KAMAKAMU – Pernah gak sih kamu merasa bingung kenapa beberapa iklan atau desain produk itu terasa lebih menarik dan persuasif daripada yang lain?
Ternyata, ada rahasia di balik itu semua, lho! Namanya neurodesain, sebuah pendekatan yang menggabungkan ilmu saraf dan desain untuk menciptakan materi marketing yang lebih efektif.
Nah, kali ini kita akan bahas 8 prinsip neurodesain yang bisa bantu kamu, para marketer dan desainer muda, untuk bikin materi marketing yang lebih kece dan persuasif.
Framework Marketing, Catat Agar Kamu Tidak Salah Paham!
1. Kontras
Dilansir dari YouTube Marketeers TV pertama-tama, ada yang namanya kontras. Prinsip ini memanfaatkan perbedaan yang mencolok antara elemen-elemen desain untuk menarik perhatian audiens.
Misalnya, kamu bisa menggunakan warna yang kontras, ukuran yang berbeda, atau bentuk yang unik.
Dengan begitu, mata audiens akan langsung tertuju pada elemen yang paling menonjol.
2. Elemen Familiar
Selanjutnya, jangan pernah remehkan kekuatan elemen familiar. Otak kita cenderung lebih tertarik pada hal-hal yang sudah dikenal.
Jadi, jangan takut untuk menggunakan elemen-elemen yang familiar dalam desainmu.
Justru, hal itu bisa membuat audiens merasa lebih nyaman dan terhubung dengan materi marketingmu.
3. Pola
Otak manusia itu pada dasarnya suka mencari pola. Nah, prinsip ini bisa kamu manfaatkan untuk membangun engagement dengan audiens.
Misalnya, kamu bisa menggunakan pola berulang, simetri, atau komposisi yang teratur. Dengan begitu, otak audiens akan merasa puas karena berhasil menemukan keteraturan dalam desainmu.
4. Foto Wajah Manusia
Ini dia salah satu prinsip yang paling penting foto wajah manusia selalu lebih menarik daripada foto produk atau ilustrasi.
Mata manusia punya kemampuan luar biasa untuk menangkap ekspresi dan emosi. Jadi, jangan ragu untuk menggunakan foto wajah manusia dalam materi marketingmu.
Pastikan ekspresi wajahnya natural dan sesuai dengan pesan yang ingin kamu sampaikan, ya!
5. Komposisi
Komposisi itu seperti mengatur elemen-elemen desain agar terlihat seimbang dan harmonis.
Kamu bisa menggunakan komposisi simetris untuk menciptakan kesan stabil dan formal, atau komposisi asimetris untuk menciptakan kesan dinamis dan kreatif.
Ingat, komposisi yang baik bisa membuat desainmu lebih enak dipandang dan mudah dicerna oleh otak audiens.
6. Hierarki
Otak kita bekerja dengan skala prioritas. Jadi, jangan paksakan semua pesan masuk ke dalam satu desain dengan ukuran yang sama.
Tentukan hierarki pesan yang ingin kamu sampaikan, lalu sesuaikan ukuran dan penempatan elemen desainnya.
Pesan yang paling penting harus terlihat paling menonjol, sedangkan pesan yang kurang penting bisa ditempatkan di bagian yang kurang mencolok.
7. Penempatan Sesuai Cara Kerja Otak
Otak kanan dan otak kiri punya fungsi yang berbeda. Otak kanan lebih kuat dalam memproses visual, sedangkan otak kiri lebih kuat dalam memproses teks.
Nah, kamu bisa memanfaatkan hal ini dengan menempatkan elemen visual di sebelah kiri dan elemen teks di sebelah kanan desainmu.
Dengan begitu, otak audiens akan lebih mudah mencerna informasi yang kamu sampaikan.
8. Hidden Gem
Terakhir, jangan lupa untuk menambahkan “hidden gem” atau kejutan kecil dalam desainmu.
Misalnya, kamu bisa menggunakan negative space untuk menyembunyikan elemen desain tersembunyi, atau menciptakan ilusi optik yang menarik.
Kejutan-kejutan kecil seperti ini bisa membuat audiens merasa penasaran dan lebih engage dengan desainmu.
Nah, itu dia 8 prinsip neurodesain yang bisa kamu terapkan dalam desain marketingmu. Ingat, desain yang baik bukan hanya tentang estetika, tapi juga tentang bagaimana otak audiens memproses informasi.
Dengan memahami prinsip-prinsip neurodesain, kamu bisa menciptakan materi marketing yang lebih persuasif dan efektif.*