisnis kita, tentunya dengan batasan etika. Pertanyaannya, seberapa jauh kita mau berusaha mengerti konsumen dan melatih empati?.*